Pengertian Social Enterprise, Sejarah, Elemen, Bidang, Jenis, dan Contohnya
Social Enterprise |
A. Pengertian Social Enterprise
Social enterprise adalah sebuah ide bisnis yang menggabungkan antara konsep dasar berdagang dengan kewajiban membantu lingkungan sosial. Sederhananya, social enterprise dapat diartikan sebagai ide bisnis yang profit-oriented sekaligus social-oriented.
Fokusnya adalah memaksimalkan keuntungan sekaligus memaksimalkan manfaat untuk sosial dan lingkungan. Praktiknya, social enterprise bisa digolongkan sebagai bisnis komersial artinya tetap menjual produk atau jasa demi mencari keuntungan. Namun, keuntungan tersebut prinsipnya akan digunakan kembali untuk kepentingan sosial.
B. Sejarah Social Enterprise
Pertama berkembang di Inggris pada tahun 1970-an, pakem berbisnis merupakan memiliki respons balik atas Traditional Commercial Enterprise yang hanya menguntungkan pemilik modal sebuah perusahaan. Posisinya netral, tidak pro terhadap korporasi dan juga tidak condong terhadap kegiatan sosial semata layaknya organisasi non-profit.
Dananya bisa berasal dari berbagai macam jenis produk yang dijual seperti barang, jasa serta hibah dari pihak lain. Karena semakin digandrungi dan banyak diketahui orang luar negeri maka kepopulerannya semakin meningkat sampai detik ini.
Di Indonesia sendiri, kegiatan-kegiatan social entrepreneurship memiliki bentuk suatu usaha yang tidak mencari keuntungan, namun hanya membutuhkan dukungan operasional. Tujuan dari usaha tersebut dilakukan adalah semata-mata hanya untuk kepentingan masyarakat. Sehingga dengan kata lain, usaha tersebut tidak berorientasi pada mencari profit saja.
Seseorang yang ingin menjadi seorang entrepreneur maupun social entrepreneur, harus memiliki motivasi kuat, passion serta pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud meliputi segala hal yang berkaitan dengan bisnis dan pasar.
Selain hal tersebut, social entrepreneur juga harus memiliki sifat yang teladan yang bertujuan untuk menggerus iklim ekonomi yang kurang berpihak pada permasalahan sosial masyarakat seperti liberalisme dan kapitalisme yang sering terjadi saat ini.
Indonesia saat ini membutuhkan banyak pelaku baru di dalam bidang social entrepreneurship agar masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan serta lapangan pekerjaan dapat diselesaikan dengan kewirausahaan. Dengan begitu maka akan tercipta negara yang lebih sejahtera, makmur dan adil merata.
C. Elemen Social Enterprise
Pada dasarnya, terdapat 5 elemen yang perlu hadir dalam sebuah social enterprise di antaranya,
1. Misi atau dampak sosial
2. Pemberdayaan
3. Prinsip bisnis yang etis
4. Reinvestasi dana untuk misi sosial
5. Kesinambungan
D. Bidang Social Enterprise
Setidaknya ada 4 bidang yang paling menjanjikan untuk social enterprise saat ini, sesuai dengan Sustainability Development Goals (SDG) di antaranya,
1. Energi yang terjangkau. Berbagai upaya untuk mendukung sumber energi yang terjangkau dan terbarukan memang sedang marak. Pendanaan juga terus digelontorkan secara global untuk berbagai upaya dalam bidang ini.
2. Pekerjaan yang layak. Menjadi wirausahawan dan menciptakan lapangan pekerjaan merupakan salah satu hal yang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
3. Konsumsi dan proses produksi yang bertanggung jawab. Konsumerisme dan produksi yang berlebihan akan membuat banyak produk pertanian yang tidak terpakai atau membusuk. Oleh karena itu, banyak mata yang terarah kepada usaha-usaha untuk mendukung konsumsi dan produksi yang lebih bertanggung jawab.
4. Aksi terhadap perubahan iklim. Setiap usaha yang berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim akan mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
E. Jenis Social Enterprise
Untuk mengerti lebih jelas bagaimana bentuk-bentuk social enterprise, bisa dilihat dari jenis-jenisnya di antaranya,
1. Model Inovasi
Model ini menangani kebutuhan sosial masyarakat melalui inovasi. Bisnis jenis ini biasanya membuat barang-barang teknologi, membuat layanan kesehatan atau pendidikan, memberikan pinjaman khusus untuk usaha kecil atau pihak-pihak tidak mampu yang produktif dan lain sebagainya.
Cara lain dari model ini adalah membuat inovasi produk dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak membahayakan lingkungan dan bahkan bisa dimanfaatkan kembali untuk jangka panjang. Beberapa contoh model inovasi adalah Nazava Water Filter, Sirtanio Organik Indonesia, BioLite, Grameen Bank, Drink Soma, Kiva dan Fair Phone.
2. Model Ketenagakerjaan
Model yang satu ini bekerja sama dan memberikan manfaat kepada masyarakat dengan memberikan mereka pekerjaan, dikembangkan pengetahuannya dan diberikan upah yang adil. Jenis ini digunakan sebagai solusi kemiskinan dan bisa pula sebagai wadah promosi untuk usaha kecil menengah.
Di Indonesia sendiri model ketenagakerjaan dapat ditemukan pada usaha-usaha yang menggaet pengrajin lokal, memberikan kesempatan bekerja untuk penyandang difabel, memberdayakan wanita desa untuk UKM dan masih banyak lagi. Bisnis-bisnis yang telah berhasil mengadopsi model ini antara lain Du’Anyam, SukkaCitta, Mendekor, Raven + Lily, Krochet Kids, Divine Kids dan lainnya.
3. Model Memberikan Kembali
Memberikan sebagian atau seluruh dari hasil penjualan untuk masyarakat merupakan cara yang dijalankan pada social enterprise model ini. Cara lain yang bisa ditempuh pada model ini adalah dengan konsumen membeli produk dan perusahaan memberikan barang yang sama kepada orang-orang yang kurang beruntung. Perusahaan yang menggeluti model ini antara lain Sackcloth And Ashes, TOMS, Skyline Socks, Project 7 dan Better World Books.
F. Contoh Social Enterprise
Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan sosial yang sudah berdiri dan gencar dalam mengkampanyekan kegiatan di antaranya,
1. Du’Anyam
Memperdayakan wanita-wanita yang tinggal di Flores, Nusa Tenggara Timur, buat menghasilkan kerajinan tangan yang punya nilai jual adalah salah satu tujuan dari Du’Anyam. Berbagai macam kerajinan yang unik seperti tas, pelindung kartu serta wadah bunga dibuat dengan anyaman yang memiliki berbagai macam warna cantik. 3 pilar yang menjadi pondasi berdirinya Du’Anyam adalah Women’s Empowerment, Cultural Promotion dan Health and Welfare Improvement.
2. SASC
SASC (Socially Aware Sexy Cosmetics) yang menawarkan produk-produk kecantikan seperti lipstick, eyeliner dan brow definer. Didirikan oleh Priscilla Pangemanan, Felicia Senjaya dan Michelle Karli SASC memiliki konsep perusahaan sosial yang diungkapkan oleh salah satu pemiliknya.
“Kita adalah sebuah Social Enterprise yang memperkuat wanita melalui kecantikan karena sebagian dari hasil penjualan selalu kita donasikan kepada yayasan-yayasan buat melakukan kegiatan amal yang ada di seluruh Indonesia,” katanya pada acara Fe-Money-ist yang digelar oleh Moneysmart.id belum lama ini.
Dari berbagai sumber
Post a Comment