Pengertian Multitasking, Strategi, Contoh, dan Dampak Negatifnya

Table of Contents
Pengertian Multitasking
Multitasking

A. Pengertian Multitasking

Multitasking adalah keterampilan melakukan banyak aktivitas atau tugas secara bersamaan. Multitasking secara harfiah berarti 'tanggung jawab ganda'. Istilah ini berlaku tidak hanya untuk orang yang bekerja di kantoran, tetapi juga untuk setiap orang yang melakukan berbagai pekerjaan pada saat bersamaan, termasuk anak dan ibu rumah tangga.

Dave Crenshaw, menyebutkan bahwa kemampuan multitasking dapat terbentuk karena budaya. Di mana seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terbiasa melakukan beberapa hal dalam satu waktu. Pada laptop, multitasking artinya adalah ketika saat membuka dua (atau lebih) software secara bersamaan untuk lebih menghemat waktu saat mengerjakan.

Banyak orang mengira bahwa melakukan banyak aktivitas atau tugas secara bersamaan dapat menghemat waktu dan tenaga. Padahal, yang benar justru sebaliknya. Multitasking biasanya menghabiskan lebih banyak energi dan mengurangi kualitas pekerjaan.

B. Strategi Multitasking

Terdapat beberapa kiat menjadi seseorang yang bisa melakukan pekerjaan secara multitasking di antaranya,
1. Mengerjakan Pekerjaan yang Masih Berkaitan
Jika ingin memiliki kemampuan untuk multitasking, tentunya harus mendata pekerjaan terlebih dahulu. Dalam hal ini, kita perlu menyatukan dan mendata pekerjaan yang masih berkaitan satu sama lain untuk mempermudah pekerjaan. Hindari mengerjakan beberapa tugas yang tidak berkaitan karena otak akan membutuhkan proses adaptasi yang lebih lama saat mengerjakan hal berbeda.

Hal tersebutlah yang akan memecahkan konsentrasi dan membuat kita kebingungan. Otak akan bekerja dengan sangat cepat untuk mengganti fokus pikiran ketika melakukan berbagai tugas. Jika kita memaksa otak untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak berhubungan satu sama lain, hasilnya pun tidak akan maksimal.

2. Menentukan Skala Prioritas Agar Terhindar Dari Multitasking
Langkah yang tidak kalah penting untuk menjadi seseorang yang bisa multitasking adalah menentukan skala prioritas untuk setiap pekerjaan yang dilakukan. Jika ingin hasilnya maksimal, buatlah pekerjaan berdasarkan tingkat kesulitan karena semakin lama bekerja akan membuat otak semakin lelah.

Saat otak sudah lelah maka pekerjaan sulit yang diletakkan di waktu terakhir akan sulit diselesaikan. Kita bisa menentukan prioritas pekerjaan dari yang tersulit hingga yang termudah. Saat otak masih segar, maka pekerjaan yang sulit akan lebih mudah dikerjakan. Dengan membuat skala prioritas ini, pekerjaan pun dapat terselesaikan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan.

3. Menentukan Deadline Agar Pekerjaan Lebih Terencana
Menetapkan deadline atau tenggat waktu adalah salah satu hal penting yang perlu diperhatikan saat ingin bekerja secara multitasking. Tenggat waktu akan membantu dalam bekerja serta membuat pekerjaan menjadi lebih terorganisir. Deadline juga akan membantu untuk mengetahui prioritas pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga akan lebih efisien dan menghemat waktu.

4. Membuat To do List Agar Lebih Teratur Dalam Mengerjakan Sesuatu
Setelah menentukan skala prioritas dan menetapkan deadline terhadap pekerjaan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah membuat to do list. Saat bekerja secara multitasking, jumlah pekerjaan tidaklah sedikit sehingga kita sering kali lupa apa saja yang harus dikerjakan. To do list tentunya akan membantu mengorganisir kegiatan dan memperjelas tujuan kita.

Kita bisa menyusun daftar yang harus dilakukan, mulai dari hal kecil hingga hal terpenting. Jangan lupa juga untuk membuatnya per tanggal agar kita bisa mengerjakan semuanya sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Sebenarnya, to do list dapat dilakukan saat mendata pekerjaan yang mungkin dikerjakan dalam satu waktu yang bertujuan sebagai pengingat agar semua pekerjaan dalam daftar dapat diselesaikan dengan baik dan on time.

5. Berusaha Tetap Fokus Pada Pekerjaan Yang Dilakukan
Mengerjakan pekerjaan dengan multitasking akan membuat kita dihadapkan dengan beberapa pekerjaan. Oleh karena itu, harus tetap fokus, apalagi kalau banyak hal yang harus diselesaikan. Demi menghemat waktu, kita harus tetap fokus pada pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga semuanya dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

6. Menerapkan Sikap Disiplin Waktu Dalam Bekerja
To do list akan berakhir hanya sebagai catatan saat kita tidak menerapkan sikap disiplin untuk mengerjakannya. Setelah membuat daftar pekerjaan yang harus diselesaikan, kita harus segera mengerjakan apa yang bisa dikerjakan dengan fokus. Jangan menunda-nunda pekerjaan karena hal ini hanya akan membuatnya semakin menumpuk dan membuang-buang waktu saja.

7. Beristirahat Ketika Sudah Merasa Lelah, Arti Multitasking Bukan Bekerja Sampai Sakit!
Meskipun banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, kita tetap tidak boleh mengabaikan waktu beristirahat. Beristirahatlah sejenak demi memberi energi tambahan sehingga kita bisa lebih bersemangat dalam beraktivitas.

Persepsi semakin sedikit waktu tidur akan membuat semakin produktif adalah hal yang keliru. Apalagi bekerja lembur tanpa tahu batas waktu yang wajar. Tetap ingat istirahat ya. Istirahat akan membuat kita lebih siap untuk bekerja dengan pikiran yang lebih segar.

Ingat, kondisi tubuh yang lelah malah akan membuat kita sulit berkonsentrasi yang pada akhirnya berdampak pada pekerjaan. Tidak perlu terlalu lama, kita bisa sedikit meluangkan waktu untuk istirahat sehingga aktivitas kerja lebih berkualitas dan hasilnya pun menjadi maksimal.

C. Contoh Multitasking

Pernahkah kita menanggapi pesan teks di ponsel kita atau berjalan-jalan untuk makan sambil membaca? Jika demikian, dapat dikatakan bahwa Anda adalah seorang multitasker. Seperti yang disebutkan sebelumnya, multitasking adalah kemampuan satu orang untuk menyelesaikan banyak tugas sekaligus.

Pekerjaan ini dapat diselesaikan pada waktu yang sama, atau dapat dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Faktanya, istilah yang digunakan untuk pekerjaan seluler disebut pengalihan tugas. Namun, sering kali orang mengira bahwa kedua istilah ini memiliki arti yang sama.

Alasan paling umum orang melakukan tindakan pada satu waktu adalah untuk menghemat waktu. Pasti akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan satu pekerjaan pada satu waktu, seperti berhenti berjalan dan menarik mobil untuk membalas pesan teks.

Oleh karena itu, banyak orang yang bekerja pada saat bersamaan karena dianggap lebih cepat. Beberapa contoh multitasking dalam kehidupan sehari-hari di antaranya,
1. Belajar atau bekerja sambil makan.
2. Memasak sambil menonton TV.
3. Panggil sambil memainkan perangkat.
4. Balas pesan teks atau jawab panggilan saat mengemudi.

D. Dampak Negatif Multitasking

Memang, multitasking akan membantu kita menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu waktu saja. Namun, segala sesuatu pasti memiliki dampaknya, termasuk multitasking di antaranya,
1. Multitasking artinya mengerjakan banyak hal secara bersamaan yang bisa mengakibatkan penurunan produktivitas
Dampak pertama yang kemungkinan akan terjadi saat bekerja secara multitasking adalah menurunnya produktivitas. Saat kita melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu tentunya akan menyita banyak perhatian sehingga kinerja otak akan mengalami penurunan yang secara otomatis berdampak pada produktivitas.

2. Berisiko mengalami stres karena mengerjakan banyak hal secara sekaligus
Multitasking juga ternyata bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami stres. Hal ini dikarenakan seseorang dituntut untuk dapat mengerjakan semua hal dalam waktu bersamaan dan singkat. Jika seseorang tidak terbiasa melakukannya, kemungkinan dirinya mengalami stres akan besar. Hindari memaksakan diri untuk mengerjakannya karena ini bisa menjadi masalah di kemudian hari.

3. Bekerja secara multitasking artinya meningkatkan risiko mengalami depresi
Tingkat keparahan yang mungkin terjadi saat kita dipaksakan untuk melakukan pekerjaan secara multitasking adalah depresi. Saat seseorang tidak mampu mencapai target, hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan harapan akan mendorong mereka untuk mengalami depresi. Oleh karena itulah, multitasking adalah sesuatu yang berat bagi seseorang yang tidak terbiasa melakukannya.

Pada akhirnya, multitasking bisa menjadi tidak baik. Pekerjaan yang belum selesai tidak hanya membuat kewalahan, tetapi juga efek kesehatan lain dari multitasking di antaranya,
1. Memicu tekanan
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kebiasaan multitasking dapat mengganggu kesehatan mental pekerja kantoran dan pelajar. Orang dengan banyak tugas cenderung merasa lebih stres dan cemas. Hal ini karena multitasking dapat mengakibatkan hasil yang buruk untuk pekerjaan kantor atau tugas sekolah, atau mungkin tidak akan pernah selesai, karena membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan semua tugas sekaligus.

2. Meningkatkan tekanan darah
Penelitian telah menunjukkan bahwa multitasking dapat memengaruhi kinerja jantung dan tekanan darah. Saat multitasking, tubuh akan bekerja ekstra dan melepaskan lebih banyak hormon stres. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung lebih cepat, dan kecemasan.

3. Gangguan dengan memori
Melakukan dua operasi pada saat yang sama mungkin tidak hanya kehilangan detail penting dalam tugas, tetapi juga mengganggu memori jangka pendek kita. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa multitasking dapat menyebabkan masalah memori, termasuk memori terkait pekerjaan jangka pendek (memori kerja) atau kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi untuk waktu yang lama.

4. Mengurangi kreativitas
Melakukan pekerjaan melalui multitasking membuat otak bekerja lebih keras. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keadaan ini akan menurunkan kemampuan otak untuk berpikir kreatif, karena otak sangat bertenaga. Bagi seorang pekerja yang membutuhkan kreativitas dan imajinasi, hal ini tentunya akan berdampak negatif pada kemampuan kerja terbaiknya.

5. Meningkatkan risiko kecelakaan
Multitasking juga bisa berbahaya, misalnya saat kita sedang mengemudi atau berjalan saat melakukan aktivitas lain (seperti berbicara di telepon atau mengetik pesan teks). Ini menyelamatkan kita dari keharusan berkonsentrasi pada lingkungan, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment