Pengertian Perang Dagang, Senjata, dan Dampaknya
Perang Dagang |
A. Pengertian Perang Dagang
Perang dagang adalah suatu konflik ekonomi yang terjadi antar dua negara yang sebelumnya sudah saling bekerja sama dan terikat dalam hubungan dagang. Konflik ekonomi ini terjadi ketika suatu negara memberlakukan atau meningkatkan tarif atau hambatan perdagangan lainnya sebagai balasan terhadap hambatan perdagangan yang ditetapkan oleh pihak yang lain.
Perang dagang biasanya diakibatkan oleh kebijakan proteksionisme yang diberlakukan oleh suatu negara untuk melindungi produsen lokal, mengembalikan lapangan pekerjaan dari luar negeri, atau akibat persepsi bahwa praktik dagang negara lain itu tidak adil dan perlu diseimbangi dengan tarif. Di pihak lain, tujuan dilakukannya perang dagang sendiri adalah demi merugikan perdagangan negara yang satu dengan yang lainnya.
Terdapat konsensus di kalangan ahli ekonomi bahwa proteksionisme berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, sementara perdagangan bebas, deregulasi dan reduksi hambatan perdagangan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Perang dagang dan proteksionisme juga telah dianggap sebagai penyebab beberapa krisis ekonomi, khususnya Depresi Besar.
Seperti yang beberapa tahun terakhir tengah terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Presiden Amerika kala itu menerapkan kebijakan ekonomi yang sangat kontroversial. Trump meningkatkan tarif bea masuk impor pada lebih dari 1.300 produk yang berasal dari China sampai 25%. Kebijakan ini ditempuh sebagai suatu upaya demi memangkas defisit neraca perdagangan AS pada China yang mempunyai kesenjangan sampai US$ 300 miliar dari tahun 2014 lalu.
Selain itu, kebijakan ini juga sebagai upaya balas dendam AS yang menganggap China sudah melakukan pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual milik perusahaan AS yang sedang berekspansi di China. Lantas, China pun tidak diam saja dengan kebijakan ekonomi yang ditetapkan AS. China membalasnya dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi yang juga sama, yaitu dengan meningkatkan bea tarif impor terhadap lebih dari 106 produk asal AS dari 15 – 25%. Kebijakan yang ditempuh oleh kedua negara inilah yang memicu adanya perang dagang.
B. Senjata Perang Dagang
Sebenarnya, masih ada banyak senjata yang bisa digunakan untuk melakukan perang dagang. Menghambat jalur investasi China di Amerika, yang beberapa tahun lalu dilakukan oleh Trump, hanyalah salah satunya saja. Meremehkan ataupun memanipulasi lebih rendah mata uang negara lain adalah salah satu senjata lainnya yang bisa digunakan dalam perang dagang.
Berbagai negara selama bertahun-tahun lamanya sudah banyak yang menggunakan cara lain guna menghindari barang asing, dan melindungi perusahaan lokal, yang merupakan suatu kegiatan yang dikenal dengan merkantilisme.
C. Dampak Perang Dagang
1. Dampak perang dagang bagi perekonomian suatu negara
Perang dagang di antara AS dengan Cina justru menyandera perdagangan negara satu sama lain. Tak hanya merugikan negara lawan, pembatasan impor dalam perang dagang ini justru merugikan perekonomian dalam negeri.
Dengan naiknya bea masuk tarif impor baja dan aluminium dari Cina, maka jumlah impor atas kedua jenis produk tersebut berkurang. Lebih lanjut, kedua jenis produk tersebut akan sulit ditemukan di pasar AS. Hal ini mengakibatkan terhambatnya proses produksi dari perusahaan-perusahaan di AS yang menggunakan bahan baku baja dan aluminium.
Jika pun ada, harganya pasti lebih mahal. Bahan baku yang mahal tentu akan berpengaruh pada harga produk akhir siap jual yang mahal pula. Tak hanya produsen, konsumen yang membutuhkan produk tersebut juga mau tidak mau terkena imbasnya, yakni harus membayar mahal untuk produk yang dibutuhkannya itu.
Sama halnya dengan Cina. Pembatasan impor untuk produk-produk dari AS seperti kedelai, minuman anggur, buah, mobil, pesawat, dan lainnya juga berpengaruh pada perekonomian dalam negeri Cina sendiri. Inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi yang melambat harus dialami oleh negara-negara yang terlibat dalam perang dagang.
Lantas, siapa yang akan memenangkan perang dagang antara AS dengan Cina? Sebagaimana diketahui bahwa kedua negara, baik AS maupun Cina sama-sama memiliki perekonomian yang kuat. Namun, apabila dibandingkan di antara keduanya, perekonomian Cina cenderung lebih kuat dibandingkan dengan AS.
Dalam beberapa tahun ini, Cina memang mengalami pertumbuhan ekonomi yang fantastis, yang menjadikannya sebagai negara yang kuat secara ekonomi. Tak hanya melakukan pembangunan ekonomi di dalam negeri, Cina juga melakukan investasi di sejumlah negara. Sebut saja Hong Kong, Australia, Singapura, Pakistan, Sri Langka, Afrika Selatan, Kanada, Rusia, dan termasuk pula Indonesia.
Meski sebagian produk kebutuhan di Cina dipasok dari AS, namun secara kuantitas justru AS lebih banyak mengimpor produk kebutuhannya dari Cina. Artinya, tingkat ketergantungan AS terhadap Cina lebih besar dibandingkan sebaliknya. Jadi, siapa yang akan memenangkan perang dagang ini?
2. Dampak perang dagang pada perekonomian negara lain
Jika perang dagang hanya melibatkan dua negara, dampaknya bisa saja mempengaruhi perekonomian negara lain. Dampak ini bisa positif bisa juga negatif. Dampak positifnya, negara-negara lain berkesempatan untuk menjadi pemasok atau mengekspor produk ke negara-negara yang terlibat dalam perang dagang, dalam kasus ini baik AS maupun Cina.
Adanya pembatasan impor yang diberlakukan oleh AS dan Cina tentu akan berpengaruh pada keterbatasan produk kebutuhan di kedua negara. Kenaikan bea masuk tarif impor yang diberlakukan AS terhadap produk Cina, mendorong Cina untuk mencari negara alternatif yang mampu menjadi pemasok produk-produk kebutuhannya. Demikian pula dengan AS. Sebab itulah, perang dagang antara AS dengan Cina ini membuka peluang bagi negara-negara lain untuk masuk ke pasar kedua negara yang sedang bersitegang secara ekonomi tersebut.
Dampak negatifnya, pembatasan impor produk baja dan aluminium dari Cina oleh AS mendorong Cina untuk mencari pasar lain. Artinya, Cina akan meningkatkan penjualan baja dan aluminium ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini pasti akan meresahkan produsen baja dalam negeri yang sebelumnya cukup merajai pasar lokal.
Bagi konsumen secara umum di negara-negara yang tidak terlibat dalam perang dagang tidak terdampak. Justru dengan masuknya produk baik dari AS maupun Cina akan memberikan lebih banyak pilihan, termasuk dalam hal harga. Mana yang lebih berkualitas, produk lokal, AS, atau Cina. Tergantung dari konsumen dalam memilih.
Kebijakan menaikkan bea masuk tarif impor produk asal Cina oleh AS berpotensi memicu perang dagang dengan negara terkait. Apalagi Cina pun merespons dengan mengambil kebijakan yang sama untuk produk asal AS. Perang dagang yang dilakukan dengan membatasi impor dari masing-masing kedua negara tak hanya berdampak pada perekonomian negara-negara yang terlibat perang saja, tetapi juga negara-negara lainnya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment