Pengertian Capital Expenditure, Tujuan, Jenis, dan Contohnya
Capital Expenditure (CAPEX) |
A. Pengertian Capital Expenditure (CAPEX)
Capital expenditure (CAPEX) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli, merawat, atau memperbaiki aset tetap/aset jangka panjang, misalnya mobil, bangunan, peralatan, atau tanah. Sebuah pengeluaran dikategorikan sebagai CAPEX jika pengeluaran itu dipergunakan untuk membeli aset jangka panjang yang baru atau saat dipergunakan untuk memperpanjang masa guna sebuah aset, contohnya memperbaiki atap bangunan.
Adapun jenis aset yang dimiliki merupakan aset tetap dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali di kemudian hari. Aset tersebut digunakan dalam jangka panjang (lebih dari satu periode akuntansi) dan dipakai selama perusahaan beroperasi. Pengeluaran capex biasanya dilakukan di fase awal perusahaan beroperasi. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah perusahaan juga memiliki capex ketika sudah berjalan selama beberapa tahun.
Kondisi ini biasanya terjadi saat perusahaan melakukan proyek baru yang mendukung peningkatan profit. Seperti misal, sebuah perusahaan telekomunikasi harus menganggarkan sejumlah dana capex setiap beberapa periode untuk melakukan perluasan jaringan sehingga semakin banyak konsumen yang dapat terjangkau. Dengan semakin banyaknya jumlah dan kepuasan konsumen, maka potensi meningkatnya laba jadi semakin besar.
Oleh karena itu, capex juga dapat disebut sebagai pengeluaran untuk investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini tidak lain karena aset hasil pembelanjaan tersebut menjadi pendukung kegiatan operasional bisnis agar berjalan lancar dan baik.
B. Tujuan Capital Expenditure (CAPEX)
Jika ingin mendirikan suatu perusahaan atau menjalankan bisnis, perusahaan perlu menghitung capital expenditure. Ada banyak fungsi yang memperlancar proses operasional bagi perusahaan di antaranya,
1. Perhitungan Capital Expenditure dapat Menjadi Acuan Jangka Panjang
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa capex merupakan perhitungan modal terhadap aset jangka panjang oleh sebab itu perhitungannya dapat menjadi acuan perusahaan jangka panjang. Perusahaan yang mengeluarkan modal akan menerima dampak pengeluaran tersebut dalam kurun waktu yang lama. Dampak tersebut bisa negatif dan positif. Misalnya suatu perusahaan ingin melakukan inovasi baru dalam sistem produksi yaitu berinvestasi pada teknologi.
Perusahaan ingin mengganti peralatan produksi dengan teknologi yang canggih. Untuk membeli peralatan-peralatan tersebut dibutuhkan uang yang cukup banyak sehingga dampak yang dirasakan adalah berkurangnya uang perusahaan. Meskipun begitu, ada dampak positif yang dirasakan perusahaan yaitu produktivitas akan meningkat. Pengurangan modal pada perusahaan akan berdampak pada uang kas berubah menjadi beda mati namun dapat mempengaruhi banyak hal. Oleh sebab itu sebelum memutuskan untuk membeli aset-aset perusahaan yang memberikan dampak jangka panjang maka harus dipertimbangkan matang-matang.
2. Mengeluarkan Biaya yang Cukup Banyak
Fungsi yang kedua yaitu mengetahui bahwa perusahaan akan mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Biaya tersebut berkaitan dengan pembelian aset-aset perusahaan. Misalnya untuk membeli peralatan perusahaan, membeli tanah dan membangun gedung perusahaan diperlukan uang yang banyak di awal. Hal tersebut tentunya akan membebani anggaran atau kas perusahaan.
Biaya untuk memperbaharui atau memperbaiki aset juga harus diperhitungkan. Perusahaan harus memperhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki aset dan berapa umur aset tersebut jika sudah diperbaiki jika dibandingkan dengan membeli aset yang baru.
3. Depresiasi Nilai Aset
Suatu benda yang digunakan terus menerus akan berkurang nilainya seiring berjalannya waktu, hal ini disebut dengan depresiasi aset. Misalnya suatu alat akan memiliki nilai yang lebih tinggi pada saat awal dibeli jika dibandingkan setelah beberapa tahun digunakan.
C. Jenis Capital Expenditure (CAPEX)
Dalam melakukan kegiatan pembelanjaan modal dalam rangka berinvestasi untuk menambah aset bisnis, ada beberapa jenis kegiatan yang biasa dikenal. Jenis kegiatan pembelanjaan ini dibagi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan investasi tersebut. Berikut berbagai jenis capital expenditure yang sudah umum diketahui di antaranya,
1. Penggantian Peralatan
Adanya penambahan dalam kegiatan pembelanjaan modal salah satunya bertujuan untuk mengganti peralatan. Peralatan yang diganti umumnya adalah peralatan yang sudah usang atau bisa juga karena ada kebutuhan tambahan dalam peralatan tersebut. Kegiatan penggantian peralatan ini bisa berkaitan dengan peralatan produksi atau bisa peralatan pendukung kegiatan produksi.
Sebagai contoh pada penggantian peralatan produksi apabila ada peralatan yang sekarang dimiliki dinilai sudah tidak lagi produktif karena cukup lama digunakan. Peralatan produksi yang cukup lama digunakan tentu akan mengalami degradasi kemampuan. Sehingga, perusahaan mengambil keputusan untuk membeli peralatan produksi yang terbaru dengan tujuan untuk meningkatkan produksi. Peralatan baru inilah yang tergolong dengan capital expenditure.
2. Ekspansi untuk Peningkatan Pangsa Pasar
Kegiatan penambahan aset bisnis bisa juga bertujuan untuk melakukan ekspansi demi mendapatkan peningkatan pangsa pasar. Ekspansi untuk mendapatkan pangsa pasar ini umumnya dilakukan terhadap produk-produk yang sudah ada. Ekspansi yang dilakukan bisa berupa penambahan aset dengan pembukaan cabang baru atau bisa juga dengan menambah jumlah karyawan agar proses produksi lebih efisien misalnya.
Hal yang sering dilakukan adalah dengan membuka cabang atau kantor baru pada kota atau daerah yang ingin disasar. Segala hal yang berkaitan dengan pembukaan cabang baru antara lain penambahan aset bangunan untuk keperluan kantor dan gudang atau pembelian aset seperti komputer. Semua dana yang berkaitan dengan keperluan tersebut tergolong sebagai capital expenditure.
3. Expansi untuk Mengeluarkan Produk Baru
Dalam rangka meningkatkan pemasukan, sebuah perusahaan tentu membutuhkan inovasi-inovasi baru yang lebih segar. Inovasi yang lebih segar bertujuan untuk menarik pasar baru atau pasar lama dengan produk-produk baru atau produk pembaruan. Untuk melakukan inovasi tersebut perusahaan membutuhkan beberapa aset tambahan seperti pabrik baru misalnya.
Dalam membuat pabrik baru, sebuah perusahaan tentu membutuhkan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik. Kemudian perusahaan juga membutuhkan berbagai macam material pembangunan sebagai bahan pembangunan pabrik baru tersebut. Terkadang, perusahaan juga melakukan kerjasama dengan kontraktor yang akan membangun pabrik barunya. Semua kebutuhan tersebut juga dapat digolongkan sebagai capital expenditure.
4. Proyek yang Muncul Akibat Hukum yang Berlaku
Kejadian seperti ini biasanya terjadi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Mengingat dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan yang bergerak di bidang tambang ini mengambil sesuatu yang dapat merusak alam, kemudian pemerintah mengeluarkan aturan-aturan tertentu sebagai upaya untuk perlindungan alam. Upaya ini tidak akan meningkatkan keuntungan perusahaan, tetapi harus dilakukan karena berkaitan dengan hukum yang berlaku.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan tambang yang menghasilkan limbah berbahaya harus membuat tempat pengolahan limbah. Tempat pengolahan limbah ini penting bagi lingkungan dan masyarakat meski tidak berkaitan dengan profit pada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan untuk melakukan penghijauan kembali atau pengelolaan terhadap lahan sisa tambang agar bisa menyelamatkan lingkungan di sekitarnya.
D. Contoh Capital Expenditure (CAPEX)
1. Biaya perbaikan mesin. Ada banyak contoh biaya yang tergolong ke dalam capital expenditure. Salah satunya adalah biaya untuk mengadakan perbaikan mesin. Misalnya biaya perbaikan mesin beka atau mungkin juga biaya untuk melakukan peningkatan kualitas mesin yang saat ini sedang atau akan digunakan oleh perusahaan.
2. Biaya promotor. Yang dimaksud dengan promotor adalah pihak pemasar. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan pemasaran oleh pihak prommotor juga bisa disebut sebagai modal. Namun biasanya pihak promosi ini dilakukan tepatnya sebelum bisnis dimulai. maka biaya tersebut bisa disebut sebagai modal.
3. Biaya pembelian aset. Untuk hal yang termasuk ke dalam pembelian aset misalnya seperti pembelian mesin produksi dan peralatan kerja serta pembelian furnitur ataupun benda lainnya. Bahkan termasuk pula pembelian peralatan komputer dan juga kendaraan. Dengan kata lain segala benda yang dibeli untuk melangsungkan bisnis dalam rangka mencapai tujuan penjualan juga bisa digolongkan sebagai bagian dari pengeluaran modal atau capital expenditure.
4. Biaya percobaan produksi. Selain tiga contoh di atas rupanya masih ada lagi bentuk dan contoh pengeluaran modal seperti misalnya biaya percobaan produksi, ini ditujukan untuk melakukan pengoperasian mesin yang mungkin saja baru dipasang sehingga butuh dicoba.
5. Biaya uang muka. Biaya lainnya yang tergolong pula ke dalam capex yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar uang muka. Maka uang muka yang dibayar di muka tersebut haruslah dilakukan bila memang berhubungan dengan proses berlangsungnya bisnis. Uang muka yang dibayar dan berhubungan dengan koneksi broadband di kantor bisa digolongkan ke dalam capex.
6. Biaya lisensi. Terakhir yaitu biaya yang dibayarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan suatu lisensi atas suatu bisnis atau usaha tertentu yang dijalankan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment