Pengertian Lead Time, Komponen, Fungsi, Jenis, dan Cara Menguranginya
Lead Time (Waktu Tunggu) |
A. Pengertian Lead Time (Waktu Tunggu)
Secara umum lead time diartikan sebagai waktu tenggang atau waktu jeda. Dalam bisnis e-commerce lead Time adalah jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari pelanggan melakukan pemesanan sampai dengan menerima produk. Jika Lead Time tinggi maka akan mengakibatkan tingginya persediaan dan juga dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan atau pembeli yang pada akhirnya akan mencari produk alternatif lainnya.
Sementara dalam bidang manufaktur lead time mengacu pada waktu yang dibutuhkan antara awal dan penyelesaian suatu operasi atau proyek. Perusahaan yang memiliki lead time yang lebih lama bisa mengalami inefisiensi dan pemborosan sumber daya. Maka dalam fase proyek berlangsung, manajemen bisa berupaya untuk mengurangi lead time agar bisa meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
B. Komponen lead time (Waktu Tunggu)
1. Preprocessing Time (Praproses). Praproses disebut juga waktu perencanaan yang dibutuhkan untuk menerima restock ulang, memahami pesanan, dan membuat pesanan pembelian.
2. Processing Time (Waktu Proses). Waktu proses merupakan waktu yang dibutuhkan setelah menerima pesanan pembelian untuk melakukan produksi barang.
3. Waiting Time (Waktu Tunggu). Lamanya waktu dari proses pengadaan barang hingga dimulainya proses produksi.
4. Transportation Time (Waktu Pengiriman). Waktu yang diperlukan selama proses perpindahan barang produksi dari gudang asal ke tangan konsumen.
5. Inspection Time (Waktu Inspeksi). Waktu yang diperlukan konsumen untuk memeriksa barang yang diterima. Apakah barang tersebut sesuai dengan spesifikasi atau tidak. Rentang waktu ini juga dapat digunakan untuk menangani keluhan konsumen akan ketidaksesuaian barang dengan pesanan.
6. Storage Time (Waktu Penyimpanan). Sesuai dengan namanya, waktu ini merupakan lamanya barang berada di pabrik atau gudang.
C. Fungsi Lead Time (Waktu Tunggu)
Lead time merupakan faktor penting untuk kepuasan pelanggan karena tentu semua pelanggan menginginkan barang atau jasa datang secepat mungkin. Pada perusahaan di bidang manufaktur dan pabrik, konsep Lead Time memiliki hubungan langsung dengan jumlah inventaris yang ada di berbagai titik dalam keseluruhan rantai pasokan.
Jika lead time pelanggan kurang mendapat perhatian dari jenis lead time tersebut maka hal ini akan mengakibatkan tertahannya inventaris dalam rantai pasokan di berbagai semua titik. Hal yang menyebabkan penyimpanan stock atau inventaris menambah risiko dalam rantai pasokan adalah variasi dan ketidakkonsistenan.
D. Jenis Lead Time (Waktu Tunggu)
Terdapat beberapa jenis Lead Time di antaranya,
1. Customer Lead Time. Jumlah waktu yang dibutuhkan antara konfirmasi pesanan dan pemenuhan pesanan (baik pengambilan atau pengiriman tergantung kesepakatan dengan pelanggan).
2. Material Lead Time. Jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemesanan dengan pemasok dan menerimanya, mulai dari pesanan yang dikonfirmasi hingga tersedia.
3. Factory/Production Lead Time. Jumlah waktu yang diperlukan untuk membangun dan mengirimkan produk jika semua bahan tersedia.
4. Cumulative Lead Time. Jumlah total waktu yang diperlukan dari pesanan yang dikonfirmasi hingga pengiriman produk jika Anda harus memesan semua bahan (jika tidak ada yang tersedia). Ini adalah penjumlahan Material Lead Time dan Factory/Production Lead Time.
E. Cara Mengurangi Lead Time (Waktu Tunggu)
Mengurangi lead time dapat mengelola inventori secara efisien dan lebih banyak kas untuk bisnis. Artinya lebih sedikit risiko, eksposure dan pengelolaan material. Untuk itu, berikut merupakan cara mengurangi lead time di antaranya,
1. Mengurangi Aktivitas yang Tidak Menambah Nilai
Untuk mengurangi lead time, perusahaan harus mengurangi aktivitas yang tidak menambah nilai. Sebelum melakukannya siapkan daftar aktivitas dan hapus aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan dan pertahankan aktivitas yang memberikan dampak positif pada kualitas produk.
2. Mengubah Metode Pengiriman
Setelah itu, perusahaan juga dapat mengatur metode pengiriman alternatif yang lebih cepat daripada metode pengiriman yang saat ini digunakan atau menawarkan pengiriman yang lebih sering. Sebagian pemasok mungkin lebih menyukai metode pengiriman yang lambat namun dapat menghemat biaya lebih banyak yang dapat mempengaruhi waktu tunggu.
Namun, perusahaan bisa mengubah metode pengiriman dengan metode yang lebih fleksibel sehingga dapat mengurangi lead time secara bertahap meski dikenakan biaya tambahan.
3. Cari Sumber Lokal
Jika bahan baku lokal yang diimpor tersedia, maka perusahaan dapat beralih ke pemasok lokal asalkan tidak mengurangi kualitas produk. Membeli produk lokal dan bukan dari pemasok internasional dapat mengurangi lead time karena barang diangkut dalam jarak yang lebih pendek.
4. Integrasi Vertikal
cara ini melibatkan penggabungan proses dua pemasok atau proses produk perusahaan. Di mana sebuah perusahaan memproduksi dan merakit komponen di lokasi yang berjauhan. Hal ini dapat mengurangi waktu pengangkutan komponen dari satu lokasi ke lokasi lain.
5. Melakukan Proses Otomatis
Penundaan lead time terkadang disebabkan oleh kesalahan manusia, ketika pihak yang bertanggung jawab untuk memesan penundaan stock baru menghubungi pemasok. Dalam hal ini perusahaan bisa menghubungi vendor manager inventory atau vendor owned inventory untuk mengisi stock secara otomatis saat hampir selesai.
Sistem ini dapat mengurangi lead time karena pemasok mendapat permintaan cukup awal sebelum perusahaan mengalami kehabisan stock.
Dari berbagai sumber
Post a Comment