Pengertian UI dan UX Designer, Komponen, Tugas, Tanggung Jawab, dan Skillnya
UI dan UX Designer |
A. Pengertian UI dan UX Designer
UI (User Interface) adalah proses di mana menampilkan sebuah hasil dalam bentuk tampilan yang dapat dilihat oleh pengguna (user), atau bagian visual dari website, software, maupun hardware untuk user dapat berinteraksi. Tujuan User Interface adalah untuk meningkatkan fungsionalitas serta user experience dari pengguna.
UX (User Experience) adalah proses di mana pengguna dapat berinteraksi dengan interface secara baik dan nyaman. Tujuan dari UX adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna saat mengakses sebuah tampilan, baik dari sisi website, mobile, maupun desktop. UX sendiri menjadi sebuah penghubung antara pengguna dengan produk.
Sementara orang yang bekerja untuk membuat desain UI/UX disebut dengan UI/UX Designer. Posisi tersebut berperan penting dalam pembuatan desain awal dari aplikasi baik dari tampilan website, desktop, maupun mobile.
B. Komponen UI dan UX Designer
Terdapat beberapa komponen dalam UI/UX yang berperan dalam mengarahkan perilaku dari user dalam menggunakan aplikasi tersebut di antaranya,
1. Informasi Arsitektur
Informasi arsitektur adalah struktur dari segala bentuk informasi yang ditampilkan kepada pengguna. Sebelum membahas rancangan aplikasi, kita harus tahu terlebih dahulu apa yang dibutuhkan oleh user. Berikut metode yang dibutuhkan dalam mengorganisir informasi arsitektur di antaranya,
a. Hierarki. Metode pengorganisasian informasi secara hierarki ini menggunakan konsep teori psikologi. Dalam hal ini, sangat diperhatikan dalam fungsionalitas dan penyusunan setiap elemen dari sebuah aplikasi yang akan dibuat. Contohnya, pembuatan navigasi yang dibuat di paling atas dan berfungsi sebagai penunjuk.
b. Sekuensial. Metode sekuensial ini lebih menekankan pada proses break-down setiap informasi menjadi beberapa tahapan yang nantinya akan digunakan oleh user. Fungsi dari metode ini, agar pengguna dapat mengingat lebih baik informasi yang diberikan. Contohnya, menu pada e–commerce yang memiliki produk informasi.
c. Matriks. Metode matriks ini banyak melimpahkan tanggung jawab kepada sisi pengguna. Tanggung jawab di sini, dalam mengorganisir informasi. Sebagai contoh, sorting merupakan fitur yang menggunakan metode matriks.
2. Interaksi Desain
Aplikasi dibuat tidak hanya untuk dipandang dan dinikmati saja tampilannya. Tetapi, interaksi dari aplikasi tersebut juga sangat berperan penting. Interaksi juga didukung dengan desain yang baik pula. Interaksi pada desain dapat berupa cara mengklik, menggeser, menekan fitur maupun tombol dalam aplikasi. Interaksi desain sangatlah penting untuk mengetahui kebiasaan (behavior) dari pengguna.
3. Fungsionalitas
Fungsionalitas (usability) merupakan komponen penting dalam desain UI/UX. Ukuran dari fungsionalitas ini dinilai dari seberapa mudah penggunaan dari aplikasi tersebut. Selain itu, ketepatan dan fitur yang mendukung bagi pengguna merupakan hal yang penting bagi tampilan website maupun mobile.
4. Prototype
Setelah menyusun ketiga komponen di atas, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah membuat sebuah prototype kasar berupa Wireframe. Output dari prototype tersebut akan dijadikan layout. Yang mana, nantinya akan diserahkan kepada tim pengembang untuk proses pembuatan software.
5. Desain Visual
Setelah hasil wireframe telah dibuat, barulah bagi seorang visual designer untuk membuat tampilan visual dari rancangan tersebut. Dengan penambahan dan perubahan pada warna, style, font, dll. Fungsinya supaya memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai desain awal dari aplikasi yang akan dibuat.
Tools yang digunakan dalam pembuatan desain visual ini adalah Adobe XD, Figma, dll. Anda bisa menggunakan salah satu tools tersebut sesuai dengan kebutuhan anda. Dengan menggunakan Figma, anda dapat mengerjakan proyek secara online tanpa perlu menginstall terlebih dahulu software seperti pada Adobe XD.
C. Tugas UI Designer
Tugas seorang UI designer adalah merancang semua layar tempat pengguna akan bergerak, dan menciptakan elemen visual dan sifat interaktif yang memfasilitasi pergerakan ini. Terdapat tiga bentuk UI yang dikembangkan oleh desainer ini di antaranya,
1. Graphical user interface (GUIs), pengguna berinteraksi dengan representasi visual pada panel kontrol digital. Desktop komputer adalah GUI.
2. Voice-controlled interface (VUI), pengguna berinteraksi dengan ini melalui suara mereka. Kebanyakan asisten pintar seperti Google Assistant atau Siri adalah VUI.
3. Antarmuka berbasis gestur, pengguna terlibat dengan ruang desain 3D melalui gerakan tubuh. Bentuk desain UI ini biasanya digunakan dalam virtual reality.
D. Tanggung Jawab UI Designer
Berikut beberapa tanggung jawab seorang UI designer di antaranya,
1. Berkolaborasi erat dengan developer, copywriter dan desainer UX.
2. Membuat, meningkatkan, dan menggunakan wireframe, prototipe, panduan gaya, aliran pengguna, dan komunikasikan gagasan interaksi secara efektif menggunakan berbagai metode.
3. Menyajikan dan mempertahankan keputusan desain. Semua keputusan desain harus didasarkan pada design roadmap keseluruhan serta pemikiran dan prinsip-prinsip dasar desain.
E. Skill UI Designer
Terdapat beberapa soft skill dan hard skill yang harus dimiliki seorang UI designer.
1. Soft skill yang perlu dimiliki UI designer
Komunikasi adalah kunci dalam desain UI. Saat menyerahkan desain kepada developer, Anda perlu mengomunikasikan fungsi yang dimaksudkan dari setiap elemen yang didesain secara efektif. Anda sering kali perlu menjelaskan bahkan mengonfirmasi keputusan desain Anda sedetail mungkin. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi dengan klien dan pemangku kepentingan adalah soft skill pertama yang harus dimiliki.
Soft skill kedua yang perlu dimiliki adalah kemampuan kerja sama tim. Dalam bekerja, Anda akan berkolaborasi dengan UX designer, web developer, pemangku kepentingan hingga klien. Bekerja dengan baik dalam tim adalah keterampilan yang penting, yang melibatkan kemampuan mendengarkan dan mengatasi masalah bersama untuk sampai ke akar masalah.
Empati adalah soft skill lainnya yang perlu dimiliki untuk menjadi seorang UI designer. Hal ini karena Anda perlu menempatkan diri pada posisi pengguna. Menjaga aksesibilitas dan inklusivitas sangat penting untuk menciptakan antarmuka yang akan dinikmati semua pengguna. Oleh karena itu, harus menempatkan empati dalam setiap keputusan desain Anda.
2. Hard skill yang perlu dimiliki
Sekalipun pada level pemula, Anda akan diharapkan untuk memiliki pemahaman pada setidaknya satu aplikasi desain UI seperti Sketch, Adobe XD, dan alat prototyping seperti InVision. UI designer juga membutuhkan pemahaman yang kuat tentang metode, teori, dan praktik dasar yang membentuk dasar desain UI.
Hal ini termasuk teori warna, tipografi, dan pola desain UI, serta pendekatan desain dasar. Teori-teori ini akan membantu untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana pengguna memandang dan menafsirkan pekerjaan Anda.
Dari berbagai sumber
Post a Comment