Pengertian Budgeting, Tujuan, Prinsip, Fungsi, dan Caranya

Table of Contents
Pengertian Budgeting atau Penganggaran
Budgeting (Penganggaran)

A. Pengertian Budgeting (Penganggaran)

Budgeting (penganggaran) adalah proses merancang, melaksanakan, dan mengoperasikan anggaran. Dengan kata lain, budgeting adalah rencana operasi dan keuangan yang menjabarkan target yang tampaknya dicapai oleh manajemen berdasarkan perkiraan yang dibuat. Budgeting merupakan bagian integral dari kebijakan manajerial seperti perencanaan jangka panjang, arus kas, belanja modal dan manajemen proyek.

Sederhananya, budgeting mempersiapkan anggaran dana yang kira-kira akan di keluarkan di periode selanjutnya. Jadi perusahaan bisa mempersiapkan anggaran tersebut dan menekan biaya yang tidak diperlukan kedepannya. Periode budgeting dalam setiap perusahaan atau lingkup bisnis berbeda-beda. Ada bugeting untuk 1 tahun, caturwulan (setiap 4 bulan), dan triwulan (setiap 3 bulan).

Budgeting (Penganggaran) Menurut Para Ahli
1. Nafarin (2004:12), budget adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Budget merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dengan satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
2. Suharman (2006:76), budget merupakan alat yang dipergunakan dalam suatu organisasi perusahaan atau bisnis untuk mengungkapkan rencana kegiatan dalam satuan kuantitatif, koordinasi dan implementasi serta mengendalikan kegiatan operasional maupun menilai kinerja manajerial dalam suatu organisasi perusahaan.
3. Harahap (2001:15), budget adalah konsep yang membantu manajemen, ia larut dalam fungsi manajemen, membantu, dan mempermudah manajemen dalam mencapai tujuan. budget terdiri dari serangkaian taksiran-taksiran yang dapat dipakai sebagai suatu program untuk menjalankan kegiatan perusahaan pada suatu periode, khususnya pada masa yang akan datang.
4. Mulyadi (2001:490), karakteristik budget di antaranya,
a. Dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. Mencakup jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
b. Budget berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk menerima tanggung jawab dalam mencapai sasaran yang ditetapkan.
c. Budget akan menjadi bahan review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi.
d. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan budget, apabila terdapat selisih dijelaskan penyebabnya.

B. Tujuan Budgeting (Penganggaran)

Setiap pelaku bisnis menyusun budgeting untuk mempersiapkan pengeluaran yang secara umum pasti akan terjadi di aktivitas operasional selanjutnya. Menurut Nafirin (2004) tujuan penyusunan budgeting di antaranya,
1. Membantu perusahaan dalam memberikan batasan atas jumlah dana yang akan dicari dan dikeluarkan.
2. Untuk landasan yuridis formal dalam menentukan suatu sumber dan investasi dana.
3. Membantu manajemen terkait untuk melakukan pengawasan karena adanya rincian sumber dana dan investasi di dalam anggaran.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana.
5. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun.
6. Membantu manajemen untuk menampung dan menganalisis serta membuat keputusan dalam aktivitas operasional perusahaan.

Sementara tujuan dalam menyusun anggaran menurut pendapat Cristina (2001:4) di antaranya,
1. Membantu perusahaan untuk menyatakan harapan atau sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga mengarahkan manajemen untuk menghindari kerancuan dan memberikan arah kepada tujuan yang telah ditentukan perusahaan sebelumnya.
2. Sebagai alat komunikasi manajemen untuk menjadikan budget lebih dimengerti, didukung dan dijalankan.
3. Untuk menyajikan rencana yang terperinci mengenai kegiatan dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas.
4. Membantu manajemen untuk melakukan koordinasi cara dan metode yang akan di lakukan nantinya, sebagai bagian dalam memaksimalkan sumber daya perusahaan.
5. Sebagai alat pengukur dan pengendalian kerja bagi setiap tim departemen atau individu.

C. Prinsip Budgeting (Penganggaran)

Agar dapat memastikan bahwa anggaran berfungsi sebagai teknik yang efektif untuk pengambilan keputusan manajerial, prinsip-prinsip utama tertentu harus diperhatikan di antaranya,
1. Dukungan Manajemen. Dukungan dan kerja sama manajemen puncak sangat penting untuk keberhasilan implementasi anggaran. Perhatian tidak hanya dalam menetapkan target dan menyelesaikan anggaran tetapi juga terus memantau kinerja aktual untuk mengetahui penyimpangan jika ada dan mengambil langkah kuratif, memotivasi personel dan memberi penghargaan kepada yang berkinerja baik.
2. Keterlibatan Karyawan. Anggaran harus ditetapkan pada tingkat motivasi setinggi mungkin. Semua tingkatan manajemen harus berpartisipasi dalam menetapkan target dan menyiapkan anggaran. Ini akan menghasilkan penetapan target yang realistis. Partisipasi karyawan dalam proses penyusunan budgeting tidak hanya akan membuat mereka memikirkan secara matang tentang kemungkinan perkembangan di masa mendatang dan mempersiapkan anggaran yang sesuai, tetapi juga akan memotivasi mereka untuk berusaha keras mencapai tingkat efisiensi dan kegiatan anggaran.
3. Pernyataan Tujuan Organisasi. Tujuan organisasi harus diukur dan dinyatakan dengan jelas. Tujuan ini harus ditetapkan dalam kerangka tujuan dan strategi perusahaan. Kebijakan dan strategi perusahaan yang terdefinisi dengan baik merupakan prasyarat dalam budgeting.
4. Akuntansi Tanggung Jawab. Setiap karyawan harus diberi tahu tentang ekspektasi manajemen. Hanya biaya-biaya di mana individu memiliki kendali utama yang harus digunakan dalam mengevaluasi kinerja individu tersebut. Laporan tanggung jawab sering kali berisi anggaran untuk perbandingan aktual.
5. Struktur Organisasi. Harus ada struktur organisasi yang terencana dengan baik dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dari berbagai tingkat manajemen. Peran dan tanggung jawab pihak yang membuat anggaran dan manajer keuangan harus diketahui oleh orang-orang di dalam organisasi.
6. Fleksibilitas. Jika asumsi dasar yang mendasari perubahan anggaran selama tahun berjalan, anggaran tersebut harus disajikan kembali. Ini akan memungkinkan manajemen untuk membandingkan tingkat operasi yang sebenarnya dengan kinerja yang diharapkan pada tingkat itu.
7. Komunikasi Hasil. Sistem komunikasi yang tepat harus ditetapkan untuk pelaporan manajemen dan layanan informasi sehingga informasi yang berkaitan dengan kinerja aktual disajikan kepada manajer terkait secara tepat waktu dan akurat sehingga tindakan perbaikan dapat diambil jika diperlukan.
8. Sistem Akuntansi yang Baik. Organisasi hendaknya memiliki sistem akuntansi yang baik sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat, akurat, andal, dan cepat yang penting untuk keberhasilan pelaksanaan sistem anggaran.

D. Fungsi Budgeting (Penganggaran)

Tujuan keseluruhan dari budgeting adalah untuk merencanakan fase operasi bisnis yang berbeda, mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai departemen perusahaan dan untuk memastikan kontrol yang efektif atas itu. Untuk mencapai tujuan ini budgeting memiliki fungsi di antaranya,
1. Untuk meramalkan penjualan masa depan perusahaan, biaya produksi dan biaya lainnya untuk mendapatkan jumlah pendapatan yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kerugian bisnis.
2. Untuk mengantisipasi kondisi keuangan masa depan perusahaan dan kebutuhan dana untuk digunakan dalam bisnis di masa depan dengan tujuan untuk menjaga pelarut perusahaan.
3. Menentukan komposisi permodalan untuk memastikan ketersediaan dana dengan biaya yang wajar.
4. Untuk mengkoordinasikan upaya departemen yang berbeda dari perusahaan menuju tujuan bersama.
5. Untuk mempercepat efisiensi operasi berbagai departemen, divisi dan pusat biaya perusahaan.
6. Untuk memperbaiki tanggung jawab kepala departemen yang berbeda.
7. Untuk memastikan kontrol yang efektif atas kas, inventaris dan penjualan perusahaan, dan
8. Untuk memfasilitasi kontrol terpusat atas perusahaan melalui sistem anggaran.

E. Cara Budgeting (Penganggaran)

Budget yang baik dalam penyusunannya memiliki syarat-syarat yang harus terpenuhi (Gunawan & Asri, 2003:7) di antaranya,
1. Realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis.
2. Luwes, artinya tidak kaku dan mudah untuk disesuaikan dengan keadaan yang mudah berubah.
3. Continue, artinya membutuhkan perhatian secara terus menerus.
4. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
5. Mempunyai kemampuan untuk memberikan motivasi kepada para anggotanya.
6. Mempunyai kemampuan untuk mendorong adanya partisipasi.

Terdapat dua cara yang digunakan dalam penyusunan budget (Stoner dan Freeman, 1995:570) di antaranya,
1. Top-Down Budgeting, yaitu cara penyusunan budget yang ditentukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan dengan sedikit atau tanpa ada konsultasi dengan manajer tingkat bawah. Penerapan cara ini memberikan keuntungan, yaitu mempersingkat waktu penyusunan budget. Sedangkan kelemahan dari cara ini adalah tidak diperhitungkannya kebutuhan tiap-tiap bagian dengan tepat, karena semuanya merupakan keputusan sepihak dari manajer tingkat atas (top manager).
2. Bottom-Up Budgeting, yaitu cara penyusunan budget yang disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan budget tersebut. Keuntungan cara ini yaitu budget disusun memang berdasarkan bagian-bagian yang membutuhkan dana atau bagian yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan, sehingga alokasi dana menjadi lebih akurat atau dengan kata lain tingkat keakuratan budget sangat tinggi. Adapun kelemahan dari cara ini adalah memakan waktu yang cukup lama.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment