Pengertian Klasifikasi Data, Aspek, Metode, dan Variabelnya

Table of Contents
Pengertian Klasifikasi Data
Klasifikasi Data

A. Pengertian Klasifikasi Data

Klasifikasi data adalah pengelompokan data berdasarkan beberapa aspek di antaranya berdasarkan sumber data, cara memperolehnya, waktu pengumpulan, jenis (jenis data primer dan sekunder misalnya), dan sifat data. Sementara pengertian data sendiri menurut The Liang Gie, merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain apa pun yang mengandung sesuatu pengetahuan untuk dijadikan sebagai bahan menyusun keterangan, membuat kesimpulan, atau mengambil keputusan.

B. Aspek Klasifikasi Data

1. Berdasarkan Sumber Data. Berdasarkan sumber data terdapat jenis data internal dan eksternal.
a. Data Internal
Data internal adalah sebuah data asli yang menguraikan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal, data ini dihasilkan melalui penelitian sendiri, bukan data hasil dari orang lain. Contoh dari data internal adalah data penjualan, data stok gudang, data pegawai, dan sebagainya. Data internal adalah data yang sering digunakan untuk keperluan internal saja.

b. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menguraikan situasi dan kondisi yang berada di luar organisasi, biasanya data ini didapat dari hasil penelitian orang lain. Misalnya adalah data tingkat prefensi pelanggan, data konsumen dalam penggunaan suatu produk, dan sebagainya. Data eksternal memiliki 2 (dua) jenis di antaranya,
a) Data Eksternal Primer adalah data yang berupa ucapan kata atau tulisan dari orang yang memiliki data itu sendiri, atau orang yang melakukan penelitian sendiri.
b) Data Eksternal Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan penelitian, melainkan melalui seseorang atau beberapa orang lainnya.

2. Menurut Cara Memperolehnya. Beberapa jenis-jenis data berdasarkan cara memperolehnya di antaranya,
a. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

3. Berdasarkan Jenis Datanya. Beberapa jenis-jenis data berdasarkan jenis datanya di antaranya,
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat Hari Raya Idul Adha, tinggi badan siswa kelas 3 IPS 2, dan lain-lain.

b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.

4. Berdasarkan Sifat Data. Beberapa jenis-jenis data berdasarkan sifat data di antaranya,
a. Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu PKK Sumber Ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.

b. Data Kontinu
Data kontinu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

5. Menurut Waktu Pengumpulannya. Beberapa jenis-jenis data berdasarkan waktu pengumpulannya di antaranya,
a. Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 Desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan Mei 2004, dan lain sebagainya.

b. Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar Dolar Amerika terhadap Euro Eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah Nurdin M. Top dan Doktor Azhari dari bulan ke bulan, dan lain-lain.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, teknik pengumpulan data adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, alat yang digunakan dalam pengambilan data, dan sumber data yang diperoleh.

Jenis sumber data adalah perihal dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (jenis data primer) atau sumber tidak langsung (jenis data sekunder). Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data.

Metode ini memiliki instrumen atau alat dalam pengumpulan data, yaitu berupa pengamatan, tes, wawancara, angket, dokumentasi, dan sebagainya. Selain itu, terdapat tiga teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan di antaranya,
1. Angket (Kuesioner)
Angket/kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Walaupun metode ini terlihat mudah, namun jika respondennya besar dan terdiri dari berbagai wilayah tentu dalam mengolah datanya juga membutuhkan waktu.

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor di antaranya,
a. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
b. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dan sebagainya.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara yang menggunakan sampel besar biasanya dilakukan sebagai studi pendahuluan, karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpul data (penelitian kualitatif). Wawancara terbagi menjadi 2 (dua) di antaranya,
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur yaitu peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang ingin ditanyakan dari responden, sehingga pertanyaannya sudah dibuat secara tersusun dan sistematis. Biasanya peneliti dalam melaksanakan wawancara menggunakan alat bantuan seperti tape recorder, kamera, dan material lain yang dapat membantu kelangsungan wawancara.

b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara tersusun secara sistematis dan spesifik, dan hanya memuat garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan oleh responden.

3. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi berdasarkan situasi dan kondisi. Metode ini cocok digunakan apabila tujuan penelitian untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan dengan responden yang tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori di antaranya,
a. Participant Observation. Dalam observasi ini penelitian terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Contohnya seorang sutradara mengamati mengenai bagaimana adat suku Bugis, kebiasaan-kebiasaan yang rutin dilakukan oleh suku Bugis, sejarah-sejarahnya, dan lain sebagainya.
b. Non Participant Observation. observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Contohnya seperti penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

D. Variabel Klasifikasi Data

Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Secara teoritis variabel dapat di definisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.

Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.

Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variabel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.

1. Variabel Berdasarkan Proses Kuantifikasi Data
Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis di antaranya,
a. Variabel Nominal. Yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
b. Variabel Ordinal. Variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya.
c. Variabel Interval. Variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya.
d. Variabel rasio. Variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metodologi Penelitian. Hal. 26-27)

2. Variabel Berdasarkan Fungsinya
Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan di antaranya,
a. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel Indogen.

b. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen.

c. Variabel Intervening
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

d. Variabel Moderator
Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.

e. Variabel Kendali
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung

f. Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H AbuAchmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Hal.119-120)

Inti dalam penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat. Berikut beberapa jenis hubungan variabel di antaranya,
1. Hubungan Simetris
Variabel dikatakan memiliki hubungan simetris apabila variabel satu tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris di antaranya,
a. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
b. Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
c. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, di mana yang satu berada yang lainnya pun pasti di sana.
d. Dua elemen merupakan akibat dari suatu faktor yang sama.

2. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Harus Anda ketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, maka tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang menjadi akibat.

3. Hubungan Asimetris (Tidak Simetri)
Variabel dikatakan mempunyai hubungan asimetris jika satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel lainnya. Terdapat 6 tipe hubungan asimetris di antaranya,
a. Hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
b. Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
c. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
d. Hubungan antara pre kondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
e. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Apabila “stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “disposisi” berada dalam diri seseorang.
f. Hubungan yang imanen antara dua variabel.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment