Pengertian Negosiasi, Tujuan, Manfaat, Kemampuan, Faktor, Tahap, dan Jenisnya

Table of Contents
Pengertian Negosiasi
Negosiasi

A. Pengertian Negosiasi

Negosiasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah,
1. proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain;
2. penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa;

Secara Etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “to negotiate” dan “to be negotiating” yang artinya membicarakan, merundingkan, atau menawarkan. Kata tersebut kemudian memiliki turunan lain yaitu “negotiation” yang artinya aktivitas membicarakan atau merundingkan sesuatu dengan pihak lain untuk mencapai kesepakatan.

Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Proses negosiasi mencapai puncak saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerja sama dan kompetisi.

Dalam negosiasi, masing-masing pihak mencoba membujuk pihak lain untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, semua pihak yang terlibat mencoba menghindari pertengkaran tetapi setuju untuk mencapai suatu bentuk kompromi. Orang yang melakukan kegiatan negosiasi disebut dengan negosiator.

Kegiatan negosiasi digunakan di berbagai bidang kehidupan, dan biasanya menyangkut permasalahan banyak orang. Misalnya dalam dunia bisnis dan organisasi, aktivitas pada kedua bidang ini tidak pernah lepas dari proses negosiasi.

Negosiasi Menurut Para Ahli
1. Kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal.
2. Hartman, negosiasi merupakan suatu proses komunikasi yang di mana dua pihak masing-masing dengan suatu tujuan dan sudut pandang mereka sendiri berusaha akan mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tersebut mengenai masalah yang sama.
3. Henry Kissinger, negosiasi merupakan sebuah proses untuk dapat menggabungkan posisi konflik ke posisi umum, di bawah aturan keputusan bulat.
4. Oliver, negosiasi merupakan sebuah transaksi di mana kedua belah pihak akan mempunyai hak atas hasil akhir.
5. Casse, negosiasi ialah suatu proses di mana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bisa bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
6. Jackman, negosiasi adalah satu di antara proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada awalnya yang memiliki pemikiran yang berbeda hingga akhirnya dapat mencapai kesepakatan.
7. Robbins, negosiasi adalah suatu proses di mana dua pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan mencoba untuk menyepakati tingkat kerja sama untuk mereka.

B. Tujuan Negosiasi

Negosiasi dilakukan oleh dua pihak atau lebih di mana masing-masing pihak memiliki tujuan berbeda dan terjadi proses tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan. Demikian tujuan negosiasi di antaranya,
1. Untuk mencapai suatu kesepakatan yang dianggap menguntungkan semua pihak.
2. Untuk menyelesaikan suatu masalah dan menemukan solusi dari masalah yang tengah dihadapi pihak-pihak yang bernegosiasi.
3. Untuk mencapai suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang bernegosiasi di mana semuanya mendapatkan manfaat (win-win solution).

Sebagai contoh, kegiatan negosiasi bisnis antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya sangat bermanfaat dalam mengembangkan pasar di mana tujuannya adalah untuk meningkatkan angka penjualan. Contoh lain, proses negosiasi juga terjadi ketika produsen dan konsumen melakukan tawar-menawar harga suatu produk untuk menetapkan harga yang disepakati. Dengan adanya kegiatan negosiasi maka penjual dan pembeli dapat menentukan harga yang dianggap setara dengan nilai suatu produk.

C. Manfaat Negosiasi

Banyak orang berasumsi bahwa suatu penawaran atau harga merupakan sesuatu yang sudah final. Faktanya, sebenarnya banyak hal yang dianggap sudah final ternyata fleksibel atau bisa berubah. Adapun beberapa manfaat negosiasi di antaranya,
1. Terciptanya suatu jalinan kerjasama antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk mencapai tujuan masing-masing.
2. Adanya saling pengertian antara masing-masing pihak yang bernegosiasi mengenai kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi semua pihak.
3. Negosiasi bermanfaat bagi terciptanya suatu kesepakatan bersama yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang bernegosiasi.
4. Terciptanya suatu interaksi yang positif antara pihak-pihak yang bernegosiasi sehingga jalinan kerjasama akan menghasilkan dampak yang lebih luas bagi banyak orang.

D. Kemampuan Dasar Bernegosiasi

Sebelum melakukan negosiasi, semua negosiator harus memahami mengenai filosofi dalam bernegosiasi. Di mana dasar dalam melakukan negosiasi adalah bahwa kesepakatan yang diambil menguntungkan semua pihak, atau semua orang menang. Hal tersebut dapat dicapai dengan mempertimbangkan semua aspek negosiasi dari berbagai sudut pandang. Adapun beberapa kemampuan dasar melakukan negosiasi di antaranya,
1. Tajam dalam berpikir.
2. Sabar dalam bertindak.
3. Dapat beradaptasi dengan baik.
4. Memiliki daya tahan.
5. Kemampuan sosialisasi yang baik.
6. Kemampuan konsentrasi yang baik.
7. Memiliki kemampuan artikulasi.
8. Punya selera humor yang baik.

Selain itu, ada berapa hal krusial yang harus diperhatikan oleh negosiator saat melakukan proses negosiasi di antaranya,
1. Dalam menyampaikan pendapat harus disertai dengan alasan, fakta, atau contoh yang jelas agar mudah dimengerti oleh pihak lain.
2. Pendapat harus disampaikan dengan volume suara yang sesuai, intonasi dan pilihan kata yang tepat.
3. Penyampaian pendapat harus dilakukan dengan jelas, lancar, dan sopan.
4. Tidak mudah menerima atau menolak pendapat pihak lain tapi harus melalui berbagai pertimbangan.

E. Faktor Utama dalam Negosiasi

Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan negosiator dalam melakukan negosiasi di antaranya,
1. Para Pihak yang Terlibat. Anda harus mengenal siapa saja yang berpartisipasi dalam kegiatan negosiasi tersebut serta tujuannya. Anda juga harus mengenal latar belakang mereka dan bagaimana hal-hal tersebut dalam memengaruhi peran mereka dalam melakukan negosiasi.
2. Hubungan. Selain itu, Anda juga harus mengenal hubungan pihak negosiator tersebut dengan perantara dalam melakukan negosiasi. Pertanyaan yang harus Anda temukan jawabannya adalah, bagaimana pihak negosiator tersebut terhubung dan apa fungsinya dalam kegiatan negosiasi tersebut?
3. Komunikasi. Hal ini berkaitan dengan kepentingan para negosiator yang mampu berkomunikasi dengan baik dalam mengunci kesepakatan mereka dengan bernegosiasi. Jadi, bagaimana cara yang efektif untuk mengutarakan hasil yang Anda inginkan, seta bagaimana pihak lawan bisa yakin bahwa mereka akan di dengarkan.
4. Alternatif. Kedua belah pihak harus mencari alternatif lain jika kesepakatan awal tidak diinginkan oleh salah satu pihak.
5. Opsi Realistis. Apakah ada pilihan lain memungkinkan kedua belah pihak untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan? Atau apakah para negosiator sudah mengeluarkan pendapatnya tentang fleksibilitas pilihan dalam tuntutannya.
6. Klaim yang Sah. Setiap permintaan dan janji yang dinyatakan oleh masing-masing pihak harus sah. Para negosiator haru menawarkan bukti untuk mendukung klaim-nya dan membuktikan bahwa tuntutannya sudah valid. Para negosiator juga harus menjamin bahwa kepekatan yang diambil akan ditindaklanjuti.

F. Tahap Negosiasi

1. Persiapan dan Perencanaan. Tahap pertama dalam negosiasi adalah persiapan dan perencanaan. Proses mengumpulkan data diperlukan untuk mendukung posisi negosiator. Menyampaikan argumen dalam proses mendukung posisi negosiator juga harus dengan bijaksana.
2. Menentukan Aturan. Pada tahap ini harus menentukan garis besar dan aturan-aturan untuk melakukan proses negosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan dinegosiasikan.
3. Penjelasan. Pada tahap ini, tiap pihak harus mengutarakan apa yang diinginkan. Tiap pihak bisa memberi dokumentasi atau pemaparan yang jelas dan diperlukan untuk mendukung posisi masing-masing pihak.
4. Tawar-menawar dan Penyelesaian Masalah. Selanjutnya tahap tawar-menawar dan penyelesaian masalah. Tahap ini bertujuan mencari solusi. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan, bukan pada orang atau posisi dalam mencapai titik temu.
5. Penutupan dan Implementasi. Sedangkan pada tahap ini atau tahap terakhir dari proses negosiasi. Segala sesuatu diputuskan secara bersama. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di antaranya,
a. Dokumen yang sudah disepakati.
b. Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian.
c. Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan.
d. Kedua pihak harus membaca dan menandatangani dalam memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan.

G. Jenis Negosiasi

Jika diteliti lebih lanjut, sebenarnya negosiasi mempunyai jenis-jenis yang berbeda. Perbedaan negosiasi ini terjadi dari adanya jumlah negosiator atau pihak-pihak yang melakukan negosiasi, keuntungan atau kerugian, serta situasinya.
1. Berdasarkan Situasi
Bila dinilai berdasarkan situasi, maka negosiasi akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu negosiasi formal dan negosiasi non formal. Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan dengan menempuh jalur hukum. Sedangkan negosiasi informal adalah jenis negosiasi yang bisa dilakukan di mana saja tanpa memerlukan jalur hukum.

2. Berdasarkan Jumlah Negosiator
Untuk negosiasi yang dinilai berdasarkan jumlah negosiator, maka negosiasi dibedakan menjadi negosiasi dengan pihak penengah dan tanpa pihak penengah. Negosiasi yang dilakukan dengan pihak penengah biasanya dilakukan oleh dua atau lebih pihak negosiator, sehingga setiap keputusan dan proses negosiasi akan memerlukan pihak penengah yang sifatnya netral. Sedangkan negosiasi tanpa pihak penengah adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan tanpa membutuhkan bantuan pihak penengah dan umumnya hanya terjalin antar dua pihak saja.

3. Berdasarkan Keuntungan dan Kerugian
Untuk jenis negosiasi yang dinilai berdasarkan keuntungan dan kerugian, maka terbagi menjadi jenis negosiasi kolaborasi, dominasi, akomodasi, dan lose-lose. Jenis negosiasi kolaborasi adalah jenis yang melibatkan seluruh pihak untuk menyuarakan pendapat dan keinginannya, sehingga akan terjalin kolaborasi kepentingan dan keinginan untuk bisa mendapatkan solusi terbaik. Sedangkan jenis negosiasi dominasi, sesuai namanya, jenis negosiasi ini akan menguntungkan salah satu pihak saja dan pihak lainnya tidak banyak mendapatkan keuntungan.

Untuk negosiasi akomodasi, setiap pihak yang melakukan negosiasi hanya akan mendapatkan keuntungan yang sedikit, bahkan bisa saja pihak lawan mendapatkan keuntungan yang banyak. Disisi lain, negosiasi lose-lose adalah negosiasi yang dilakukan untuk tidak melanjutkan konflik atau konflik baru. Jadi, setiap pihak akan memilih untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment