Pengertian Balanced Scorecard, Fungsi, Karakteristik, dan Perspektifnya
Balanced Scorecard (BSC) |
A. Pengertian Balanced Scorecard (BSC)
Balanced Scorecard (BSC) adalah sebuah sistem manajemen untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif. Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada perspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan.
Balanced Scorecard mengukur keuangan di masa lalu dan dimasa mendatang. Tujuan pengukuran Scorecard berasal dari visi dan strategi perusahaan yang dikelompokkan dalam empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan yang membentuk framework Balanced Scorecard.
Dengan adanya BSC sangat membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan. Balanced scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang.
Balanced Scorecard (BSC) Menurut Para Ahli
1. Tunggal (2001:3), balanced scorecard adalah laporan akuntansi yang di dalamnya terdapat empat faktor dari perusahaan agar perusahaan itu sukses yang pertama adalah kinerja finansial, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, inovasi dan pembelajaran.
2. Kaplan dan Norton (1997:7), balanced scorecard adalah metode alternatif yang digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif, tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan, namun meluas ke kinerja non keuangan, seperti perspektif pelanggan, Proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
3. Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
4. Mulyadi, (2007:3), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan scorecard. Scorecard diartikan sebagai kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang. Sedangkan Balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja eksekutif secara berimbang dari berbagi dimensi yaitu keuangan dan non keuangan jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
B. Fungsi Balanced Scorecard (BSC)
Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran keuangan. Kemudian meluas dan digunakan untuk mengukur empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Lebih jauh balanced scorecard memiliki fungsi di antaranya,
1. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.
2. Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan Anda.
3. Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis Anda.
4. Alat analisis efektivitas strategi yang telah digunakan.
5. Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.
6. Sebagai alat key performance indicator perusahaan.
7. Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.
8. Sebagai alat komunikasi, informasi, dan sistem analisis pembelajaran perusahaan
C. Karakteristik Balanced Scorecard (BSC)
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan misi dan startegi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja. Balanced Scorecard memiliki empat karakterisrik di antaranya,
1. Komprehensif. Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran kinerja, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang, serta membantu perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Koheren. Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat di antara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Seimbang. Keseimbangan di antara keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis, sangat penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berjangka panjang. Bobot keempat perspektif dalam Balanced Scorecard adalah seimbang, di mana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
4. Terukur. Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah terukur, namun dalam Balanced Scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan.
D. Perspektif Balanced Scorecard (BSC)
Terdapat 4 perspektif yang perlu dipertimbangkan sebelum merancang balanced scorecard yang benar di antaranya,
1. Perspektif Keuangan
Bagi sebagian besar organisasi bisnis, keuntungan menjadi tujuan teratas. Oleh karena itu, perspektif paling atas adalah tentang tujuan keuangan dan meraih keuntungan secara berkelanjutan. Pada dasarnya, tujuan utama apa pun yang terkait dengan kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan dapat dimasukkan dalam perspektif ini. Pendapatan dan laba adalah tujuan jelas yang dicantumkan sebagian besar organisasi dalam perspektif ini. Tujuan keuangan lainnya mungkin termasuk di antaranya,
a. Penghematan biaya dan efisiensi (misalnya, tujuan tertentu untuk mengurangi biaya produksi sebesar 10% pada tahun 2020)
b. Margin Laba (meningkatkan margin laba operasi, misalnya)
c. Sumber pendapatan (misalnya, menambahkan saluran pendapatan baru)
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif ini berfokus pada tujuan kinerja yang terkait dengan pelanggan dan pasar. Contoh hal yang termasuk dalam perspektif ini di antaranya,
a. Layanan dan kepuasan pelanggan (meningkatkan net promotor score, atau mengurangi lead time pusat panggilan, misalnya)
b. Pangsa pasar (seperti, pangsa pasar yang berkembang di segmen atau negara tertentu)
c. Kesadaran merek (misalnya, meningkatkan interaksi di media sosial)
3. Perspektif Proses Internal
Proses apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan terkait pelanggan dan keuangan? Itulah pertanyaan yang ingin dijawab oleh perspektif ini. Di sini kita akan menetapkan tujuan dan sasaran operasional internal, atau dengan kata lain, apa yang perlu dimiliki bisnis dan apa yang perlu dilakukan bisnis dengan baik untuk mendorong kinerja? Contoh tujuan proses internal mungkin termasuk di antaranya,
a. Perbaikan proses (misalnya, mempersingkat proses persetujuan internal)
b. Optimalisasi kualitas (seperti, mengurangi limbah produksi)
c. Pemanfaatan kapasitas (menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, misalnya)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Sementara perspektif ketiga adalah tentang sisi proses konkret dari berbagai hal, perspektif terakhir ini mempertimbangkan pendorong kinerja yang lebih tidak berwujud. Karena mencakup spektrum yang begitu luas, perspektif ini sering dipecah menjadi komponen-komponen di antaranya,
a. Modal manusia – keterampilan, bakat dan pengetahuan (misalnya, penilaian keterampilan, skor manajemen kinerja, efektivitas pelatihan)
b. Modal informasi – database, sistem informasi, jaringan dan infrastruktur teknologi (seperti, sistem keselamatan, sistem perlindungan data, investasi infrastruktur)
c. Modal organisasi – budaya, kepemimpinan, penyelarasan karyawan, kerja tim dan manajemen pengetahuan (misalnya, keterlibatan staf, skor promotor bersih karyawan, audit budaya perusahaan)
Dari berbagai sumber
Post a Comment