Pengertian Investasi Jangka Panjang, Tujuan, Jenis, Strategi, Kelebihan, dan Kekurangannya

Table of Contents
Pengertian Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang

A. Pengertian Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah penanaman aset dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Investasi jangka panjang memang membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai satu tahun atau lebih untuk mencapai keuntungan yang tinggi. Berbeda dengan investasi jangka pendek yang pada umumnya hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun untuk dapat mencairkan dana atau keuntungan.

B. Tujuan Investasi Jangka Panjang

Terdapat beberapa tujuan dari investasi jangka panjang di antaranya,
1. Mewujudkan biaya keluarga yang sangat besar, seperti dana pensiun, ibadah haji, biaya untuk membeli rumah, dana pendidikan anak di masa mendatang.
2. Memperoleh pendapatan tetap dalam setiap periode tertentu, dalam bentuk bunga, uang sewa, atau keuntungan pemilikan saham.
3. Memenuhi atau membentuk dana tujuan khusus.

C. Jenis Investasi Jangka Panjang

1. Reksadana
Istilah reksadana beberapa tahun belakangan ini cukup populer di kalangan generasi milenial. Reksadana dianggap sebagai salah satu instrumen investasi anti ribet yang sangat relevan untuk siapapun di era digitalisasi seperti saat ini. Mengingat Anda yang berinvestasi pada instrumen ini tak perlu melakukan analisa apapun. Karena pada dasarnya, dana yang Anda investasikan akan dikelola oleh seorang Manajer Investasi (MI) yang berkompeten.

Sehingga, Anda hanya perlu menyuntikkan dana secara rutin sekaligus memilih Manajer Investasi yang tepat dan kredibel. Masing-masing Manajer Investasi memiliki portofolionya tersendiri. Anda dapat melihat ke mana saja dana tersebut diinvestasikan sehingga dari sana Anda bisa mengetahui mana yang lebih potensial dan sesuai dengan preferensi Anda.

Reksadana sendiri sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Mulai dari reksadana pendapatan tetap, pasar uang, obligasi, campuran hingga reksadana saham. Masing-masing produk tersebut menawarkan risikonya tersendiri. Sehingga Anda bisa memilih mana yang sesuai dengan profil risiko Anda dalam berinvestasi.

Secara sederhana reksadana adalah kumpulan dana dari masyarakat yang dihimpun oleh Manajer Investasi untuk kemudian ditransaksikan dalam pasar modal. Sehingga Anda bisa memulainya dengan modal minim dari Rp 10 ribuan untuk berinvestasi pada instrumen yang satu ini.

2. Properti
Seperti yang kita tahu, properti menjadi salah satu instrumen investasi konvensional yang masih populer saat ini. Hal ini dikarenakan anggapan masyarakat tentang aset properti yang akan terus mengalami peningkatan harga seiring berjalannya waktu.

Memang anggapan tersebut tidaklah salah, namun untuk berinvestasi pada aset properti seperti tanah dan bangunan bisa dibilang tidak mudah. Ini dikarenakan harga properti yang terlalu tinggi. Sehingga bagi Anda yang memiliki modal terbatas mungkin akan mengalami kesulitan untuk memulainya.

Tidak seperti reksadana yang bisa dimulai dengan nominal puluhan ribu, aset properti hanya bisa Anda beli dengan harga di atas jutaan. Selain itu, yang perlu digaris bawahi adalah properti bukan termasuk aset investasi yang likuid. Di mana untuk menjual atau mencairkan aset ini biasanya membutuhkan waktu mengingat harganya yang tinggi sehingga hanya orang-orang tertentulah yang dapat membelinya.

Selain menjual aset tersebut, Anda juga bisa menyewakannya dalam bentuk kost, kontrakan, apartemen, ruko dan sejenisnya. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan passive income secara rutin setiap bulan atau per tahunnya.

3. Emas
Emas dikenal sebagai salah satu aset investasi yang paling aman untuk digunakan. Akibatnya, instrumen ini kerap disebut sebagai aset safe haven terutama di kala kondisi ekonomi global tengah goyang. Karena bisa dibilang emas memiliki harga yang fluktuatif namun cenderung stabil mengalami peningkatan.

Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi pada instrumen emas, perlu diketahui bahwa aset yang direkomendasikan adalah berupa logam mulia murni dan bukan dalam bentuk perhiasan. Hal ini dikarenakan pada perhiasan tersebut, emas yang digunakan sudah bercampur dengan logam lain sehingga membuatnya tidak murni.

Jika dulu investasi emas hanya bisa dimulai ketika Anda memiliki modal ratusan ribu hingga jutaan. Kini siapapun dapat berinvestasi pada instrumen yang satu ini mulai dari Rp 1.000. Ada begitu banyak platform yang bisa Anda coba gunakan. Mulai dari Pegadaian, Tokopedia, BukaLapak, Gojek dan masih banyak lagi lainnya.

4. Saham
Berikutnya ada saham yang dikenal orang sebagai salah satu jenis instrumen investasi paling berisiko. Secara sederhana, saham merupakan sebuah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dengan arti kata lain, saham hanya berbentuk surat atau dokumen yang menyatakan bahwa Anda adalah pemilik dari perusahaan tertentu.

Instrumen saham sebenarnya dapat dijalankan dalam dua cara. Yang pertama dengan melakukan transaksi perdagangan atau trading, di mana hal ini sangatlah berisiko jika Anda tidak memiliki pengetahuan serta analisis yang cukup. Seorang yang melakukan trading saham mendapatkan keuntungan atau profit dari selisih harga jual dan beli yang mereka dapat dalam jangka waktu singkat.

Sedangkan yang kedua adalah investasi saham, di mana Anda hanya perlu membeli suatu produk saham perusahaan tertentu untuk kemudian disimpan dan dibiarkan bertumbuh sampai beberapa tahun mendatang. Orang-orang yang memilih cara ini akan mendapatkan keuntungan dari dividen perusahaan yang dibelinya. Selain itu, apabila Anda sudah merasa cukup untuk berinvestasi saham, Anda bisa langsung menjualnya dan selisih harga jual beli tersebut juga akan menjadi bagian dari profit yang didapat.

Perbedaan yang mendasar antara aktivitas trading serta investasi saham di atas adalah jangka waktu yang dipilih. Di mana trading biasanya dilakukan dalam hitungan jam atau hari. Sedangkan investasi mengharuskan Anda untuk mengendapkan saham tersebut sampai bertahun-tahun lamanya agar profit yang diperoleh lebih optimal.

Pada dasarnya, bagi Anda yang pemula dan tertarik untuk berinvestasi saham. Sangat direkomendasikan untuk memilih produk saham bluechip yang berasal dari perusahaan besar dan sudah stabil secara finansial. Contohnya ialah Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), Indofood (INDF), Unilever (UNVR), Telkom (TLKM), dan masih banyak lagi lainnya.

D. Strategi Investasi Jangka Panjang

Terdapat beberapa strategi investasi jangka panjang yang bisa dijadikan referensi di antaranya,
1. Pilih investasi yang dimengerti
Perhatikan dengan detail investasi apa yang akan Anda mulai nanti, jangan sampai Anda tidak mengetahui sama sekali sehingga nantinya bisa menimbulkan kerugian yang besar.

2. Mulai investasi secepat mungkin
Semakin lama uang diinvestasikan maka keuntungan yang didapatkan akan semakin besar. Itu merupakan salah satu strategi yang digunakan Warren Buffet dalam investasi saham. Jangan ragu untuk memulai investasi sejak dini, sebab dengan hal tersebut dapat menjaga aset kekayaan Anda di masa depan.

3. Adaptasi dan sabar
Dua strategi ini memang terdengar sepele. Namun investasi jangka panjang memang membutuhkan kesabaran yang tinggi supaya dapat menuai keuntungan yang besar. Tanpa kesabaran, bisa saja Anda menghentikan investasi di pertengahan dan mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa.

E. Kelebihan dan Kekurangan Investasi Jangka Panjang

Setiap tipe investasi memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
1. Kelebihan
Kelebihan investasi jangka panjang adalah dapat digunakan sebagai persiapan penghasilan di masa depan seiring berjalannya waktu. Hal ini akan menjanjikan Anda yang ingin mandiri finansial di masa tua.

2. Kekurangan
a. Suku Bunga. Risiko ini akan muncul akibat nilai aktiva yang berbunga tiba-tiba memburuk.
b. Pasar. Risiko ini berkaitan dengan isu negara yang tengah melanda. Seperti kita ketahui, isu semacam resesi ekonomi akan berdampak buruk bagi pasar.
c. Likuiditas. Investasi jangka panjang tidak dapat dicairkan dalam kurun waktu tertentu.
d. Inflasi. Risiko ini berkaitan dengan kemampuan atau daya beli masyarakat yang dapat naik atau turun hingga membuat nilai uang berkurang.
e. Valas. Risiko valas diakibatkan perubahan kurs.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment