Pengertian Standar Akuntansi Keuangan, Sejarah, Fungsi, Penerapan, Jenis, dan Manfaatnya

Table of Contents
Pengertian Standar Akuntansi Keuangan atau SAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah sebuah standar atau landasan baku akan praktik akuntansi yang digunakan di Indonesia. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan adalah pernyataan standar akuntansi keuangan dan interpretasi standar keuangan yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Dalam dunia Akuntansi ada kaidah-kaidah yang perlu perhatikan sebagai seorang akuntan. Kaidah Akuntansi di dunia internasional diatur dalam International Financial Reporting Standards (IFRS) dan di Indonesia sendiri diatur dalam Standar Akuntansi keuangan (SAK). Pembuatan standar baku akuntansi ini disusun dan diterbitkan oleh sebuah dewan standar akuntansi dari Ikatan Akuntan Indonesia. Standar baku ini mengatur proses pembuatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan di Indonesia.

B. Sejarah Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

SAK berawal dari standar akuntansi yang digagas oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1973. Pada tahun tersebut Ikatan Akuntan Indonesia membuat sebuah prosedur atau standar yang diberi nama Prinsip Akuntansi Indonesia. Pembuatan Prinsip Akuntansi Indonesia ini digagas setelah melihat perkembangan pasar modal di Indonesia yang mulai tumbuh.

Pada praktiknya, Prinsip Akuntansi Indonesia ini terus berkembang mengikuti perkembangan zaman, hingga mengalami beberapa perubahan nama seperti Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 hingga akhirnya menjadi bernama Standar Akuntansi Keuangan atau SAK pada tanggal 1 Oktober 1994. Hingga berlanjut pada tahun 2012, SAK terus mengalami pembaharuan dan penyesuaian.

SAK yang ada di Indonesia disesuaikan dengan mengikuti standar akuntansi internasional yang sudah baku seperti GAAP, IAS, atau FRS. Tujuannya agar seluruh dokumen atau laporan keuangan di Indonesia juga sudah diakui secara internasional. Sehingga akan membantu pelaku usaha dalam mengarungi pasar global internasional.

C. Fungsi Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memiliki beberapa fungsi di antaranya,
1. Penyeragaman laporan keuangan.
2. Memudahkan akuntan dalam menyusun laporan keuangan.
3. Mempermudah pembaca dan auditor untuk memahami dan membandingkan masing-masing entitas laporan keuangan yang berbeda-beda.

Dengan adanya standar pada akuntansi keuangan, semua laporan keuangan yang ada di seluruh dunia memiliki cara penyusunan yang serupa. Tidak ada akuntan yang membuat laporan keuangan sesuai dengan seleranya masing-masing.

D. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Terdapat beberapa langkah berikut sebagai salah satu metode yang bisa diterapkan pada akuntansi keuangan perusahaan di antaranya,
1. Mulai Menerapkan IFRS Sebagai Standar Laporan Keuangan
Salah satu kunci keberhasilan dari standar akuntansi keuangan perusahaan yang optimal seperti disebutkan sebelumnya yaitu dengan menerapkan pembuatan IFRS sebagai bentuk laporan pencatatan resmi perusahaan. IFRS ini merupakan International Financial Reporting Standard. Sehingga ada baiknya perusahaan mencoba untuk menetapkan standar tersebut pada seluruh laporan keuangan dan akuntansi perusahaan secara berkala.

Tentu saja tidak mudah jika melakukan hal ini sekaligus pada satu waktu yang bersamaan. Oleh karena itu sebaiknya siapkan bentuk dasar laporan secara perlahan lalu sosialisasikan pada tim keuangan perusahaan untuk memastikan penggunaan laporan tersebut. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menggunakan pencatatan dan pelaporan yang standar dalam melaporkan siklus keuangan yang terjadi supaya lebih mudah diawasi dan diperhatikan secara seksama.

2. Mencatat Keuangan Perusahaan Baik Pemasukan dan Pengeluaran Secara Akurat
Adalah sangat penting mendukung laporan keuangan dengan bukti-bukti yang cukup jelas. Oleh karena itu jangan lupa untuk selalu mencatat seluruh pengeluaran dan pemasukan yang diterima oleh perusahaan secara akurat. Dan yang terpenting yaitu memastikan bahwa seluruh transaksi yang terjadi di dalam keuangan perusahaan harus memiliki bukti-bukti yang valid.

Contohnya jika menyiapkan bukti untuk pembayaran terhadap sebuah keperluan, maka jangan lupa untuk meminta kuitansi atau invoice dari pihak yang bersangkutan. Demikian juga jika perusahaan menerima pemasukan keuangan dari pihak lain, selalu dokumentasikan dengan tepat dan terbitkan invoice resmi dari perusahaan.

Dengan demikian tentu saja pelaporan akuntansi keuangan yang dilakukan secara standar oleh tim keuangan perusahaan dapat didukung oleh bukti-bukti yang nyata. Apabila di kemudian hari terjadi salah paham atau kesalahan, tentu akan lebih mudah juga untuk melakukan analisa dan mencari sumber masalah dalam keuangan perusahaan tersebut.

3. Menyiapkan Sumber Daya yang Handal
Tentunya dalam hal menerapkan standar laporan keuangan yang tepat serta sistem akuntansi yang terbaik maka akan dibutuhkan sumber daya yang memadai. Umumnya perusahaan tidak main-main dalam memilih sumber daya yang akan melaksanakan pelaporan keuangan perusahaan setiap harinya. Karena dibutuhkan sumber daya yang paham serta menguasai akan hal tersebut secara mutlak. Supaya nantinya tidak terjadi kesalahan fatal yang berpotensi dapat merugikan pihak perusahaan di kemudian hari.

Oleh sebab itu sebaiknya perusahaan menyiapkan hal ini dengan jalan memilih sumber daya pendukung yang kompeten. Contohnya mencari sumber daya tim keuangan yang berasal dari jurusan serta universitas yang baik. Sehingga nantinya saat mendapatkan tugas dalam melaporkan keuangan perusahaan secara berkala, semua dapat terlaksana secara optimal dan minim kesalahan. Dengan cara seperti ini juga maka keuangan perusahaan dapat terorganisir lebih rapi dan juga lebih mudah untuk dilakukan pelacakan serta analisa.

4. Mengevaluasi Secara Berkala
Tentunya ketika perusahaan menerapkan standar akuntansi keuangan yang telah disetujui bersama maka perlu juga dilakukan evaluasi yang detail dan menyeluruh secara berkala. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh pelaporan keuangan perusahaan memang telah dilakukan sesuai standar dan prosedur yang berlaku. Salah satunya menggunakan IFRS tadi yang telah diinformasikan dan disosialisasikan oleh pihak perusahaan sebelumnya.

Melalui evaluasi yang berkala ini akan lebih minim potensi terjadi kecurangan keuangan di dalam perusahaan. Bahkan sebaliknya maka perusahaan akan lebih mudah untuk memonitor seluruh aktivitas keuangan yang terjadi di dalam perusahaan secara berkala. Misalnya setiap minggu atau setiap akhir bulan. Apabila ada sesuatu yang kurang baik dan optimal, tentu saja perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mendukung penerapan standar akuntansi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

E. Jenis Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Tidak hanya ada satu, di Indonesia sendiri memiliki empat jenis SAK di antaranya,
1. PSAK-IFRS
Jenis standar akuntansi keuangan yang pertama adalah PSAK-IFRS atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard. Jenis standar ini merupakan nama lain dari SAK (Standar Akuntansi Keuangan), yang dulu pernah diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada 2012 lalu.

Biasanya, standar ini digunakan untuk sebuah badan atau bisnis yang memiliki akuntabilitas publik atau badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal. Sebut saja seperti perusahaan asuransi, perbankan, BUMN ataupun perusahaan dana pensiun. Tujuan dari PSAK dan SAK juga sama, yakni untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan.

2. SAK-ETAP
Selanjutnya ada SAK untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP). Jenis standar akuntansi ini biasa digunakan untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan. Tidak hanya itu, standar ini juga biasanya hanya diperuntukkan bagi perusahaan yang laporan keuangannya hanya untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

Sebenarnya, ETAP sendiri merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang tidak berisi laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti investasi. Selain itu, standar ini juga menggunakan harga perolehan tidak adanya pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar.

Bahkan, tidak pula adanya pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan. Hal tersebut dikarenakan beban pajak yang diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.

3. PSAK-Syariah
Seperti namanya yakni PSAK-Syariah, standar akuntansi keuangan ini merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Tidak hanya dibuat dari acuan Ikatan Akuntan Indonesia, standar ini juga dikembangkan dan dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Standar akuntansinya pun khusus untuk transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna.

4. SAP
Standar akuntansi yang keempat adalah Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), di mana standar ini juga telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), serta Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Adapun standar ini dibuat untuk menjamin adanya transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Hal tersebut dilakukan juga demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih dari adanya tindak korupsi.

F. Manfaat Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

1. Subjek Ekonomi yang Mendapat Manfaat dari SAK
a. Pemerintah. Dengan adanya SAK dapat memudahkan pemerintah dalam menentukan pembebanan pajak terhadap suatu badan atau perusahaan.
b. Bank. Bank dalam hal ini sebagai pemberi pinjaman modal bagi pelaku usaha dapat menganalisa risiko sebelum memberikan pinjaman modal pada sebuah perusahaan. Bank juga dapat melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban hutang pada setiap krediturnya.
c. Investor. Para investor dapat menganalisa potensi keuntungan yang akan didapatkan, jika investor tersebut memilih untuk berinvenstasi di perusahaan tersebut.
d. Pemegang Saham. Pemegang saham dapat menganalisa pertumbuhan perusahaan serta dapat memperhitungkan earning per share yang dihasilkan dari saham yang dimilikinya.
e. Supplier. Laporan keuangan yang sudah distandarisasi memudahkan supplier untuk mengetahui keberlanjutan kerja sama yang dilakukan dengan perusahaan dan pembayaran kewajiban perusahaan apabila masih adanya penunggakan tagihan terhadap barang yang telah dipesan.

2. Manfaat Standar Akuntansi Keuangan dalam Perusahaan
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari penerapan standar akuntansi keuangan di dalam sistem keuangan perusahaan di antaranya,
a. Menghindari Kecurangan Keuangan Perusahaan
Salah satu hal penting yang menjadi manfaat dari penerapan ini yaitu untuk menghindari risiko terjadinya kecurangan dalam sistem keuangan perusahaan. Sudah bukan menjadi rahasia lagi apabila sering kali di dalam perusahaan selalu terjadi masalah dengan sistem keuangan. Salah satunya pencurian dana perusahaan atau kasus korupsi dana perusahaan.

Dengan penerapan sistem akuntansi keuangan yang tepat, tentu saja hal ini bisa diminimalkan karena adanya standar laporan keuangan yang baik tadi. Sehingga risiko perusahaan mengalami kerugian dalam hal keuangan juga bisa dihindari semaksimal mungkin.

b. Mendokumentasikan Keuangan Perusahaan Lebih Baik
Tentu saja sangat penting memastikan bahwa seluruh keuangan perusahaan dapat didokumentasikan dengan baik untuk segala keperluan penting yang berhubungan dengan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang menerapkan standar akuntansi keuangan secara optimal tentunya dapat membantu memiliki sistem dokumentasi keuangan yang lebih rapi serta lebih mudah untuk ditelusuri. Terutama dalam hal semisal perlu dilakukan audit sistem keuangan di dalam perusahaan.

Maka dari sini perusahaan tidak perlu repot dalam mencari laporan keuangan yang sistematis dan bukti-bukti pendukungnya. Sehingga dari sisi tersebut maka secara tidak langsung perusahaan telah menyiapkan sistem keuangan yang baik, yang teratur, serta lebih mudah untuk dipelajari lebih lanjut.

c. Membantu Analisa Keuangan yang Lebih Efektif dan Efisien
Untuk dapat melihat perkembangan di dalam perusahaan, salah satu sasaran yang umumnya ingin dilihat oleh para pemilik perusahaan yaitu laporan keuangan perusahaan. Baik dari sisi pemasukan maupun dari sisi pengeluaran. Dengan menerapkan standar akuntansi keuangan yang tepat di dalam sebuah perusahaan, tentu saja otomatis hal ini bisa membantu terciptanya sistem analisa keuangan perusahaan yang lebih efektif dan efisien.

Hal ini terutama karena pelaporan yang digunakan cukup sistematis dengan format internasional yang cukup mudah untuk dipahami baik orang awam sekalipun. Selain itu seluruh bukti juga lebih mudah untuk dilihat dan dilakukan pencocokan. Yang mana tentu mempermudah pihak-pihak tertentu dalam perusahaan untuk melakukan analisa apakah perusahaan memiliki keuangan yang sehat atau tidak.

Terutama jika berhubungan dengan analisa yang dilakukan oleh calon investor. Tentunya pelaporan yang tepat dan baik dapat membantu investor untuk melihat arus kas keuangan perusahaan secara lebih transparan, lebih mudah, serta lebih efektif dan efisien.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment