Pengertian Harga Perolehan dan Cara Menghitungnya
Harga Perolehan |
A. Pengertian Harga Perolehan
Harga perolehan (acquisition cost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh seseorang untuk memperoleh aset tetap. Biaya ini timbul akibat adanya transaksi yang dilakukan berupa pembelian yang nantinya siap digunakan dan dioperasikan.
Harga Perolehan Menurut Para Ahli
1. Haryono Jusup (2005; 155), acquisition cost adalah pengeluaran keseluruhan yang dikorbankan seseorang. Untuk mendapatkan aktiva tetap serta pengeluaran lainnya agar dapat menjadi aktiva yang siap digunakan. Sederhananya, biaya yang dikeluarkan untuk mendapat aktiva tetap yang bisa digunakan dan diolah seseorang agar dapat menghasilkan kembali pendapatan.
2. Wit & Erhans (2000; 82), acquisition cost sebagai harga beli yang ditambah dengan biaya keseluruhan. Harga tersebut dikorbankan agar memperoleh dan mempersiapkan aktiva tetap untuk dapat dioperasikan. Sesuai dengan prinsip ekonominya bahwa aktiva tetap ini harus dicatat dan disesuaikan dengan acquisition cost.
3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), harga perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu.
B. Cara Menghitung Harga Perolehan dari Aktiva Tetap
Perhitungan harga perolehan ini cara bermacam-macam, tergantung dari cara membeli aktiva tetap di antaranya,
1. Cara menghitung harga perolehan untuk transaksi tunai
Ada perusahaan yang membeli aktiva tetap secara mencicil. Ada juga yang melakukan pembelian tunai. Hal ini sah-sah saja dilakukan selama perusahaan mampu melakukannya. Biasanya perhitungan ini digunakan untuk aktiva tetap yang sudah akan digunakan langsung untuk operasional penyediaan barang dan jasa. Untuk itulah perusahaan tidak ragu membelinya dengan tunai karena semakin cepat dibeli, proses operasional pun bisa langsung dilaksanakan.
Dari cara transaksi ini, akuntan pun perlu mencatat secara mendetail cara perhitungannya dengan melihat berbagai macam komponen. Semuanya perlu dihitung agar menghasilkan hitungan yang tepat. Umumnya, perhitungan yang digunakan pada harga perolehan adalah dengan mencari harga pembelian bersih yang dikurangi potongan tunai dan ditambahkan bersama berbagai macam pengeluaran.
2. Cara hitung harga perolehan untuk transaksi kredit
Tadi sudah dijelaskan bahwa untuk pengadaan aktiva tetap, perusahaan bisa memilih transaksi tunai atau kredit. Transaksi kredit biasanya dipilih perusahaan karena kebutuhan aktiva yang mendesak, tapi perusahaan tidak mampu membelinya karena harganya yang besar. Atau alasannya karena perusahaan harus membagi dana untuk keperluan lain.
Sebenarnya hal itu sama sekali tidak masalah. Cukup wajar apabila perusahaan memilih menggunakan transaksi kredit untuk kebaikannya sendiri. Sekarang kita akan membahas cara menghitung harga perolehan yang didapatkan dari transaksi kredit. Cara hitungnya tentu akan berbeda dengan cara hitung harga perolehan untuk transaksi tunai.
Yang membedakannya di sini adalah transaksi kredit terdapat bunga yang harus dibayarkan perusahaan, sementara transaksi tunai tidak perlu mempersiapkan hal itu. Ada bunga eksplisit dan implisit yang perlu dibayar oleh perusahaan. Bunga eksplisit adalah bunga yang besarannya sudah diketahui dengan jelas oleh perusahaan. Sedangkan, bunga implisit ialah bunga yang besarannya tidak ketahui secara jelas oleh perusahaan.
Dalam perhitungan harga perolehan, bunga tidak perlu dimasukkan ke perhitungan karena dianggap sebagai nilai pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
3. Cara menghitung harga perolehan dengan Bunga Wesel
Ada juga wesel bunga yang bisa digunakan untuk pengadaan aktiva tetap. Penggunaan wesel bunga biasanya dipakai untuk pembelian aktiva atau aset dalam jumlah yang banyak.
Perusahaan akan membayar aset itu setengah dari harganya di awal atau bisa kita sebut dengan biaya di muka. Sisa pembayaran harga perolehan adalah nanti, dilakukan sesuai dengan ketetapan yang terdapat di wesel bunga. Cara pembayaran ini bisa menguntungkan perusahaan yang membutuhkan aktiva tetap secara cepat dan bisa membayar tanpa harus kredit. Namun, dana yang disiapkan juga harus cukup.
4. Cara menghitung harga perolehan dengan biaya yang disediakan sendiri
Untuk aktiva tetap tertentu, perusahaan akan selalu menyediakan biaya itu secara rutin atau di waktu yang memang diperlukan. Biaya tersebut dikeluarkan tanpa menghadirkan transaksi yang melibatkan pihak lain. Hal ini sangat lumrah terjadi. Perusahaan tetap mengeluarkan biaya karena hal itu termasuk hal yang wajib dilakukannya untuk menunjang bisnis. Walaupun tidak terjadi transaksi, tetap dilakukan pencatatan yang rapi. Semua dana yang digunakan perusahaan memang harus dilaporkan secara transparan.
Jenis aktiva tetap yang masuk ke perhitungan ini adalah biaya overhead, upah untuk tenaga kerja yang bekerja di perusahaan, biaya untuk menyediakan bahan baku, dan sebagainya. Biaya yang sering berubah jumlahnya adalah biaya overhead. Di sini pencatatan biaya harus dilakukan sejelas mungkin supaya harga totalnya pun jelas.
Biaya-biaya ini bisa diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. Akuntan biasanya sudah paham untuk membagikan biaya-biaya itu sesuai dengan kategorinya. Namun, pemilik usaha juga jangan sampai kebingungan mengingat nama biaya tersebut yang bermacam-macam.
5. Cara menghitung harga perolehan dengan saham
Perusahaan bisa mendapatkan dana segar dari saham yang ditawarkannya kepada publik. Untuk bisa menjual saham kepada publik, perusahaan harus melantai dulu di Bursa Efek Indonesia. Banyak perusahaan yang sangat ingin memiliki kesempatan menawarkan surat berharga ini karena potensi dana masuknya yang juga besar.
Perolehan dana itu juga tidak akan dikenai bunga seperti melakukan pinjaman di bank. Perusahaan pun bisa langsung menggunakan dana sesuai dengan rencananya. Namun, perusahaan tetap harus bertanggung jawab untuk melakukan pengembalian berupa pembagian dividen pada mereka yang membeli saham.
Dana yang sudah diperoleh tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan perusahaan, salah satunya adalah pengadaan aktiva tetap. Setelah transaksi dilakukan, akuntan perlu mencatatnya sebagai transaksi harga perolehan khusus dari penjualan saham. Ini juga akan menjadi laporan untuk pemegang saham, dana yang disalurkan itu digunakan untuk apa saja oleh perusahaan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment