Pengertian Derivatif, Cara Kerja, Jenis, Tingkat Risiko, dan Manfaatnya
Derivatif |
A. Pengertian Derivatif
Derivatif adalah suatu kontrak bilateral berupa suatu surat perjanjian yang dapat dijadikan sebagai instrumen investasi. Derivatif merupakan sebuah kontrak yang di dalamnya merangkum beberapa perjanjian atas besaran nilai dan peluang memperoleh keuntungan yang berhubungan dengan kinerja aset-aset lainnya.
Kontrak tersebut selanjutnya dijadikan suatu objek yang bisa diperjualbelikan dengan harga yang sebelumnya sudah disetujui oleh pihak penjual dan pembeli. Nilai harga kontak tersebut di masa depan akan dipengaruhi oleh harga aset ataupun komoditas dari induk tersebut.
Derivatif termasuk instrumen finansial yang diperjualbelikan dalam pasar modal dengan nominal harga beli relatif lebih rendah dibandingkan instrumen lainnya. Derivatif dapat dijadikan suatu pertimbangan dan referensi dalam memilih instrumen finansial yang tepat dalam dunia investasi.
B. Cara Kerja Derivatif
Secara sederhana, derivatif merupakan investasi yang berbasis kontrak perdagangan. Derivatif juga bisa dikategorikan sebagai investasi dengan risiko tinggi karena cenderung memanfaatkan spekulasi harga di masa depan, namun dengan potensi imbal hasil yang juga besar.
Agar lebih mudah memahaminya, contohnya ketika kamu berinvestasi emas, maka kamu akan membeli emas pada harga tertentu dan menjualnya di harga lebih tinggi. Namun dalam kasus investasi derivatif, maka kamu bisa memperjualbelikan kontrak ini tanpa harus memegang emasnya terlebih dahulu. Tentu saja harga kontraknya fluktuatif dan sangat bergantung pada harga komoditi emas di pasaran.
C. Jenis derivatif
Produk derivatif umumnya dibedakan menjadi dua yaitu produk investasi derivatif yang dijual di bursa atau pasar sekunder, dan yang di luar bursa atau over the counter. Namun dari bentuknya, terdapat beberapa contoh kontrak perdagangan yang umum disebut di antaranya,
1. Kontrak berjangka (Futures)
Salah satu jenis derivatif adalah kontrak berjangka. Produk kontrak berjangka adalah kontrak yang lazim diperdagangkan di bursa berjangka, untuk membeli atau menjual suatu aset atau instrumen pada tanggal di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.
2. Opsi (Option)
Produk opsi adalah instrumen yang akan memberikan “hak” bagi pemegangnya untuk membeli atau menjual aset pada satuan harga tertentu, pada atau sebelum tanggal jatuh tempo. Intinya, dalam kontrak berjangka, pembeli wajib membeli aset yang diperjualbelikan pada harga yang disepakati, begitu pun dengan penjual.
Sementara itu, mengingat opsi adalah memberikan sebuah hak. Maka pemegang opsi tidak akan diwajibkan untuk menjual atau membeli seiring dengan dekatnya masa jatuh tempo. Opsi sendiri dibagi jadi dua di antaranya,
a. Call option
Call option dalam derivatif adalah sebuah kontrak yang memberikan hak pada pemiliknya untuk membeli saham dalam jumlah tertentu, dari perusahaan penerbit option pada suatu harga dan periode tertentu. Satu hal yang memicu seseorang membeli call option adalah, adanya spekulasi bahwa harga pasaran saham ini bakal naik secara signifikan dalam jangka waktu tertentu.
Nah daripada beli sahamnya dulu dan salah prediksi nantinya, lebih baik beli call option saja. Karena dengan membeli kontrak ini, jika harga saham itu nyatanya turun di periode yang kamu spekulasikan, maka kamu bisa membatalkan transaksi. Paling rugi karena beli kontraknya saja.
b. Put option
Put option dalam derivatif adalah kebalikan dari call. Intinya, put adalah kontrak yang memberikan hak pada pemiliknya untuk “menjual saham” dalam jumlah tertentu dari perusahaan penerbit option.
Pemicu seorang membeli ini adalah karena ada spekulasi dalam jangka waktu tertentu bahwa saham yang dia miliki bakal turun. Pembeli put option berupaya melindungi nilai keuntungannya, jadi, dia bisa menjual sahamnya di harga yang tinggi meski harga pasaran saat itu sedang anjlok.
3. Swap
Swap derivatif adalah sebagai transaksi dua arah atau sekaligus, atau langsung bersamaan di waktu yang sama, antara dua belah pihak, untuk membeli dan menjual sejumlah nominal mata uang dengan mata uang yang lain atau bisa juga terhadap suku bunga yang juga fluktuatif. Setelah itu diikuti pula dengan mempertukarkannya kembali di masa depan.
Transaksi ini kebanyakan dilakukan di luar bursa atau over the counter. Tujuan dari transaksi ini adalah untuk mendapat kepastian kurs atau suku bunga. Jadi, kurs atau suku bunga itu “akan tetap sama” selama kontrak ini berjalan. Kerugian atas selisih kurs atau suku bunga itu bisa dihindari.
D. Tingkat Risiko Derivatif
Karena derivatif adalah instrumen investasi berbentuk kontrak perdagangan, maka risiko yang terkandung di dalamnya pun tinggi, tapi diiringi dengan keuntungan yang juga besar.
Saat Anda melakukan investasi saham, maka ketika saham dari perusahaan tersebut diborong oleh investor akan ada upaya capital gain. Ada banyak sekali alasan kenapa investor tersebut memborong saham perusahaan tersebut, salah satu hal utamanya adalah karena adanya prospek yang baik di masa depan pada perusahaan tersebut.
Hal tersebut tidak bisa Anda temukan pada derivatif. Karena derivatif akan cenderung menggunakan spekulasi harga yang ada di masa depan. Untuk itu, sangat wajar apabila instrumen investasi ini memiliki tingkat risiko yang tinggi, bahkan bisa dibilang lebih tinggi daripada saham.
Bahkan, Warren Buffett sebagai seorang investor senior berpengalaman pernah mengatakan bahwa instrumen investasi ini layaknya senjata pemusnah massal yang berpeluang menjadi instrumen investasi yang paling mematikan.
Jadi, jika Anda melakukan kontrak pembelian emas, maka Anda bisa menjual kontrak emas tersebut tanpa harus Anda memiliki emasnya. Namun, harga kontrak tersebut nilainya fluktuatif, tergantung pada harga komoditas emas yang ada di pasaran.
E. Manfaat Derivatif
Instrumen finansial derivatif umumnya memiliki 2 manfaat yang bisa dimanfaatkan oleh penggunanya di antaranya,
1. Instrumen derivatif mampu meminimalisir terjadinya kerugian dan risiko keuangan. Hal tersebut dikarenakan derivatif merupakan instrumen investasi berbentuk kontrak perdagangan yang di dalamnya memuat sejumlah penetapan perjanjian yang berfungsi untuk menggambarkan aturan dan batasan dalam implementasi kegiatan saat berinvestasi, sehingga nantinya dapat memperoleh keuntungan besar.
2. Instrumen derivatif mampu melindungi harga serta nilai suatu komoditas karena disebabkan oleh rangkaian proses penilaian produk derivatif bersifat kompleks dan rinci. Oleh sebab itu, saat berinvestasi pada instrumen derivatif dapat menjaga nilai komoditas agar tetap stabil serta tidak mengalami penurunan nilai.
Dari berbagai sumber
Post a Comment