Pengertian B2B, Ciri, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya
B2B (Business To Business) |
A. Pengertian B2B (Business To Business)
B2B (Business To Business) atau Bisnis ke bisnis adalah bentuk transaksi antar bisnis. B2B mengacu pada bisnis yang dilakukan antar perusahaan. Bisnis ke bisnis berbeda dengan transaksi bisnis ke konsumen (B2C) dan bisnis ke pemerintah (B2G).
Transaksi bisnis ke bisnis merupakan hal yang umum dalam rantai pemasokan barang yang khas, karena perusahaan membeli komponen dan produk seperti bahan baku untuk digunakan dalam proses manufaktur produk.
B. Ciri B2B (Business To Business)
Sebuah usaha akan dikenal dan disebut sebagai B2B jika memiliki karakteristik tertentu di antaranya,
1. Relasi yang sudah dikenal dalam waktu yang lama
Umumnya B2B akan lebih efektif bekerja dan terus berkembang karena ada relasi. Ini disebabkan karena produk atau layanan perusahaan penjual bersifat masif dan mendukung operasional perusahaan pembeli. Sehingga track record reputasi sangat diperhitungkan.
Dan ketika perusahaan penjual telah memiliki relasi, tentunya ini akan memudahkan langkah awal perusahaan. Sebab setidaknya pihak pembeli telah mengetahui kapasitas pemilik. Dan kurang lebih juga didasarkan atas kepercayaannya (trust).
Hubungan komunikasi yang sudah berjalan akan berefek pada penyusunan informasi. Di sini perusahaan penjual akan sangat mengerti bangaimana selera serta informasi apa saja yang harus disediakan.
2. Pertukaran data konsisten dan berkala
Dengan sistem kerja sama yang tidak sekali selesai, B2B sangat dekat dengan aktivitas pertukaran informasi antar partner. Bagi perusahaan penjual, hal ini dilakukan untuk terus mengupgrade layanan supaya memuaskan client-nya.
Sementara bagi partner lainnya, pertukaran data sangat penting untuk memaksimalkan kinerja usaha. Dari keadaan tersebut, menjadi suatu keharusan adanya pertukaran data. Sambil terus memperhatikan frekuensi yang secara berkala, terus-menerus, dan pastinya terbarukan.
3. Inisiatif pertukaran data cukup dari salah satu partner
Untuk menjamin bekerjanya fungsi layanan atau produk yang perusahaan penjual tawarkan, pertukaran data tidak harus menunggu partner penjual. Partner pembeli pun bisa menjadi inisiator untuk memberikan data yang mungkin lebih lazim disebut complaint.
Bisa jadi ada suatu hal yang kurang memberikan manfaat secara optimal bagi produktivitas usahanya. Sehingga meskipun partner penjual lah yang paling mengerti kondisi produk yang ditawarkan, kedudukan masing-masing partner tetap sama.
C. Jenis Usaha B2B (Business To Business)
Sebetulnya ada banyak sekali jenis usaha B2B yang siap menyediakan layanan supporting bisnis. Namun di era e-commerce ini, setidaknya ada 4 jenis usaha yang diminati kalangan pengusaha.
1. Pemasok Bahan Baku Produk
Sampai saat ini peminat untuk bekerja sama dengan para pemasok bahan mentah masih cukup tinggi. Terlebih di kalangan produksi barang jadi. Pemasok adalah pilihan utama untuk mendapatkan harga borongan yang ramah bagi usaha. Pemain utama dalam industri ini biasanya berada pada lingkup fashion dan food and beverage.
2. Jasa Pemasaran Produk
Perdagangan yang kini berkembang di dunia digital juga semakin memaksa pelaku usaha memahami model digital marketing. Akan tetapi di saat yang bersamaan tidak semua perusahaan memiliki stakeholder yang pakar.
Inilah mengapa layanan pemasaran cukup digandrungi. Misalnya seperti jasa SEO, content marketing, hingga sosial media marketing. Layanan-layanan inilah yang akan mereka serahkan pada pihak terpercaya untuk meningkatkan engagement dan profit usaha.
3. Pengembangan Web
Tidak semua kalangan mampu memahami cara kerja web dan bagaimana mengefektifkannya untuk suatu usaha. Dengan hal-hal teknis yang tidak mampu ditangani sendiri, jenis usaha B2B ini akan jadi potensi besar. Jika Anda dan tim memiliki kapabilitas dalam menangani permasalahan ini, jangan ragu untuk segera buat jaringan dengan pihak lain yang membutuhkan jasa perusahaan Anda.
4. Layanan Optimasi Keuangan Bisnis
Jenis usaha ini menjadi salah satu layanan yang cukup dicari. Terlebih untuk perusahaan start-up yang masih beradaptasi dengan iklim usaha Indonesia. Berangkat dari sistem keuangan perusahaan yang cukup kompleks disesuaikan dengan beragam standar dan aturan. Sistematisasi keuangan bukanlah pekerjaan yang mudah.
D. Kelebihan dan Kekurangan B2B (Business To Business)
1. Kelebihan
Beberapa keuntungan dari model Business to Business di antaranya,
a. Stabilitas
Berbeda dengan model business to customer (B2C) di mana perusahaan dan pelanggan merupakan hubungan perusahaan dan satu pembeli atau penjual ke pembeli atau penjual berikutnya. Di sisi lain, B2B (antara pembeli dan penjual) adalah hubungan yang sangat stabil yang berlangsung selama bertahun-tahun.
b. Loyalitas
Sebelum menandatangani kontrak apa pun dalam model B2B, pembeli dan penjual sama-sama merencanakan anggaran, pendapatan, dan tarif mereka. Ketika kedua belah pihak mencapai kesepakatan, maka mereka mengandalkan satu sama lain dalam hal persediaan dan pembayaran. Pasar pemasok bisnis ke bisnis tidak besar dan terbatas, diisi oleh pihak yang loyal satu sama lain.
c. Lebih Sedikit Biaya
Dalam hubungan business to business atau bisnis ke bisnis, kedua belah pihak menghabiskan banyak waktu untuk merencanakan dan mengerjakan detail. Oleh karena itu, tidak ada ruang untuk kesalahan dan kesalahan. Akibatnya, semuanya berjalan sesuai rencana tanpa mengeluarkan biaya tambahan.
Yang terpenting, Anda dapat membeli produk atau layanan melalui lelang online dengan harga yang jauh lebih murah. Oleh karena itu, mereka jadi lebih mudah menghitung penjualan karena angkanya berdasarkan fakta.
2. Kekurangan
a. Lebih Sedikit Pelanggan
Di pasar B2B, Anda tidak akan menemukan banyak pembeli dan penjual seperti yang Anda lihat di pasar B2C. Meskipun pasarnya kecil dengan lebih sedikit pembeli dan penjual, tetapi pesanan mereka besar.
b. Memakan waktu
Karena pesanan bisnis ke klien bisnis besar, dan hubungan mereka bersifat jangka panjang. Tetapi proses menemukan dan membangun dengan klien B2B sangat lama sehingga Anda tidak dapat pergi begitu saja dan membeli produk dan layanan seperti di pasar B2C.
c. Formalitas
Ini juga melibatkan banyak formalitas seperti dokumentasi, data, negosiasi, dan pertemuan. Terkadang, Anda harus menyuap dan membuat kesepakatan di bawah tabel untuk menandatangani kontrak.
Dari berbagai sumber
Post a Comment