Pengertian Stagflasi, Penyebab, Cara Mengatasi, dan Contohnya
Stagflasi |
A. Pengertian Stagflasi
Stagflasi (stagflation) adalah suatu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi lambat, pengangguran tinggi, dan inflasi tinggi terjadi secara bersamaan. Demikian, dalam makroekonomi, stagflasi adalah periode ketika inflasi dan konstraksi (yaitu, menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran, yang sering terjadi pada masa resesi) terjadi secara bersamaan.
Istilah stagflasi pertama kali disebutkan oleh United Kingdom Chancellor of the Exchequer Iain MacLeod dalam pidatonya di hadapan parlemen pada tahun 1965. "Stag" berasal dari suku kata pertama "Stagnasi", yang merujuk pada menurunnya kondisi ekonomi, sementara "flasi" berasal dari suku kata kedua dan ketiga "inflasi", yang merujuk pada naiknya harga barang-barang secara umum dan terjadi secara terus menerus.
Dalam perekonomian yang normal pertumbuhan ekonomi yang melambat mencegah terjadinya peningkatan inflasi. Tapi pada stagflasi inflasi justru terjadi di saat pertumbuhan ekonomi rendah, tidak tumbuh, bahkan resesi. Terkadang untuk mengatasi inflasi yang tinggi yang tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi pemerintah terpaksa melakukan revaluasi, yaitu kebijakan meningkatkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing. Tetapi langkah ini justru dapat menghabiskan devisa.
B. Penyebab Terjadinya Stagflasi
Terdapat beberapa penyebab dari stagflasi yang pada umumnya hal ini terjadi karena perpaduan pada sebab-sebab berikut di antaranya,
1. Pemerintah atau bank sentral mengambil kebijakan yang meningkatkan jumlah uang beredar, di saat yang sama membatasi penawaran. Contoh kebijakan yang meningkatkan uang beredar adalah kebijakan bank sentral mencetak mata uang, atau kebijakan moneter bank sentral menciptakan kredit. Keduanya meningkatkan jumlah uang beredar dan menciptakan inflasi. Pembatasan penawaran dilakukan pemerintah dalam bentuk menaikkan pajak, dan atau menaikkan suku bunga.
2. Terjadi guncangan terhadap penawaran agregat. Maksudnya adalah terjadi peningkatan harga terhadap suatu produk yang sangat penting bagi suatu negara. Misalnya peningkatan harga minyak. Minyak merupakan komoditi yang sangat penting bagi suatu negara. Karena kegiatan perekonomian sangat bergantung pada harga dan pasokan minyak. Bahkan harga minyak menjadi multiplier terhadap harga barang dan jasa. Ketika harga minyak meningkat maka harga-harga barang dan jasa lain akan terkerek mengalami peningkatan yang lebih besar dari peningkatan harga minyak itu sendiri.
3. Kesalahan dalam kebijakan ekonomi dalam menanggulangi inflasi. Inflasi sebenarnya bukan masalah besar dalam perekonomian, selama inflasi tersebut terkendali. Inflasi yang terkendali adalah inflasi yang diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. Selama inflasi masih selaras dengan pertumbuhan ekonomi inflasi tersebut tidak menimbulkan masalah dalam perekonomian. Pemerintah berusaha mengendalikan inflasi namun terkadang upaya dalam menekan inflasi ini malah membuat pertumbuhan ekonomi yang tertekan. Ketika pertumbuhan ekonomi tertekan namun inflasi tidak terkendali maka terjadilah stagflasi.
C. Cara Mengatasi Stagflasi
Untuk mengatasi stagflasi pertumbuhan ekonomi harus didorong, pengangguran dikurangi, dan inflasi dijaga tetap rendah. Namun ini tidak mudah. Karena kebijakan yang berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi dapat mengakibatkan inflasi naik. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan memotong upah tenaga kerja. Dengan upah tenaga kerja yang tidak naik perusahaan bisa memproduksi lebih banyak barang. Jumlah uang beredar juga dapat terjaga sehingga tidak berdampak terhadap kenaikan inflasi.
Selain itu faktor penyebab stagflasi juga harus dibedah. Jika stagflasi terjadi karena goncangan harga penawaran agregat, permasalahan harga tersebut harus diselesaikan. Jika masalah goncangan harga penawaran agregat teratasi maka pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dan inflasi dapat menurun. Misalnya jika stagflasi karena naiknya harga minyak, pemerintah harus mendorong penggunaan bahan bakar alternatif sehingga permintaan atas minyak menurun, yang akan berdampak pada turunnya harga minyak.
Penanganan Stagflasi di Indonesia
Negara kita Indonesia, sanga menderita oleh wabah covid-19, yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi negatif dalam beberapa kuartal terakhir. Di tengah situasi perekonomian yang lesu pemerintah berencana menaikkan berbagai macam pajak. Rencananya pajak akan diterapkan terhadap bahan pokok, pendidikan, dan jasa kesehatan. Sebaliknya korporasi mendapatkan penurunan tarif pajak. Misalnya PPN kendaraan bermotor 0%, insentif PPN, insentif PPH pasal 21 bagi karyawan perusahaan, dan lainnya. Jadi di satu sisi ada peningkatan pajak dan di sisi lain ada pengurangan pajak.
Penurunan pajak bagi korporasi bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi oleh korporasi. Investasi dapat didorong karena sejumlah insentif dan pemotongan pajak pada korporasi. Di sisi lain kenaikan dan penerapan pajak baru bagi masyarakat bertujuan untuk menekan angka inflasi. Ini merupakan strategi pemerintah untuk menghindari Indonesia masuk kedalam jurang stagflasi.
Namun strategi ini pahit bagi golongan masyarakat menengah ke bawah, dan manis bagi kalangan kaya. Karena itulah setelah resesi yang kaya makin kaya, yang miskin malah makin miskin, hal ini telah terbukti di berbagai negara. Resesi menjadi kesempatan bagi orang-orang kaya menumpuk kekayaan. Melalui sejumlah keringanan pajak dan konsesi dari pemerintah, dengan alasan demi pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain masyarakat dibebankan berbagai pajak baru, pembatasan hak, pengurangan layanan umum dan layanan kesehatan, demi keselamatan anggaran pemerintah.
D. Contoh Stagflasi
Indonesia pernah mengalami stagflasi yaitu pada tahun 1998 saat terjadi krismon 1998. Ketika itu terjadi kenaikan harga-harga secara drastis. Penyebab kenaikan harga karena jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Lalu apa hubungannya nilai tukar dolar ini dengan harga di dalam negeri?. Sebenarnya pada waktu itu defisit neraca perdagangan Indonesia tidak besar. Namun Indonesia mengimpor barang-barang modal dan bahan baku untuk industri dalam negeri.
Ketika dolar menguat maka industri dalam negeri kesulitan untuk memperoleh barang modal dan bahan baku impor yang mereka butuhkan. Karena harganya yang melonjak naik. harga barang produksi industri dalam negeri mengalami kenaikan. Sehingga negara kita pada waktu itu mengalami inflasi yang tinggi.
Masalah yang timbul akibat jatuhnya nilai tukar rupiah tidak hanya mengakibatkan tingginya inflasi. Tapi juga mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar perusahaan besar di negara kita memiliki hutang pada pihak luar negeri. Hutang ini dalam mata uang asing, umumnya dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
Kenaikan hutang ini menyebabkan struktur modal perusahaan-perusahaan dalam negeri mengalami masalah. Masalah lainnya adalah penurunan produksi karena kesulitan dalam membeli barang modal, dan bahan baku dari luar negeri yang harganya dalam dolar. Sehingga terjadilah stagflasi pada saat itu.
Dari berbagai sumber
Post a Comment