Pengertian Nilai Riil Uang, Contoh, Teori, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Nilai Riil Uang
Nilai Riil Uang

A. Pengertian Nilai Riil Uang

Nilai riil uang adalah kemampuan daya tukar ataupun daya beli uang pada produk barang atau jasa. Daya beli uang berkurang ketika harga naik. Kita membutuhkan lebih banyak uang untuk membeli produk yang sama dengan jumlah yang sama. Kondisi sebaliknya berlaku ketika harga jatuh.

Secara agregat, kenaikan harga barang dan jasa mengacu pada inflasi. Karena itu, inflasi menyebabkan nilai riil uang berfluktuasi. Inflasi naik dan turun, tergantung pada keadaan ekonomi.

Selama ekspansi ekonomi, inflasi meningkat. Karena daya beli uang turun, pekerja meminta upah nominal yang lebih tinggi. Demikian juga, bank membebankan premi bunga yang lebih tinggi untuk mengimbangi risiko inflasi.

B. Contoh Nilai Riil Uang

Sepuluh tahun yang lalu, mata uang Rp 5000 bisa kita gunakan untuk membeli satu porsi bakso atau mie ayam, namun sekarang tidak lagi bisa. Itu artinya, nilai riil mata uang Rp 5000 sudah menurun, tapi nominalnya tetaplah sama.

Contoh lainnya, Pak Romli memiliki uang Rp 5000, harga minyak tanah pada saat itu adalah Rp 1.000 per liter, dengan uang Rp 5000, maka Pak Romli bisa mendapatkan minyak tanah sebanyak 5 liter. Beberapa tahun kemudian, harga minyak tanah meningkat jadi Rp 1.300, sehingga dengan uang Rp 5000, maka Pak Romli tidak lagi bisa mendapatkan minyak tanah sebanyak 5 liter.

C. Teori Nilai Uang

Secara garis besar teori nilai uang dapat kita bagi menjadi 2 Kelompok di antaranya,
1. Teori Uang Statis
Teori Uang Statis yaitu ialah teori-teori yang membahas tentang nilai uang, tetapi mengabaikan perubahan-perubahan yang akan  terjadi dan juga dapat terjadi pada sebuah nilai uang tersebut. Teori ini lebih fokus guna membahas tentang “Apa itu nilai Uang?”, “Mengapa Uang dapat diterima dalam masyarakat?”, “Bagaimana Uang dapat  Beredar?”.  Beberapa Teori Uang Statis di antaranya,
a. Teori Logam, adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa uang diterima pada masyarakat karena bahan dasarnya yaitu (logam) bernilai tinggi. Teori ini di dapat dari oleh Adam Smith.
b. Teori Nilai Batas, ialah teori yang menyatakan bahwa sebuah  uang  dapat diterima dalam masyarakat karena adanya keperluan bagi  barang sehingga membutuhkan uang sebagai sebuah alat transaksi untuk mendapatkan barang yang diinginkan masyarakat.
c. Teori Nominalisme, adalah teori yang menyatakan tentang suatu benda dapat kita diterima sebagai uang karena besar jumlah  nominal yang tertera pada sebuah benda tersebut. Nilai bahan yang digunakan guna membuat uang tersebut diabaikan saja. Beberapa teori lain yang mendukung dan juga melengkapi tentang teori nominalisme di antaranya,
a) Teori pada Perjanjian (Konversi), menyatakan bahwa nilai uang dapat  diterima dalam masyarakat karena adanya sebuah perjanjian terhadap nilai uang dalam hal proses pertukaran. Teori ini dikenalkan dari Thomas Aquinas.
b) Teori Kebiasaan, menyatakan bahwa sebuah nilai uang diterima pada masyarakat karena kebiasaan masyarakat dalam menggunakan atau memakai benda tertentu sebagai acuan dalam sebuah transaksi.
c) Teori Kenegaraan, menyatakan bahwa uang dapat diterima dalam masyarakat di karena adanya ketentuan oleh  pemerintah akan kedudukan atau penggunaan uang.
d) Teori Tuntutan, menyatakan bahwa nilai uang dapat diterima dalam masyarakat karena tuntutan  terhadap hal barang yang dihasilkan oleh masyarakat.
e) Teori Realisme, menyatakan bahwa uang dapat  diterima oleh masyarakat di karena adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya manfaat uang dalam pertukaran.

2. Teori Uang Dinamis
Teori uang dinamis ialah teori yang membahas tentang sebuah perubahan-perubahan dari nilai uang.
a. Teori Kuantitas (Quantity Teori)
Teori kuantitas yaitu merupakan sebuah  teori yang membahas bahwa tinggi rendahnya nilai uang dapat dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar pada masyarakat. Semakin banyak uang yang beredar pada masyarakat maka harga barang akan semakin tinggi dan sehingga nilai uang menjadi rendah, demikian juga sebaliknya. Teori ini dikenalkan dari David Ricardo, dapat dirumuskan sebagai berikut :
M = k . P
Ket:
M = Jumlah Uang yang Beredar
K = Konstanta (Pembanding Tetap)
P = Harga Barang

b. Teori Transaksi (E Change Equation)
Teori ini merupakan sebuah  pengembangan dari teori kuantitas oleh David Ricardo. Teori Transaksi diperkenalkan oleh Irving Fisher yang mengamati tentang perubahan jumlah  nilai uang berdasarkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, kecepatan peredaran uang, jumlah barang yang dapat  diperdagangkan ataupun juga harga barang. Teori transaksi dapat dinyatakan dalam hal rumus yaitu :
M . V = P . T
Ket:
M = Jumlah Uang yang Beredar
V = Kecepatan Peredaran Uang
P = Harga Barang
T = Jumlah Barang yang Diperdagangkan

c. Teori Persediaan Kas (Cash Balance Theory)
Teori yang diperkenalkan oleh Alfred Marshall ini menyatakan tentang  bahwa sebuah nilai uang tergantung kepada jumlah nilai  uang yang disimpan guna persediaan dari sebagian pendapatan pada masyarakat. Persediaan kas tergantung kepada jumlah nilai pendapatan ataupun juga harga barang di pasaran. Secara matematis dapat dirumuskan pula yaitu :
M = k . P . Y
Ket:
M = Jumlah Uang yang Beredar
k = Konstanta (Pembanding Tetap)
P = Harga Barang
Y = Pendapatan

D. Manfaat Nilai Uang

Uang yang memiliki berbagai nilai di dalamnya itu tentu memberikan manfaat bagi kita, terutama dalam penerapannya pada kehidupan sehari-hari di antaranya,
1. Menunjukkan Harga
Nilai yang ada pada uang, terutama nilai nominal, sangat membantu dalam menunjukkan harga dari suatu barang atau jasa. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membentuk nilai dari barang atau jasa itu sendiri, di mana harga biasanya sejalan lurus dengan kualitas yang ada. Produk yang bagus akan memiliki nilai uang yang tinggi juga, sehingga kita mengetahui berapa harga yang harus dibayarkan.

2. Sebagai Alat Tukar dan Pembayaran
Tanpa adanya nilai dalam uang akan sulit untuk menjadikannya sebagai alat tukar dan pembayaran dalam membeli suatu produk. Dengan nilai yang ada pada uang, masyarakat jadi mengetahui dengan jelas berapa nilai barang dan harga yang harus dikeluarkan. Hal tersebut yang kemudian menjadikan uang dapat digunakan untuk menjadi alat pembayaran yang sah dan diterima dalam suatu negara.

3. Memfasilitasi Transaksi Jual Beli
Nilai uang membuat masyarakat bisa melakukan transaksi jual beli, mulai dari transaksi dalam negeri hingga internasional. Bayangkan saja jika uang tidak memiliki nilai ekstrinsik yang menunjukkan kemampuannya untuk ditukarkan dengan hal lain, maka transaksi akan sulit dilakukan. Terlebih lagi pada transaksi luar negeri yang memiliki mata uang yang berbeda dengan yang kita miliki, akan sulit jika tidak terdapat nilai yang bisa menjadi standar pertukaran.

4. Sebagai Bentuk Kekayaan
Selama ini uang menjadi salah satu bentuk kekayaan yang paling banyak dimiliki dan disukai manusia, karena sifatnya yang mudah digunakan dan dipindahkan. Uang dapat dikategorikan sebagai kekayaan karena nilai yang terdapat di dalamnya, yang kemudian menjadikannya menjadi sesuatu yang berharga. Uang tentu akan menjadi sia-sia saja bahkan tak berbeda dengan kertas biasa jika tidak ada nilai-nilai yang ada di dalamnya.

5. Mendukung Aktivitas Ekonomi
Dengan keempat manfaat yang didapat dari adanya nilai uang di atas menjadikan uang dapat mendukung aktivitas perekonomian negara, bahkan dunia. Terutama dalam manfaatnya untuk melakukan transaksi dan menjadi alat pembayaran, yang mana kedua hal ini merupakan unsur penting dalam perekonomian. Dengan adanya transaksi yang berjalan dengan lancar, maka perekonomian pun dapat terus bergerak dan tumbuh dengan baik.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment