Pengertian Prinsip Ekonomi, Tujuan, Ciri, Jenis, Manfaat, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Prinsip Ekonomi
Prinsip Ekonomi

A. Pengertian Prinsip Ekonomi

Prinsip Ekonomi adalah suatu usaha untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin dengan melakukan pengorbanan seminim mungkin. Prinsip ekonomi juga diartikan sebagai suatu usaha untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tertentu dengan melakukan pengorbanan sekecil mungkin. Pelaksanaan prinsip ekonomi bertujuan agar manusia dapat memenuhi kebutuhan ekonominya dengan cara yang efektif dan efisien.

B. Tujuan Prinsip Ekonomi

Prinsip ekonomi memiliki tujuan utama agar manusia dapat memenuhi kebutuhan ekonominya cara yang efektif dan efisien. Selain itu, terdapat beberapa tujuan lain di antaranya,
1. Untuk menghindari adanya pemborosan dalam hal konsumsi.
2. Untuk meminimalisir potensi terjadinya kerugian karena kesalahan tertentu.
3. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan ekonomi
4. Untuk dapat menggunakan modal serta kemampuan yang dimilikinya secara maksimal.

C. Ciri Prinsip Ekonomi

Karakteristik atau ciri-ciri prinsip ekonomi di antaranya,
1. Bertindak rasional, yaitu seseorang yang melakukan kegiatan atau tindakan terutama dalam kegiatan ekonomi harus selalu menggunakan akal sehat bukan berdasarkan dari emosi dan hawa nafsu.
2. Bertindak ekonomis, maksudnya seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi menggunakan perhitungan yang cermat dan perencanaan yang matang.
3. Bertindak hemat, ialah seseorang melakukan kegiatan ekonomi untuk menghindari pemborosan dengan membeli kebutuhan sesuai apa yang dibutuhkan.
4. Membuat skala prioritas, seseorang dalam memenuhi kebutuhan dengan menggunakan urutan kebutuhan menurut tingkat kepentingannya dari kebutuhan yang mendesak sampai kebutuhan yang dapat ditunda-tunda.
5. Bertindak menggunakan prinsip cost and benefit, seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi harus selalu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima dari kegiatan yang dilakukannya.

D. Jenis Prinsip Ekonomi

Secara umum prinsip ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis di antaranya,
1. Prinsip Produsen. Prinsip ekonomi ini dipakai untuk menentukan bahan baku, peralatan produksi, dan biaya produksi dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Prinsip produsen ini berusaha untuk menghasilkan produk berkualitas sebaik mungkin, dan menekan biaya serendah-rendahnya.
2. Prinsip Penjual. Prinsip penjual/ pedagang digunakan dalam menjalankan berbagai jenis usaha niaga agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Prinsip penjual terfokus pada kegiatan promosi/ iklan, pemberian hadiah, dan kegiatan pemasaran lainnya untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Semakin banyak pelanggan maka potensi keuntungan akan semakin besar.
3. Prinsip Pembeli. Prinsip pembeli adalah jenis prinsip ekonomi yang dipakai untuk memperolah produk (barang atau jasa) yang berkualitas baik, namun dengan harga semurah mungkin.

E. Manfaat Prinsip Ekonomi

Secara spesifik, prinsip ekonomi memiliki manfaat di antaranya,
1. Mencegah Kelangkaan. Dengan menggunakan prinsip yang ada, manusia atau aktivitas tertentu memiliki batasan misalnya dari segi kemampuan, jumlah, atau waktu pemakaian sehingga sumber daya tidak mengalami kelangkaan dalam waktu yang cepat.
2. Optimasi dan Efektivitas Sumber Daya. Menjadi pedoman bagaimana seseorang bisa memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal dan mendapatkan keuntungan sebaik-baiknya.
3. Menciptakan Persaingan yang Sehat. Dengan adanya prinsip ekonomi, dua atau lebih perusahaan bisa saling bersaing secara sehat. Hal ini karena dalam prinsip ekonomi juga mengatur bagaimana pemerintah berperan dalam mengelola pasar, manfaat adanya variasi produk, dan aktivitas ekonomi yang saling menguntungkan.
4. Menciptakan Mutu. Tujuan lain adanya prinsip ini adalah bagaimana sebuah aktivitas perekonomian mampu menciptakan mutu yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini karena di dalam prinsip tersebut terdapat trade off, yaitu seseorang harus merelakan satu hal untuk mendapatkan hal lainnya yang lebih baik.
5. Membantu dalam Meraih Tujuan. Prinsip ekonomi juga membantu seseorang atau sebuah organisasi mampu meraih tujuan. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa setiap kegiatan manusia pada akhirnya tidak terlepas dari aktivitas ekonomi. Misalnya saja, ketika Anda ingin memiliki rumah seharga 100 juta dalam satu tahun maka Anda akan dihadapi dengan pilihan; lebih baik menghabiskan uang di kafe atau berjualan sambil menabungnya.

F. Contoh Prinsip Ekonomi

Berikut beberapa pelaksanaan prinsip ekonomi dan contoh dalam kehidupan sehari-hari di antaranya,
1. Setiap Orang akan Dihadapi dengan Trade-Off
Prinsip pertama yang paling sederhana dan paling sering ditemui oleh semua orang. Di mana ketika Anda ingin menginginkan sesuatu, maka ada hal yang harus dikorbankan. Pengorbanan tersebut bisa berupa barang, tenaga, uang, waktu, dan hal-hal yang mungkin menyenangkan bagi Anda saat ini. Biasanya perilaku trade-off tidak bisa dirasakan secara langsung namun bisa dirasakan dalam jangka waktu yang lama.

Contoh prinsip ekonomi trade-off dalam kehidupan sehari-hari
Anda berkeinginan menikah dalam satu tahun setelah mendapat pekerjaan. Salah satu yang harus dikorbankan adalah menahan untuk tidak bepergian bersama teman ke kafe-kafe atau memenuhi hobi Anda agar uang yang dikumpulkan untuk menikah lebih cepat terkumpul. Namun bisa saja Anda tetap pergi ke kafe atau memenuhi hobi, namun pernikahan Anda tidak bisa dilakukan setelah satu tahun bekerja namun dua hingga lima tahun bekerja.
 
2. Ada Biaya untuk Mendapatkan Sesuatu (Opportunity Cost)
Biaya peluang atau opportunity cost  juga merupakan bentuk dari prinsip ekonomi. Berbeda dengan trade-off, biaya peluang muncul apabila pilihan tersebut terbatas karena ada kesempatan atau peluang. Seperti halnya trade-off, biaya yang dikeluarkan tidak melulu tentang uang, namun waktu, energi, atau barang lainnya.

Contoh prinsip ekonomi opportunity cost dalam sehari-hari
Budi saat ini memiliki tabungan Rp. 10.000.000 namun saat ini Anda dihadapi dengan pilihan antara mengikuti kelas digital marketing atau liburan ke Jepang bersama teman-temannya. Jika Budi lebih memilih liburan ke Jepang, Ia bisa mendapatkan pengalaman sekali seumur hidupnya bersama teman-temannya. Jika Budi memilih untuk ikut kelas digital marketing, Ia bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan promosi jabatan di kantornya. Dengan berbagai pertimbangan, Budi lebih memilih ikut kelas digital marketing karena dianggap lebih menjanjikan untuk investasi jangka panjang bagi kariernya.
 
3. Berpikir Rasional Demi Keuntungan (Marginity)
Setiap orang dalam melakukan tindakan baik untuk memutuskan sesuatu atau meraih sesuatu selalu didasari oleh pemikiran rasional. Tiap orang cenderung setidaknya menginginkan perubahan dari setiap tindakan atau keputusannya. Salah satunya adalah berhubungan dengan keuntungan. Contohnya setiap pembeli mengharapkan kualitas terbaik ketika membeli sebuah produk atau setiap penjual biasanya menambahkan nilai pada produk yang dijual untuk mendapatkan keuntungan sebaik-baiknya.
 
4. Respons Terhadap Insentif
Insentif sendiri adalah sesuatu hal yang bisa merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebuah insentif bisa saja bernilai negatif atau positif. Contohnya orang biasanya akan bekerja sesuai dengan porsi job desc-nya tapi lain cerita jika diberi kenaikan atau bonus gaji, maka orang tersebut cenderung akan bekerja lebih giat bahkan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya. Insentif negatif contohnya yaitu pemberian pajak pada produk rokok yang bisa memengaruhi seseorang untuk menahan tidak membeli rokok.
 
5. Aktivitas Perdagangan yang Menguntungkan Semua Pihak
Setiap orang, organisasi, maupun negara memiliki potensi kompetitifnya masing-masing. Alih-alih bersaing, aktivitas perdagangan bisa saja menguntungkan semua pihak. Contohnya Negara Indonesia dan Tiongkok yang menjalin kerjasama yang sama-sama menguntungkan. Indonesia menyediakan sumber daya sedangkan Tiongkok menyediakan teknologi. Contoh lainnya perusahaan A yang bergerak di bidang payment gateway bekerja sama dengan perusahaan B yang bergerak di pembelanjaan daring.
 
6. Pasar adalah Tempat Terbaik untuk Melakukan Aktivitas Ekonomi
Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi perdagangan antara penjual dan pembeli di mana terdapat banyak aktivitas yang memengaruhi penjualan. Misalnya saja ketika pemerintah menerapkan pajak yang akan memengaruhi harga pada pasar atau hal-hal lainnya seperti makelar pasar atau stakeholder lain.
 
7. Peran Pemerintah dalam Mengelola Pasar
Adanya peran pemerintah dalam mengelola pasar adalah agar sebuah aktivitas perdagangan memiliki batas dan regulasi. Hal tersebut untuk mencegah adanya masalah ekonomi seperti kelangkaan atau yang berdampak pada aktivitas sosial. Sehingga pemerintah dapat melakukan intervensi di bidang ekonomi. Selain itu adanya kontrol dari pemerintah juga bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat secara merata mengalami kesejahteraan.

Contohnya Pemerintah menerapkan pajak karbon bagi perusahaan yang menghasilkan emisi berlebih. Contoh lainnya adalah pemerintah membeli stimulus bagi pelaku usaha kecil dan menengah dalam melancarkan dan mengembangkan usahanya.
 
8. Standar Hidup Tergantung dari Kapasitas Memproduksi Barang/Jasa
Semakin besar kemampuan baik organisasi, individu, atau sebuah negara menghasilkan barang/jasa maka semakin besar pula standar hidup yang didapat. Pada level negara misalnya. Negara berkembang seperti Indonesia memiliki standar hidup lebih kecil dibanding negara maju seperti Jepang. Di sisi lain, perusahaan yang bisa menjual barang/jasa lebih banyak akan mendapatkan standar “hidup” usaha yang lebih baik. Pada level individu, orang yang tidak bekerja memiliki standar hidup yang lebih kecil dibanding orang yang bekerja.
 
9. Semakin Banyak Uang Beredar, Semakin Tinggi Harga Barang/Jasa
Dalam istilah ekonomi, fenomena semakin banyak uang beredar maka semakin tinggi harga barang/jasa disebut dengan inflasi. Ketika uang yang beredar lebih banyak, maka uang tersebut kehilangan nilainya sehingga akan memengaruhi harga jual suatu barang/jasa.
 
10. Trade-Off Jangka Pendek antara Pengangguran dan Inflasi
Ketika terjadi inflasi, para pelaku dagang akan menaikkan produksi barang atau jasanya dan membutuhkan sumber daya manusia. Secara tidak langsung hal tersebut akan mengurangi pengangguran. Trade-off seperti ini biasanya berlangsung sementara namun akan terjadi secara terus-menerus. Oleh karena itu, meski inflasi sifatnya “negatif”, anomali trade-off tersebut menjadi wajar bahkan bisa saja menguntungkan.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment