Pengertian Pengangguran Friksional, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Pengangguran Friksional |
A. Pengertian Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang sifatnya sementara ketika pekerja yang menganggur belum menemukan pekerjaan baru yang cocok. Misalnya bagi lulusan baru, ketika mereka memasuki angkatan kerja, mereka mengambil beberapa proses sebelum mendapatkan pekerjaan yang tepat.
Pengangguran friksional juga bisa merupakan transisi pekerjaan secara sukarela dalam suatu perekonomian. Biasanya, butuh waktu bagi pekerja yang ingin berpindah dari satu posisi ke posisi yang lain, terutama bila mencari pekerjaan dengan gaji lebih tinggi. Terkadang istilah pengangguran friksional juga merujuk pada pengangguran pencarian (search unemployment) karena mereka secara aktif mencari pekerjaan.
Demikian, baik pengangguran friksional dan struktural membentuk apa yang oleh para ekonom sebut sebagai tingkat alami pengangguran (natural rate of unemployment). Kedua jenis pengangguran tersebut selalu bertahan dalam perekonomian, bahkan dalam pekerjaan penuh (full employment). Akibatnya, tingkat pengangguran tidak akan pernah menjadi nol. Pengangguran friksional akan selalu ada dalam perekonomian dan berkontribusi pada gambaran ketenagakerjaan secara keseluruhan.
B. Penyebab Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Terdapat beberapa penyebab yang mendasari pengangguran friksional di antaranya,
1. Fresh graduates dan orang-orang yang mencari pekerjaan untuk pertama kali biasanya kesulitan mencari lowongan atau menemukan pekerjaan yang sesuai. Hal ini bisa disebabkan dari kurangnya informasi mengenai lowongan pekerjaan. Selain itu, bisa juga ketersediaan pekerjaan yang ada tidak sesuai dengan skill yang dimiliki. Sehingga mereka memilih untuk menunggu sampai menemukan pekerjaan yang cocok.
2. Transisi sementara di mana seseorang berpindah tempat tinggal ke kota lain merupakan bagian dari pengangguran friksional. Hal ini karena biasanya ada jeda waktu sampai seseorang tersebut menemukan pekerjaan yang baru.
3. Karyawan yang berhenti bekerja untuk mencari pekerjaan baru dengan gaji atau lingkungan yang lebih baik. Di mana beberapa orang dalam kasus ini memilih mengundurkan diri dari kantornya untuk melakukan upskill dengan bersekolah lagi atau mengikuti kursus.
4. Pekerja yang mengundurkan diri karena alasan personal seperti sakit, hamil, dan lainnya. Ketika kembali mencari pekerjaan, mereka juga bisa disebut pengangguran friksional.
C. Dampak Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Dalam jangka pendek, pengangguran friksional relatif tidak berbahaya bagi perekonomian. Hanya masalah waktu untuk menemukan pekerjaan yang tepat. Terkadang, peningkatan pengangguran friksional dapat mengindikasikan peningkatan kualitas pekerja. Pekerja ingin pindah ke yang baru karena mereka menginginkan gaji yang lebih tinggi, mengingat peningkatan keahlian mereka.
Oleh karena itu, dalam hal ini, pengangguran friksional yang tinggi menunjukkan lebih banyak pasokan pekerja yang berkualitas. Tetapi, jika terus berlanjut dalam jangka panjang, masalah pengangguran ini menyebabkan frustrasi bagi pekerja. Karena periode pengangguran yang panjang, produktivitas pekerja dapat menurun.
D. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Salah satu cara untuk mengatasi pengangguran friksional adalah dengan menyediakan informasi lowongan kerja yang lebih baik kepada masyarakat luas atau para pencari kerja. Terlebih lagi, saat ini internet telah canggih berupa situs yang menyediakan lowongan pekerjaan, keahlian, dan persyaratan lainnya.
Maka, situs-situs seperti ini akan mempermudah para pencari kerja dalam melalui berbagai proses, dan menjadi lebih efektif efisien. Cara ini dapat ditingkatkan agar dapat membantu mengurangi pengangguran friksional di Indonesia.
Pemerintah juga dapat meningkatkan mobilitas tenaga kerja. Misalnya, mereka memberikan insentif kepada pengusaha yang memberikan fleksibilitas kepada calon karyawan untuk meningkatkan dan mendiversifikasi pengetahuan dan keahlian mereka. Jadi, ketika sebuah perusahaan bangkrut atau ditutup, pekerja memiliki keterampilan lain yang dapat mereka andalkan ketika dipecat.
Dari berbagai sumber
Post a Comment