Pengertian IPO, Penyebab, Proses, Mekanisme, Keunggulan, dan Kelemahannya

Table of Contents
Pengertian IPO atau Initial Public Offering
IPO (Initial Public Offering)

A. Pengertian IPO (Initial Public Offering)

IPO (Initial Public Offering) adalah suatu langkah di mana ada sebuah perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat untuk yang pertama kalinya, atau sering juga disebut sebagai penawaran saham perdana. Tujuan perusahaan menawarkan sahamnya untuk dibeli masyarakat, tidak lain adalah agar bisa mendapatkan lebih banyak modal dari para investor.

Ketika suatu perusahaan mengumumkan bahwa dirinya sudah IPO, maka saham yang sebelumnya bersifat privat akan menjadi publik, sehingga saham juga memiliki nilai pasar yang berbeda. Selain itu, jenis perusahaan yang sudah IPO tadinya tertutup atau PT akan menjadi terbuka atau Tbk.

B. Penyebab IPO (Initial Public Offering)

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa perusahaan yang sudah berstatus IPO maka sudah melepaskan sahamnya ke public atau masyarakat yang disebut dengan perusahaan Go Public. Dan setelah perusahaan Go Public, maka siapapun bisa melakukan kegiatan jual beli saham di perusahaan yang ia pilih. Jadi, perusahaan sudah bukan lagi milik satu orang saja, melainkan dari perorangan.

Dalam mengambil keputusan tersebut, pasti perusahaan memiliki alasan dan pertimbangan kenapa melepas saham ke publik di antaranya,
1. Membutuhkan Tambahan Modal
Hal pertama yang melatarbelakangi perusahaan memutuskan untuk IPO adalah karena perusahaan memerlukan tambahan modal untuk kegiatan operasionalnya tanpa harus meminjam dana dari lembaga keuangan seperti Bank. Bisa jadi, modal yang didapatkan dari menjual saham bisa digunakan untuk menekan jumlah utang atau beban pinjaman yang dimiliki oleh perusahaan.

Tambahan modal yang dimaksudkan berarti bahwa perusahaan memiliki rencana untuk melakukan ekspansi bisnis sehingga bisa meningkatkan laju produksinya. Selain itu, melepas saham ke Bursa Efek Indonesia berarti meningkatkan popularitas perusahaan, khususnya di mata investor. Investor juga akan mengenali perusahaan.

2. Meningkatkan Nilai yang Dimiliki Perusahaan
Alasan yang kedua kenapa perusahaan memutuskan untuk IPO adalah agar nilai yang dimiliki perusahaan bisa meningkat. Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan IPO, maka nilai perusahaan bisa meningkat di masa depan. Hal tersebut juga didukung dengan meningkatnya meningkatkan performa perusahaan secara maksimal, sehingga nilai saham yang dimiliki oleh para investor juga meningkat.

3. Potensi untuk Bertumbuh Lebih Pesat
Alasan yang terakhir kenapa perusahaan memutuskan melakukan IPO adalah agar perusahaan mampu memperoleh potensi agar bisa berkembang lebih pesat. Walaupun perusahaan bisa menggunakan dana internal untuk meningkatkan bisnis, tapai prosesnya tentu akan memakan waktu yang cukup lama dan perlu banyak pertimbangan sebelumnya.

Ketika perusahaan memperoleh dana dari investor, maka kegiatan dalam mengembangkan bisnis bisa dilakukan dengan hasil yang maksimal. Potensi perusahaan berkembang lebih pesat akan lebih besar dan nilai saham juga akan terus meningkat apabila performa perusahaan terus menerus meningkat.

C. Proses IPO (Initial Public Offering)

1. Underwriter
Sebelum membahas tentang proses IPO, hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah tentang underwriter. Underwriter memiliki peran penting dalam proses IPO. Dalam bahasa Indonesia, underwriter dikenal sebagai penjamin emisi. Biasanya, underwriter adalah pihak bank investasi, bank komersial, atau perusahaan pialang.

Mereka bekerja untuk menjual emisi baru dengan bekerjasama dengan emiten. Tugas underwriter juga adalah mengevaluasi nilai perusahaan untuk menentukan nilai saham yang akan dijual. Menurut Investopedia, underwriter dipilih sendiri oleh perusahaan yang akan membuka sahamnya untuk publik.

2. Tahap-tahap IPO
Secara garis besar, ada dua tahap untuk melaksanakan IPO. Tahap pertama adalah pre–marketing atau pra-penawaran. Lalu, tahap selanjutnya dalam IPO adalah proses initial public offering-nya itu sendiri. Pada tahap ini, saham mulai resmi dibuka untuk publik.

Awalnya, perusahaan yang telah berencana untuk melakukan IPO harus mencari underwriter untuk kerjasama. Kemudian, underwriter akan membuat proposal dan valuasi serta jenis sekuritas yang paling baik untuk dikeluarkan. Selain itu, underwriter juga mulai mempertimbangkan harga yang ideal untuk ditawarkan serta jumlah saham yang dibuka untuk publik.

Setelah ada persetujuan dua pihak, tim pelaksanaan IPO dibuat. Dalam tahap ini, underwriter, pengacara, CPA, dan SEC yang berpengalaman akan bergabung untuk memproses segala hal yang diperlukan agar IPO berjalan lancar.

Lalu, board of directors atau dewan komisaris perusahaan dibuat. Setelah itu, tanggal pengumuman IPO akan ditetapkan. Singkatnya, IPO sudah bisa dilaksanakan. Akan tetapi, masih ada hal-hal yang perlu dipantau oleh para underwriter bahkan pasca IPO.

D. Mekanisme IPO (Initial Public Offering)

1. Due Diligence Meeting
Mekanisme pertama yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan adalah melakukan agenda pertemuan bersama pihak emiten ataupun pemilik perusahaan dan saham. Umumnya pertemuan terkait pengajuan IPO ini disebut sebagai Due Diligence Meeting. Beberapa pihak yang harus menghadiri rapat ini adalah pemilik saham, underwriter atau perusahaan sekuritas, appraiser atau penilai aset perusahaan, konsultan hukum dan juga auditor yang independen.

2. Public Expose dan Roadshow
Selanjutnya, perusahaan harus mengumumkan IPO saham dalam suatu kegiatan Public Expose dan juga kegiatan roadshow. Dalam kegiatan ini, pihak perusahaan bisa melakukan presentasi terkait prediksi perkembangan dan juga pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan kepada calon investor.

3. Book Building
Hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan agar proses pengajuan IPO bisa sukses adalah dengan Book Building. Artinya, investor yang memiliki minat tinggi untuk melakukan pendanaan akan dilakukan penawaran.

Penawaran saham ini biasanya terkait harga dan juga jumlah saham yang nantinya akan dibeli. Dalam tahapan ini, banyak perusahaan yang mengalami kondisi  oversubscribe atau jumlah saham yang dipesan oleh pihak perusahaan melebihi jumlah yang sudah ditawarkan oleh perusahaan. Hal tersebut secara langsung akan turut memengaruhi harga jual saham menjadi mahal.

4. Menentukan Harga Jual
Terakhir, setelah jumlah minat investor sudah diketahui, maka perusahaan bisa mulai menentukan harga jual sahamnya. Pastinya harga tersebut dilakukan dengan berdasarkan jumlah saham yang tersedia dan juga jumlah peminat yang ada. Dalam tahapan ini, proses penentuan suatu harga saham adalah tanggung jawab dari perusahaan sekuritas yang nantinya harus melalui persetujuan emiten perusahaan.

E. Keunggulan dan Kelemahan Saham IPO

Bagi Anda sebagai investor pemula, sebaiknya jangan langsung berinvestasi tanpa pertimbangan. Ketahui sisi yang menguntungkan sekaligus merugikan dari jenis investasi tersebut. Keunggulan saham IPO antara lain memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Sejumlah investor berpengalaman bahkan menyebut bahwa berinvestasi di sini membuka peluang mendapatkan keuntungan tak terbatas. Sementara itu, risiko kegagalan masih bisa diminimalisir.

Selain itu, harga saham biasanya masih terjangkau. Jadi, dengan modal terbatas pun Anda sudah bisa menjadi bagian dari perusahaan. Berinvestasi di saham IPO pun cukup mudah dan fleksibel karena biasanya dapat diakses melalui beragam jenis aplikasi trading.

Kelemahannya, ada batas jumlah saham yang bisa dibeli. Hal ini untuk menghindari saham dikuasai oleh segelintir orang saja. Selain itu, proses pembeliannya tidak cepat. Setidaknya butuh waktu sekitar 1 minggu untuk melakukan withdrawal. Proses tersebut antara lain meliputi pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) oleh perusahaan, menunjuk penjamin emisi, menyiapkan laporan keuangan lengkap, mengajukan pendaftaran, baru kemudian menawarkan harga saham.

Penawaran saham adalah tahap paling penting dan terakhir. Sebagai calon investor, Anda bisa membelinya di agen-agen penjualan yang ditunjuk. Sesuai syarat, jika pembeli saham lebih banyak dari lembar yang tersedia, permintaan pembelian akan dikurangi. Jadi, semua pembeli saham berhak memperoleh jatah. Prinsip ini disebut allotment.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment