Pengertian Full Stack Developer, Tugas, Skill, dan Toolsnya

Table of Contents
Pengertian Full Stack Developer
Full Stack Developer

A. Pengertian Full Stack Developer

Full stack developer adalah seseorang yang bekerja merangkap tugas sebagai back end dan front end developer. Atau full stack developer merupakan posisi programmer di mana ia telah menguasai pemrograman backend serta teknologi frontend. Selain itu, juga dapat memahami teknologi UI UX, serta dapat menerjemahkan sebuah desain ke dalam kode frontend.

Full stack developer bisa bekerja dengan javascript, PHP, java, database (backend) dan juga bisa mengkonversi desain ke dalam kode pemrograman seperti HTML, CSS, XML (front end). Seorang yang ahli pada teknologi full stack dituntut untuk dapat menguasai kedua bidang tersebut.

B. Tugas Full Stack Developer

Tugas utama yang dimiliki oleh full stack developer adalah menguasai teknologi dari backend dan frontend itu sendiri. Kemudian, terdapat beberapa teknologi yang harus dikuasai oleh seorang full stack developer di antaranya,
1. Sistem Administrasi
Untuk urusan sistem administrasi, banyak sekali teknologi yang harus dipelajari saat ini. Full stack developer sebaiknya juga mengetahui penggunaan dari Linux dan basic shell scripting untuk pengembangan website dalam sistem operasi. Kemudian cloud hosting yang sering digunakan adalah Amazon, Rackspace, dll.

Selanjutnya untuk proses pencarian informasi, maka Anda perlu belajar dan mempersiapkan server seperti Elasticsearch atau Spinx. Proses cache juga perlu diperhatikan untuk membuat aplikasi. Maka, Anda juga harus belajar dengan menggunakan software Memcached, Varnish, dll.

2. Teknologi Frontend
Selanjutnya, Anda juga harus bisa menggunakan berbagai teknologi frontend untuk pengembangan perangkat lunak. Yang terpenting adalah, Anda wajib untuk menguasai bahasa pemrograman HTML, CSS, JavaScript. Desain yang responsif juga sangat perlu Anda pelajari untuk memberikan tampilan yang lebih baik ketika dijalankan pada perangkat mobile.

Saat ini, penggunaan framework juga banyak digunakan untuk mempermudah proses pengembangan aplikasi. Banyak sekali jenis framework yang dapat Anda pelajari, seperti framework dari CSS yaitu bootstrap, SASS, LESS. Framework JavaScript, yaitu AngularJs, JQuery, VueJs, dll. Yang sedang populer sekarang, juga wajib untuk mulai Anda kuasai seperti Ajax, JSON, dan XML.

3. Teknologi Backend
Untuk teknologi backend, Anda harus mulai mempelajari lebih dalam mengenai web server seperti Apache dan Nginx. Kemudian untuk bahasa pemrograman terdapat PHP, Python, Ruby, dll. Dan yang terpenting Anda juga memiliki kemampuan dalam manajemen basis data (database).

Database sendiri dibagi menjadi 2, pertama adalah relational database (seperti: MySQL, Postgre), dan yang kedua adalah non-relational database (seperti: Redis, MongoDB, Cassandra). Pada sisi server juga memiliki beberapa framework PHP seperti Laravel dan CodeIgniter yang sering digunakan oleh web developer untuk mengembangkan aplikasi website dinamis.

4. Bidang Desain
Dalam teknologi desain, ada 2 komponen utama yang harus dimiliki oleh full stack developer. Pertama adalah dari komponen UI / UX, dan kedua adalah design web. Untuk UI / UX berfungsi untuk membuat desain aplikasi sehingga memiliki segi tampilan yang menarik, dan memiliki pengalaman yang baik ketika diakses oleh pengguna (user).

Selanjutnya, seorang developer teknologi full stack juga dituntut untuk dapat mengkonversikan bentuk desain website ke dalam kode pemrograman. Misalnya saja, ketika Anda menggunakan software Vagrant, pastilah juga harus mengenal dan memahami bahasa pemrograman Ruby.

C. Skill Full Stack Developer

Terdapat beberapa keahlian yang harus dikuasai full stack developer di antaranya,
1. Menguasai beberapa bahasa pemrograman (back end)
Seorang full stack developer harus terampil beberapa bahasa pemrograman. Bahwasannya logika dan algoritma adalah yang paling penting. Tapi untuk menjadi  full stack developer, harus kompeten dalam perencanaan, penataan, implementasi dan pengujian proyek. Berbagai macam bahasa pemrograman untuk urusan back end. Seperti Java, Node.js (Java Script), PHP, Python, Ruby, Swift dll. Terutama seorang full stack developer tentunya harus menguasai bahasa yang berorientasi objek (OOP).

2. Menguasai teknologi  front-end
Selain menguasai backend, juga harus menguasai hal yang satu ini. Karena front end merupakan jembatan antara design dan back end. Bahkan sebelum kamu menguasai back end. Anda mesti menguasai front end terlebih dahulu. Front end adalah orang yang bertanggung jawab menganalisa dan membuat tampilan aplikasi.

Bagi yang berkecimpung di ranah full stack developer kamu perlu menguasai teknologi esensial. Khususnya berkaitan dengan front end seperti HTML5, CSS3, XML dan JavaScript. Dan juga beberapa library seperti bootstrap, JQuery, AngularJS, dll.

HTML dan CSS adalah ilmu dasar untuk profesi ini. HTML5 dan CSS3 merupakan dua skill yang dibutuhkan untuk memodifikasi konten web. Sedangkan XML digunakan untuk memodifikasi bagian aplikasi Android. Java script dan yang lainnya bisa dipelajari juga setelah menguasai fundamentalnya.

3. Menguasai  desain UI UX
UX (User Experience) tergantung pada UI (User Interfaces), dan seberapa baikkah Anda telah menggunakan teknologi front-end. Keberhasilan produk atau proyek apapun tergantung pada UI dan UX nya. Aplikasi yang baik itu, adalah aplikasi yang mempunyai kesan menarik bagi pemakainya dan tampilannya user friendly.

UI UX sangat penting bagi seorang full stack developer. Anda harus memahami prinsip dasar keterampilan desain prototipe. Hal ini yang dapat memudahkan ke tahap selanjutnya yakni tahap front end. Sehingga dapat mengkonversi desain ke dalam kode pemrograman seperti HTML5, CSS3, dan kemampuan untuk bekerja dengan library.

4. Kemampuan menangani database
Kemampuan menangani banyak basis data tanpa gangguan apapun merupakan keahlian terbesar full stack developer. Saat ini opsi database cukup banyak tersedia. Seperti MySQL, MongoDB, Redis, Oracle, dll. Penggunaan opsi database dapat disesuaikan dengan skalabilitas proyek Anda.

Jika Anda ingin membuat aplikasi layanan online atau web, MongoDB adalah pilihan yang tepat. Tetapi untuk proyek yang jangkauannya lebih besar, MySQL dan Oracle adalah pilihan yang lebih disukai. Untuk meningkatkan kinerja basis data Anda bisa menggunakan caching, dan Redis.

Anda harus tahu cara mengelola database yang benar. Cermat mengelola banyaknya basis data, mengumpulkan data, dan berinteraksi dengan mereka yang mempunyai data dll.

5. Kemampuan softskill
Untuk menjadi full stack developer tidak hanya mempunyai kemampuan hardskill (back end,front end) saja namun perlu juga softskill di antaranya,
a. Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis dan inisiatif adalah hal yang diperlukan bagi seorang full stack developer. Seseorang yang memiliki pemikiran kritis mampu mengevaluasi situasi, menggunakan logika serta memberikan suatu solusi penyelesaian masalah.

b. Kemampuan berkomunikasi yang baik
Seorang full stack developer akan dituntut untuk dapat berkomunikasi yang baik. Pasalnya, kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk membuka peluang bisnis. Apalagi ketika kamu akan memasarkan produk aplikasi ke berbagai audiens organisasi.

Selain itu, seorang developer juga dituntut dapat berbicara ketika ada pertemuan dengan divisi lain atau customer. Bahasa pemrograman merupakan hal yang rumit untuk dijelaskan kepada pengguna. Maka dari itu developer harus dapat menyampaikan ke dalam bahasa formal.

c. Update Teknologi Baru
Sebagai Full Stack Developer, pekerjaan Anda sangat erat kaitannya dengan teknologi. Oleh karena itu, jangan cepat puas akan ilmu yang dimiliki saat ini, dan selalu memiliki keinginan untuk belajar teknologi terbaru. Karena seiring waktu teknologi akan terus mengalami update. Kalau Anda ingin punya keahlian dibidang full stack programming teruslah berlatih.

D. Tools Full Stack Developer

Terdapat beberapa peralatan teknologi yang diperlukan full-stack developer untuk bekerja di antaranya,
1. System Administration
a. Linux dan basic shell scripting
b. Cloud computing: Amazon, Rackspace, etc.
c. Background processing: Gearman, Redis
d. Search: Elasticsearch, Sphinx, Solr
e. Caching: Varnish, Memcached, APC / OpCache
f. Monitoring: Nagios

Linux digunakan di sebagian besar Internet, secara umum menjadi sistem operasi di pengembangan web, seorang full-stack developer sebaiknya tahu cara kerja cloud hosting seperti Amazon, Rackspace, atau penyedia lainnya, beserta API-nya.

Pencarian menjadi bagian yang tidak terpisahkan di sebagian website. Seorang developer sebaiknya harus tahu cara menyiapkan dan menggunakan server pencarian seperti sphinx atau elasticsearch. Caching juga penting, seperti Varnish, reverse proxy, Memcached, dan opcode caching. Developer harus tahu hal-hal tersebut dan bagaimana cara menggunakannya.

2. Web Development Tools
a. Version control: Git, Mercurial, SVN
b. Virtualisasi: VirtualBox, Vagrant, Docker

Sekarang, sudah menjadi hal yang wajib untuk menggunakan version control, meskipun coders adalah solo web developer. Dengan didukung virtualisasi, mempunyai banyak lingkungan pengembangan per proyek sangat bagus untuk dimiliki dan sangat mudah untuk mengaturnya dengan VirtualBox dan Vagrant. Jika ingin bekerja dengan Vagrant, developer juga harus tahu sintaks dasar dari Ruby dan skrip shell.

3. Back-End Tech
a. Web servers: Apache, Nginx
b. Programming language: PHP, NodeJS, Ruby
c. Database: MySQL, MongoDB, Cassandra, Redis, SQL / JSON secara umum.

Apache & Nginx adalah web server yang banyak digunakan oleh web developer. Seorang full-stack developer harus tahu cara mengatur aplikasi-aplikasi ini untuk melayani konten websitenya. PHP hal yang harus dikuasai di tingkat tinggi, sementara NodeJS, Ruby baik juga untuk diketahui.

Sebagai tambahan, manajemen basisdata juga menjadi syarat untuk seorang web developer. Perbedaan database relasional (seperti MySQL, PostgreSQL) vs non-relasional database (MongoDB, Redis, Casandra) adalah hal yang perlu diketahui, selain sintaks XML/JSON.

4. Front-End Tech
a. HTML / HTML5: Semantic web
b. CSS / CSS3: LESS, SASS, Media Queries
c. JavaScript: jQuery, AngularJS, Knockout, etc.
d. Compatibility quirks across browsers
e. Responsive design
f. AJAX, JSON, XML, WebSocket

Metodologi dan framework baru terus bermunculan tiap hari, mulai dari MVC, MVVM, MVP, Angular, Knockout, Ember, dll. Selain HTML, CSS, JAvascript, seorang full stack developer sebaiknya harus tahu tentang responsive web design dan bagaimana bekerja dengan media queries dan CSS preprocessors seperti LESS dan SASS. Komunikasi dengan back-end via AJAX atau WebSocket juga penting untuk dipelajari.

5. Design
a. Converting website design into front-end code
b. UI
c. UX

Selain teknologi front-end, seorang full-stack developer juga harus paham apa yang mungkin bisa dibuat dan apa yang tidak dengan keterbatasan akan HTML/CSS/Javsacript dan menkonversi desain dari file software editing photo.

Dengan banyaknya teknologi yang telah disebutkan diatas, developer bisa saja tidak harus menggunakannya, seperti Ruby atau lebih spesifik lagi pustaka Javascript. Akan tetapi, semua hal tersebut saling berhubungan dengan yang lain satu sama lain.

Sebagai contoh, jika kita ingin menyiapkan Vagrant, kita harus tahu sintaks Ruby. Jika kita ingin memanipulasi elemen DOM, Jquery menjadi hal yang wajib dipelajari. Kategori lain yang perlu disebutkan adalah mobile technologies. Mobile technologies merupakan industri yang sangat dinamis dan sangat erat kaitannya dengan web development:
a. iOS
b. Android
c. Hybrid: Phonegap, Appcelerator

Salah satu disparitas terbesar saat ini adalah antara pengembangan web dan mobile. Tetapi perbedaan tersebut semakin hari semakin tidak ada. Seorang full stack developer sebaiknya juga tahu akan teknologi ini.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment