Pengertian Amortisasi, Perbedaan, Fungsi, Metode, dan Contohnya
Amortisasi |
A. Pengertian Amortisasi
Amortisasi adalah suatu proses pelunasan utang yang dilakukan dengan jangka waktu ataupun periode tertentu dan juga dikerjakan secara bertahap. Amortisasi pun bisa diartikan sebagai suatu penyebaran jumlah ataupun biaya modal pada bentuk aset tidak berwujud dalam kurun waktu tertentu.
Penjelasan lain dari pengertian amortisasi adalah suatu proses akuntansi yang dilakukan dengan mengurangi nilai kewajiban atau biaya dan aset tak berwujud yang dikerjakan secara perlahan. Pengurangan pada nilai aset tidak berwujud ini akan dilakukan sesuai umur ekonomis terbatasnya melalui metode memberikan pengeluaran beban secara periodik pada nilai pendapatan.
B. Perbedaan Amortisasi dengan Depresi dan Deplesi
Meski sama-sama memiliki arti penyusutan sebuah objek, amortisasi berbeda dengan depresi dan deplesi. Jika depresi adalah biaya penyusutan aset tetap terhadap manfaatnya seperti contohnya kendaraan, deplesi adalah biaya penyusutan pada bidang pertambangan. Amortisasi adalah prosedur di mana terjadinya penyusutan pada pengurangan nilai aktiva tidak berwujud setiap periode akuntansi.
Perusahaan melakukan penghapusan untuk aset tak berwujud melalui amortisasi seperti Goodwill. Contohnya adalah ketika sebuah perusahaan memiliki pinjaman sebesar Rp10.000.000 dan setiap tahun diangsur sebesar Rp500.000 selama 20 tahun, maka perusahaan tersebut sedang mengamortirsasi sampai pinjaman tersebut hilang.
C. Fungsi Amortisasi
Pada dasarnya, Amortisasi memiliki fungsi sebagai acuan atau cerminan dari nilai kembali yang dihasilkan oleh aset tidak terwujud. Contohnya adalah ketika melakukan pinjaman dengan suatu cicilan tertentu, maka nilai amortisasinya dapat diketahui akan sebesar jumlah cicilan yang harus dibayarkan tersebut.
Perhitungan nilai amortisasi bermanfaat sebagai acuan untuk menyusun laporan keuangan suatu perusahaan dalam kondisi sebenarnya. Tidak hanya itu saja, Amortisasi juga memiliki manfaat dalam bidang pinjaman. Dengan memahami tabel amortisasi, maka kamu akan lebih mudah untuk mengevaluasi berbagai opsi pinjaman dan mengukur biaya sebenarnya dari apa yang kamu beli atau pinjam.
D. Metode Amortisasi
Secara umum metode yang digunakan dalam amortisasi aset tidak berwujud menurut akuntansi ada dua jenis, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Jika mengacu pada UU Nomor 17 Tahun 2000 mengenai perubahan ketiga atas UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, metode dan penilaian amortisasi aset tak berwujud dikelompokkan berdasarkan masa manfaatnya.
1. Metode Garis Lurus
Metode penyusutan garis lurus ini adalah sebuah metode pengalokasian pembebanan biaya, di mana total biaya yang dialokasikan setiap tahunnya sama. Dengan kata lain, metode garis lurus, nilai biaya penyusutan konstan setiap tahunnya, dari tahun perolehan sampai dengan tahun akhir masa manfaatnya.
2. Metode Saldo Menurun
Metode yang kedua adalah metode saldo menurun yaitu metode pengalokasian pembebanan biaya, di mana jumlah biaya yang dialokasikan akan semakin menurun setiap tahunnya seiring bertambahnya masa manfaat dan pada tahun di mana adalah akhir dari masa manfaat tersebut akan dilakukan penyusutan sekaligus atas nilai sisa buku yang ada. Dalam metode saldo menurun, tahun perolehannya biaya penyusutan akan lebih besar dan pada tahun berikutnya biaya akan semakin mengecil.
E. Contoh Amortisasi
Sebuah perusahaan memiliki pinjaman senilai Rp10 juta dan setiap tahunnya diangsur sebesar Rp1 juta, maka perusahaan tersebut dianggap telah mengamortisasi pinjaman senilai Rp1 juta setiap tahunnya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment