Pengertian Inbound Marketing, Metodologi, Strategi, dan Perbedaan dengan Outbound Marketing

Table of Contents
Pengertian Inbound Marketing
Inbound Marketing

A. Pengertian Inbound Marketing

Inbound marketing adalah teknik pemasaran dengan menggunakan konten serta interaksi yang relevan dan solutif untuk membuat bisnis Anda ditemukan oleh konsumen dalam hal ini konsumen yang mendekatkan diri pada produk dan layanan Anda.

Dengan memanfaatkan kebiasaan konsumen saat ini yang hampir setiap hari menggunakan internet, inbound marketing benar-benar memaksimalkan fungsi media sosial, surat elektronik, search engine, website, dan blog.

Melalui platform-platform tersebut, Anda sebagai pelaku bisnis dituntut untuk menyuguhkan konten-konten berkualitas demi menarik perhatian konsumen. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar konsumenlah yang tertarik dan secara alami ingin mencari bisnis Anda.

Konsumen akan menempatkan produk serta layanan Anda sebagai solusi dan hal yang memberikan manfaat untuk permasalahan mereka. Konsumen jenis ini biasanya memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk menjadi pelanggan tetap.

Konsep inbound marketing ini pertama kali dikemukakan oleh Brian Halligan, CEO dan co-founder HubSpot, pada tahun 2005. Sejak 2006, inbound marketing dianggap sebagai cara pemasaran yang efektif dalam menjalankan bisnis secara online.

Karena itu meskipun lambat, konsep ini terus bertumbuh hingga benar-benar mendapatkan ketenaran dan diterapkan oleh sebagian besar bisnis pada tahun 2012.

B. Metodologi Inbound Marketing

Untuk mempermudah pemahaman tentang inbound marketing, setidaknya terdapat 4 tahap metodologi di antaranya,
1. Attract
Pada tahap ini, fokus utama bisnis Anda adalah menarik perhatian (attract). Karena, saat ini calon konsumen belum tahu sama sekali tentang bisnis Anda. Dan tentu, Anda harus membuat mereka tahu. Berikut adalah beberapa praktik yang bisa Anda manfaatkan untuk menarik perhatian calon konsumen di antaranya,
a. Content marketing
b. SEO
c. Digital advertising
d. Social media marketing

Perlu diingat, menarik perhatian bukan berarti Anda menampilkan bisnis Anda beserta produknya begitu saja. Ada nilai yang mesti Anda tawarkan agar mereka tertarik. Misalnya, jika Anda mempunyai bisnis travel, Anda dapat membuat konten yang berisi tips-tips traveling atau rekomendasi tempat wisata. Sehingga orang-orang yang tertarik dengan traveling bisa menemukan bisnis Anda lewat konten tersebut.

Apabila kontennya benar-benar bermanfaat bagi calon konsumen. Mereka dapat bergeser dari orang yang tidak mengenal brand Anda, menjadi follower brand Anda.

2. Convert
Setelah berhasil mendapat follower, Anda harus mengubah mereka menjadi leads, yaitu orang-orang yang berpotensi membeli. Untuk itu, Anda perlu mendapat informasi kontak mereka. Baik berupa alamat email, nomor HP, dan sejenisnya. Berikut beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi kontak di antaranya,
a. Form
b. Landing page
c. Lead magnet

Mungkin Anda pernah masuk ke suatu website atau blog, lalu melihat form yang mengajak Anda untuk berlangganan ke newsletter mereka. Nah, ini adalah salah satu bentuk praktik convert. Atau, bisa jadi Anda pernah mengunduh suatu file atau ebook, tapi Anda harus mengisi informasi kontak dulu untuk bisa mengunduhnya.

Dengan adanya informasi kontak, Anda bisa menghubungi calon konsumen Anda secara personal. Tidak hanya untuk membangun hubungan, tapi juga menarik mereka untuk melakukan pembelian.

3. Close
Berikutnya adalah bagaimana Anda mengubah calon konsumen menjadi konsumen. Anda bisa memanfaatkan informasi kontak yang didapat di tahap convert. Kirimlah konten atau pesan yang dapat membuat mereka tertarik membeli.

Misalnya, sebuah bisnis travel bisa mengirim email berisi informasi bahwa calon konsumen mendapat kupon diskon tiket kereta. Ini tentu akan membuat mereka tertarik untuk memesan. Oleh karena itu, pada tahap ini Anda bisa memanfaatkan berbagai tips dan best practices email marketing.

4. Delight
Setelah meraih pembelian, Anda masih harus membangun hubungan dengan konsumen yang sudah melakukan pembelian. Karena konsumen yang melakukan pembelian adalah konsumen yang sudah jelas-jelas tertarik dengan bisnis Anda. Sehingga, mengajak mereka untuk membeli lagi tidak akan sesulit mengejar konsumen baru.

Di tahap ini, Anda masih bisa mengandalkan email marketing untuk membangun hubungan dengan mereka. Anda juga bisa mencoba membuat survey untuk memastikan kepuasan konsumen.

C. Strategi Inbound Marketing

1. Menawarkan Konten
Penawaran konten ini harus dilakukan oleh calon pelanggan bisnis Anda. Pasalnya, hal ini mampu memberikan dampak yang baik pada pelanggan dan juga pada bisnis Anda. Dengan hadirnya penawaran konten pada para pelanggan, maka mereka akan selalu teringat pada bisnis Anda.

Sehingga, besar kemungkinan bagi Anda untuk mendapatkan pelanggan lagi jika penawaran konten bisa dilakukan dengan baik. Dalam hal ini, Anda bisa menawarkan dan memberikan konten yang sesuai dengan pelanggan Anda. Selain itu, konten tersebut juga harus benar-benar bermanfaat untuk mereka.

2. Menimbulkan Awareness
Awareness atau kesadaran yang dialami oleh para pelanggan pada suatu bisnis bisa terjadi kapan saja. Terlebih lagi ketika mereka memang sedang memerlukan produk Anda. Nantinya, mereka akan berusaha secara langsung untuk mencari produk Anda. Dari hal tersebutlah awareness menjadi peran penting dalam melakukan inbound marketing.

Pada dasarnya, awareness ini bisa lahir dengan berbagai macam cara, tapi biasanya akan muncul setelah melakukan proses pemasaran. Lambat laun, para pelanggan akan merasakan produk Anda, dan bisnis Anda pun akan merasakan keuntungan yang besar.

3. Interaksi
Bagian yang penting lainnya dalam menjalankan strategi pemasaran inbound marketing adalah dengan melakukan interaksi. Kegiatan ini harus dibangun antara pihak bisnis dan pihak pelanggan. Pasalnya, interaksi akan turut mempengaruhi reaksi pelanggan Anda.

Jika interaksi yang dibangun oleh perusahaan dan pelanggan bisa dilakukan dengan baik, maka bukan hal yang tidak mungkin pelanggan Anda akan menjadi pelanggan yang setia. Dengan interaksi ini juga Anda bisa membangun kepercayaan yang kuat dengan pelanggan Anda.

Selain itu, interaksi yang baik juga akan membuka peluang bagi Anda untuk memberikan informasi terkait kelebihan dari produk Anda sekaligus menjadi jalan keluar bagi pelanggan yang memiliki keluhan pada bisnis Anda. Jadi, interaksi yang baik akan membuat pelanggan merasa puas dan membuat mereka menjadi loyal.

4. Memberikan Saran
Biasanya, setiap pelanggan mempunyai permasalahannya masing-masing. Seperti permasalahan saat menggunakan produk dari bisnis Anda. Dalam hal ini, Anda harus mampu memberikan saran yang tepat pada pelanggan. Proses dalam memberikan saran ini tentunya harus dilakukan dengan cara interaksi yang baik. Minimal, saran tersebut harus bermanfaat untuk pelanggan.

Karena, saran yang Anda berikan akan membuat pelanggan Anda mampu menemukan produk yang sesuai dengan keperluannya secara lebih mudah. Selain itu, pelanggan juga bisa menemukan produk yang sesuai dengan keperluannya. Sehingga produk Anda bisa menjadi solusi tepat atas masalah yang tengah dihadapi calon konsumen Anda.

D. Perbedaannya dengan Outbound Marketing

Jika tadi Anda sudah mengenal istilah inbound marketing, Anda juga perlu mengetahui konsep lain yang menjadi kebalikannya yakni outbound marketing. Outbound marketing sering juga disebut sebagai metode pemasaran secara tradisional. Apabila dalam inbound marketing konsumenlah yang mendatangi Anda, maka metode ini membuat Andalah yang menjangkau konsumen.

Tujuan utama dari outbound marketing adalah menemukan sejumlah orang yang berprospek menjadi pelanggan melalui iklan yang berkelanjutan, promosi, telepon, direct mail atau cara-cara tradisional lainnya. Namun, alih-alih mendapatkan banyak konsumen tetap, terkadang pemasaran melalui cara ini justru mengganggu dan terlalu memaksa.

Selain itu karena dilakukan di media secara umum, pemilik bisnis tidak memperhatikan persona konsumen yang disasar sehingga kurang tepat sasaran. Karena ini jugalah outbound marketing membutuhkan biaya yang cenderung lebih besar.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment