Pengertian Cashless Society, Perkembangan, Keuntungan, dan Kelemahannya
A. Pengertian Cashless Society
Cashless society adalah istilah yang menggambarkan suatu kehidupan masyarakat yang menggunakan uang elektronik. Kondisi ini lahir dari adanya gerakan cashless ekonomi, yaitu suatu istilah yang lahir dari kondisi berkurangnya penggunaan uang fisik karena digeser oleh penggunaan uang digital.Walaupun begitu, bukan berarti uang fisik harus terus ditiadakan, namun penggunaannya saja yang dikurangi dan digantikan dengan uang digital dalam bentuk kartu ataupun tanpa kartu karena transaksi juga bisa dilakukan menggunakan aplikasi yang terdapat pada smartphone.
Baca Juga: Pengertian Cashless, Faktor, Risiko, Jenis, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya
Sistem pembayaran cashless juga sudah diterapkan di Indonesia. Banyak masyarakat yang juga sudah menggunakan dan memilih metode pembayaran cashless. Salah satu contohnya adalah pembayaran tol yang kini menggunakan sistem E-Toll.
B. Perkembangan Cashless Society
Terdapat perubahan perilaku pembayaran masyarakat yang mulai beralih menuju masyarakat cashless society berdasarkan suatu studi berjudul the next cashless society yang dilakukan di Indonesia pada awal tahun 2020. Dalam kurun 5 tahun terakhir penggunaan uang elektronik di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang sangat signifikan.
Di tahun 2014 saat GNNT di terapkan, jumlah uang elektronik yang beredar mampu mencapai 35,7 juta instrumen uang elektronik lalu di tahun 2019 angka tersebut meningkat mencapai 292,2 juta instrumen. Angka tersebut naik lebih dari 8 kali lipat. Nilai transaksi menggunakan uang elektronik di tahun 2014 bahkan mencapai 3,3 triliun rupiah. Di tahun 2019 nilai transaksinya meningkat hingga 16,9 triliun naik lebih banyak 5 kali lipat.
Baca Juga: Pengertian Sistem Pembayaran, Komponen, Prinsip, Jenis, dan Sistem Pembayaran di Indonesia
Sedangkan untuk alat pembayaran yang menggunakan kartu ATM ataupun debit yang beredar di tahun 2014 menyentuh angka 112,9 juta kartu. Sedangkan di tahun 2019 jumlah kartu ATM atau debit meningkat mencapai 174,4 juta kartu. Angka tersebut naik lebih dari 54% banyaknya.
Jumlah kartu ATM yang beredar di tahun 2014 mampu menyentuh angka 7,1 juta karton. Sedangkan di tahun 2019, jumlah kartu ATM yang beredar di masyarakat menyentuh angka 8,9 juta kartu, naik sebanyak 25%. Di tahun 2014 jumlah kartu kredit 4 di masyarakat menyentuh angka 16 juta kartu kredit. Di tahun 2019 angka tersebut meningkat menjadi 17,4 juta kartu meningkat sebanyak 8,75%.
C. Keuntungan Cashless Society
Fenomena transaksi non-tunai mempunyai berbagai keuntungan yang tidak boleh dilewatkan di antaranya,
1. Meminimalisasi Peredaran Uang Palsu
Pertama, keuntungan cashless society adalah meminimalisir peredaran uang palsu. Pemakaian uang tunai menimbulkan risiko pemalsuan uang meningkat. Sehingga saat masyarakat berubah menjadi masyarakat non-tunai, jumlah pemalsuan uang fisik pun dapat diminimalisasi.
2. Terhindar dari Tindak Kriminal Akibat Membawa Uang Fisik
Keuntungan berikutnya yaitu terhindari dari tindak kriminal akibat membawa uang fisik. Konsekuensi membawa uang secara cash yaitu kejahatan mengintai diri kita sewaktu-waktu, misalnya seperti perampokan, pencurian, dan sejenisnya. Adanya pembayaran digital membuat masyarakat lebih aman karena uang disimpan di bank dan secara elektronik.
Baca Juga: Pengertian Kriminalitas, Ciri, Penyebab, Dampak, Bentuk, dan Upaya Penanggulangannya
3. Transaksi Keuangan Lebih Mudah dan Aman
Keuntungan selanjutnya cashless society adalah transaksi keuangan lebih mudah dan aman. Pembayaran elektronik mudah dilakukan dari mana dan kapan saja tanpa harus datang ke bank/ATM terlebih dulu. Selain itu, transaksi elektronik juga lebih terjamin aman karena pembayaran dilindungi PIN dan kode OTP yang hanya diketahui oleh pemilik saja.
Baca Juga: One-Time Password (Kode OTP): Pengertian, Karakteristik, Cara Kerja, Contoh, dan Cara Melindunginya
4. Banyak Promo dan Cashback
Penggunaan pembayaran digital banyak diminati sebab adanya promo, cashback, dan sejumlah diskon yang menggiurkan. Untuk menggalakkan penggunaan cashless, berbagai platform e-wallet dan digital bank menyediakan berbagai manfaat menarik bagi para penggunanya.
5. Perputaran Ekonomi Lebih Cepat
Keuntungan terakhir adalah perputaran ekonomi lebih cepat. Transaksi non-tunai dapat membantu mempercepat perputaran uang dalam masyarakat. Sehingga uang lebih cepat didistribusikan ke sektor-sektor produktif. Akhirnya, kondisi ekonomi masyarakat dan gairah investasi negara pun meningkat.
D. Kelemahan Cashless Society
Dibalik kelebihan pembayaran non-tunai, terdapat pula kelemahannya yang wajib diketahui di antaranya,
1. Belum Punya Regulasi Kuat
Pertama, kelemahan transaksi digital adalah belum adanya regulasi kuat. Meskipun pembayaran digital sangat menguntungkan, tetapi bukan berarti menyimpan semua uang di bank merupakan tindakan bijak. Karena belum ada regulasi inklusif yang mengatur keamanan transaksi cashless.
2. Risiko Semakin Konsumtif
Selanjutnya efek negatif dari cashless society adalah masyarakat menjadi semakin konsumtif. Kemudahan transaksi membuat masyarakat punya kontrol diri rendah saat membeli sesuatu secara online. Akibatnya, masyarakat jadi makin impulsif dan boros dalam berbelanja.
Baca Juga: Pengertian Perilaku Konsumtif, Aspek, Faktor, dan Indikatornya
3. Kurang Meratanya Transaksi Digital
Dampak negatif lainnya yaitu kurang meratanya transaksi digital. Meskipun penggunaan cashless meningkat, tetapi literasi keuangan di Indonesia masih belum merata. Di berbagai daerah di Indonesia masih ditemukan gap penerapan non-tunai karena berbagai hal, seperti rendahnya tingkat edukasi dan minimnya akses internet.
Baca Juga: Pengertian Financial Literacy, Aspek, Tingkat, Manfaat, dan Membangunnya
4. Beban Biaya Admin
Kelemahan selanjutnya dari transaksi dengan uang elektronik adalah konsumen dibebankan biaya admin untuk menikmati layanan pembayaran non-tunai. Biasanya pengguna ditarik biaya admin ketika melakukan transfer, top up, atau pembayaran tertentu.
5. Risiko Terkena Kriminal Siber
Kelemahan terakhir yakni risiko terkena kriminal siber, seperti skimming. Bahkan jika dibandingkan dengan kriminal di dunia nyata, kriminal siber jauh lebih susah dideteksi. Karena kriminal siber umumnya hanya dikuasai orang-orang dengan kecerdasan tinggi, dan hanya pihak dengan tingkat intelegensi sama yang dapat memecahkannya.
Baca Juga: Pengertian Kejahatan Dunia Maya (Cybercrime), Jenis, dan Cara Menanggulanginya
Dari berbagai sumber
Post a Comment