Pengertian IHSG, Fungsi, Istilah, Cara Kerja, dan Cara Menghitungnya

Table of Contents
Pengertian IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

A. Pengertian IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau Indonesia Composite Index (ICI), dan ada juga yang menyebutnya dengan IDX Composite adalah salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (pada saat itu Bursa Efek Jakarta atau BEJ). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan saham di BEJ.

IHSG merupakan barometer yang menunjukkan naik turunnya harga saham secara gabungan di BEI. Ada banyak saham yang tercatat di papan Utama Bursa Efek Indonesia di mana saham-saham tersebut memiliki pergerakan yang berbeda-beda, naik, turun ataupun stagnan.

IHSG ini mencerminkan pergerakan rata-rata dari keseluruhan saham-saham tersebut. Dengan kata lain, apabila IHSG naik maka sebagian besar saham-saham di Bursa juga ikut mengalami kenaikan, dan hal ini berlaku sebaliknya.

B. Fungsi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

1. Penanda Pergerakan Pasar
Fungsi dasar dari IHSG adalah sebagai suatu penanda pada pergerakan pasar. Artinya, IHSG adalah suatu indeks pergerakan saham yang sudah tercatat pada BEI. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa IHSG adalah cerminan dari seluruh kondisi saham di pasar modal.

IHSG bisa dijadikan sebagai suatu patokan yang bisa dipercaya untuk bisa melihat kondisi bursa saham pada hari tersebut. Jika tren IHSG pada saat itu sedang meningkat, maka itu artinya setiap harga saham di lantai bursa juga sedang mengalami peningkatan. Apabila posisi IHSG sedang melemah, maka artinya seluruh harga saham secara rata-rata juga sedang mengalami penurunan.

Namun, perlu diketahui bahwa nilai tersebut hanya nilai rata-rata saja. Ada kemungkinan bahwa ada saham yang berkebalikan dengan kondisi saham di IHSG.

2. Tolak Ukur Kinerja Portofolio
Apabila Anda sudah mulai melakukan investasi saham ataupun investasi reksadana, maka Anda akan memiliki portofolio yang bisa selalu Anda pantau. Portofolio adalah himpunan aset investasi yang sudah Anda miliki. Dengan adanya IHSG, maka Anda bisa menilai seberapa baik portofolio yang Anda miliki.

3. Mengukur Tingkat Keuntungan
Fungsi lain dari IHSG adalah untuk mengukur tingkat keuntungan rata-rata investasi Anda. Contoh sederhananya, pada tahun 2008, IHSG berada pada level 1400. Lima tahun selanjutnya, IHSG terus meningkat pada level 4400

Dari hal tersebut, maka bisa diperhatikan adanya pertumbuhan suatu indeks dalam kurun lima tahun adalah 3000 atau 214%. Secara tahunan, maka bisa disimpulkan juga adanya perkembangan indeks sebesar 42,8%. Oleh karena itu, Anda bisa mengukur tingkat rata-rata keuntungan Anda dalam kurun waktu pada angka tersebut.

4. Melihat Perkembangan Ekonomi
Fungsi IHSG yang terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah untuk bisa memperhatikan perkembangan ekonomi negara. Walaupun ada banyak sekali faktor yang bisa dilihat untuk mengukur perkembangan ekonomi negara, namun IHSG juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjukkan perkembangan ekonomi di Indonesia.

C. Istilah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

Beberapa istilah utama yang terkait erat dengan IHSG di antaranya,
1. Bubble, adalah meningkatnya suatu harga saham secara signifikan. Bahkan, kenaikan di dalamnya terkadang bisa sangat tidak wajar dan mampu melewati kondisi harga normal saham dari suatu perusahaan. Bubble bisa terjadi karena berbagai peristiwa yang tidak bisa diduga.
2. Fluktuasi, adalah suatu peningkatan dan penurunan pada suatu harga saham. Fluktuasi pada harga saham bisa terjadi karena adanya mekanisme perdagangan pada saham. Di dalam IHSG, fluktuasi adalah sesuatu hal yang normal terjadi.
3. Portofolio, adalah himpunan seluruh aset investasi berupa saham milik individu ataupun perusahaan.
4. Likuiditas, adalah suatu penilaian jumlah dari kegiatan transaksi saham di pasar modal dalam kurun waktu tertentu. Tingginya nilai likuiditas pada suatu saham diartikan sebagai tingginya frekuensi kegiatan jual beli saham di dalamnya.
5. Buyback, adalah suatu kegiatan membeli berbagai saham perusahaan kembali dari para pemegang saham.
6. Capital Gain/Loss, adalah suatu keuntungan yang bisa didapatkan oleh individu atau perusahaan yang sudah menanamkan saham. Profit ini adalah hasil selisih harga total penjualan saham yang sudah dikurangi jumlah keseluruhan harga beli saham. Sebaliknya, capital loss adalah hasil selisih dari harga jual saham yang lebih murah daripada harga belinya. Capital loss adalah suatu kerugian bagi para investor.
7. Cut Loss, adalah suatu kondisi ketika ada investor yang lebih memilih untuk kembali menjual sahamnya kembali. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih parah. Disisi lain, ada juga istilah Hold yang memiliki arti menahan saham yang dimilikinya.
8. BEI (Bursa Efek Indonesia), adalah himpunan dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Kehadirannya bertujuan untuk efektivitas kegiatan operasional transaksi. Kedua bursa tersebut mulai bergabung dan dioperasikan pada tanggal 1 Desember 2007 sebagai Bursa Efek Indonesia.
9. Bullish (bearish), yang memiliki arti naik turunnya suatu harga saham dalam suatu periode tertentu yang ditandai dengan optimisme dan juga pesimisme para investor di pasar saham.

D. Cara Kerja IHSG

IHSG dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah berita ekonomi. Jadi ketika terdapat berita yang mengabarkan bahwa kondisi ekonomi suatu negara sedang turun, dipastikan IHSG akan mengalami penurunan juga. Hal ini karena investor tidak ingin menanamkan uangnya ketika kondisi ekonomi negara sedang tidak baik.

Inilah cara kerja yang akan menentukan naik atau turunnya IHSG, ketika ekonomi membaik, maka investor akan menanamkan uang pada saham di perusahaan yang terdaftar di BEI. Sebaliknya, ketika ekonomi sedang menurun, investor akan menarik uangnya atau menjual saham sehingga saham akan turun.

Dengan melihat posisi naik turunnya IHSG, Anda dapat menganggap bahwa hal tersebut adalah nilai rata-rata yang mempresentasikan kondisi saham-saham di pasar modal. Dengan kata lain, jika ingin melihat kondisi pasar saham yang ada di Indonesia, IHSG adalah acuan yang bisa dipercaya.

Saat IHSG naik, artinya harga saham-saham yang ada di BEI sedang dalam tren meningkat. Sebaliknya jika IHSG melemah, dapat diartikan bahwa harga saham-saham di BEI secara umum sedang turun.

Perlu Anda ingat, bahwa IHSG adalah rangkuman dari pergerakan harga seluruh saham di BEI. Artinya, bisa saja pergerakan saham ini berbeda dengan yang terjadi pada masing-masing harga saham. Bisa saja ada saham yang sedang menguat, meskipun IHSG sedang melemah, begitu juga sebaliknya.

E. Cara menghitung IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan)

Metodologi perhitungan IHSG adalah sama dengan cara menghitung indeks bursa saham lainnya di seluruh dunia, yaitu menggunakan rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham di bursa atau Market Value Weighted Average Index.

Rumus Indeks Harga Saham Gabungan yaitu:
Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100

Nilai Dasar yaitu kumulatif jumlah saham pada hari dasar dikali dengan harga pada hari dasar.
Nilai Pasar yaitu kumulatif jumlah saham yang tercatat dikali dengan harga pasar.

Berikut ini cara mencari nilai pasar:
Rumus Nilai Pasar: Nilai Pasar = p₁q₁ + p₂q₂ + … + piqi + pnqn
Keterangan:
p= harga yang terjadi untuk emiten ke-i.
q= jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks untuk emiten ke-i
n= jumlah emiten yang tercatat di bursa efek.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment