Pengertian Social Support (Dukungan Sosial), Komponen, Sumber, Faktor, Bentuk, Manfaat, dan Penghambatnya

Table of Contents
Pengertian Social Support atau Dukungan Sosial
Social Support (Dukungan Sosial)

A. Pengertian Social Support (Dukungan Sosial)

Dukungan sosial atau social support adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, serta dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Dukungan sosial sebagai keberadaan dan kesediaan orang lain yang dapat diandalkan, yang mengizinkan kita tahu bahwa mereka peduli, menghargai, dan mencintai kita.

Social Support (Dukungan Sosial) Menurut Para Ahli
1. Ritter (Smet, 1994:134), dukungan sosial merupakan segi-segi struktural jaringan mencangkup pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial. Dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental, dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Segi-segi fungsional mencangkup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasihat atau informasi, pemberian bantuan material.
2. Taylor, Peplau  dan Sears (dalam Ping, 2016), dukungan sosial sebagai pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh perhatian emosi, bantuan instrumental, penyedia informasi, atau pertolongan lainnya. Dukungan sosial diyakini bisa menguatkan orang dalam menghadapi efek stres dan mungkin meningkatkan kesehatan fisik pula.
3. Sarafino dan Timothy (2011), dukungan sosial sebagai perasaan kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh oleh orang banyak atau kelompok lain. Mereka menambahkan bahwa orang-orang yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai, bernilai dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka di saat membutuhkan bantuan.
4. King 2012 (dalam Maziyah), dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dihormati dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbul balik.
5. Cohen dan Syme (dalam appolo & Cahyadi, 2012), dukungan sosial adalah sumber-sumber yang disediakan orang lain terhadap individu yang dapat mempengaruhi kesejahteraan individu bersangkutan.
6. Johnson (1994:472), dukungan sosial merupakan keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang bersangkutan.
7. Saroson (dalam Smet, 1994), dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, di mana bantuan itu umumnya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan.
8. Apollo dan Cahyadi (2012:261), dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumen, dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya.

B. Komponen Social Support (Dukungan Sosial)

Terdapat enam komponen dukungan sosial menurut Weiss (dalam Yoswijaya 2009) yang disebut sebagai “the sosial provision scale” di mana masing-masing  komponen dapat berdiri sendiri namun satu sama lain saling berhubungan.
1. Instrumental Support
a. Reliable alliance (ketergantungan yang dapat diandalkan). Dalam dukungan sosial ini, individu mendapat jaminan bahwa ada individu lain yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan, bantuan tersebut sifatnya nyata dan langsung. Individu yang menerima bantuan ini akan merasa  tenang karena individu menyadari ada individu lain yang dapat diandalkan untuk menolongnya bila individu mengalami masalah dan kesulitan.
b. Guidance (bimbingan). Dukungan sosial ini berupa nasihat, saran dan informasi yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dukungan sosial ini juga dapat berupa feedback (umpan balik) atas sesuatu yang telah dilakukan individu.

2. Emotional Support
a. Reasurance of worth (pengakuan positif). Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan atau kualitas individu. Dukungan ini akan membuat individu merasa dirinya diterima dan dihargai.
b. Emotional attachment (kedekatan emosional). Dukungan sosial ini berupa pengekspresian dari kasih sayang, cinta, perhatian dan kepercayaan yang diterima individu, yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerima.
c. Sosial integration (integrasi sosial). Dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan secara bersama-sama. Dukungan semacam ini memungkinkan individu mendapatkan rasa aman, nyaman serta memiliki.
d. Opportunity to provide nurturance (kesempatan untuk mengasuh). Suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal adalah perasaan dibutuhkan oleh orang lain. Dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan.

C. Sumber Social Support (Dukungan Sosial)

Terdapat dua sumber dukungan sosial menurut Rook dan Dootey (Kuntjoro, 2012) di antaranya,
1. Dukungan sosial artifisial, yaitu dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.
2. Dukungan sosial natural, yaitu yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami dan kerabat), teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat non-formal.

Menurut Sarafino (dalam Carolina 2016)  dukungan sosial dapat berasal dari berbagai sumber seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan kerja, dan organisasi komunitas. Hal senada  juga  diungkapkan oleg ganster (dalam Carolina 2016) mengatakan beberapa sumber dari dukungan sosial di antaranya,
1. Dukungan keluarga, keluarga merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kebutuhan fisik dan psikologis mula-mula terpenuhi dari lingkungan keluarga. Sehingga keluarga termasuk kelompok terdekat individu.
2. Dukungan teman bergaul,  orang yang bergaul membutuhkan dorongan moral dari teman bergaulnya. Bentuk kualitas kerja sama, kehangatan berteman, dan rasa saling membutuhkan, dan mempercayai serta kebanggaan menjadi anggota kelompok.
3. Dukungan masyarakat atau lingkungan sekitar, masyarakat yang mendukung, menerima dan menyukai serta mengerti kelebihan dan kekurangan individu. Biasanya akan memberikan motivasi dalam pemenuhan kebutuhannya

D. Faktor Social Support (Dukungan Sosial)

Terdapat tiga faktor yang menjadi pengaruh dukungan sosial menurut Stanley di antaranya,
1. Kebutuhan Fisik. Kebutuhan fisik dapat menjadi pengaruh dukungan sosial kebutuhan fisik mencakup sandang, pangan dan papan. Apabila kebutuhan fisik seseorang tidak tercukupi maka seseorang tersebut kurang memperoleh dukungan sosial.
2. Kebutuhan Sosial. Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih dikenal masyarakat dibanding dengan orang yang tidak pernah bersosialisasi pada masyarakat. Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik lebih mendalam selalu ingin memperoleh pengakuan dalam kehidupan masyarakat, oleh sebab itu, pengakuan sangat diperlukan dalam memberikan penghargaan.
3. Kebutuhan Psikis. Kebutuhan psikis misalnya rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang tengah mengalami masalah baik ringan ataupun berat, maka orang itu akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang sekelilingnya.

E. Bentuk Social Support (Dukungan Sosial)

Terdapat lima bentuk dukungan sosial menurut Sarafino (2006) di antaranya,
1. Dukungan emosional. Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan penerima dukungan merasa nyaman, tenteram kembali, merasa dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta
2. Dukungan penghargaan. Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika individu mengalami stres karena tuntutan tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang dimilikinya.
3. Dukungan instrumental. Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk didefinisikan, yaitu dukungan yang berupa bantuan secara langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.
4. Dukungan informasi. Orang-orang yang berada di sekitar individu akan memberikan dukungan informasi dengan cara menyarankan beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan individu dalam mengatasi masalah yang membuatnya stres.
5. Dukungan kelompok. Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok di mana anggota-anggotanya dapat saling berbagi.

Sedangkan menurut Cohen dan Hoberman (Isnawati dkk, 2013:3) dukungan sosial terbagi menjadi empat bentuk di antaranya,
1. Appraisal Support, yaitu adanya bantuan yang berupa nasihat yang berkaitan dengan pemecahan suatu masalah untuk membantu mengurangi stressor.
2. Tangiable support, yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik dalam menyelesaikan tugas.
3. Self esteem support, yaitu dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan kompeten atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian dari sebuah kelompok di mana para anggotanya memiliki dukungan yang berkaitan dengan self-esteem seseorang.
4. Belonging support, yaitu dukungan yang menunjukkan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu kelompok dan rasa kebersamaan.

F. Manfaat Social Support (Dukungan Sosial)

Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan adanya dukungan sosial maka seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan kecemasan. Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dapat mempengaruhi fisik dan psikologis individu yang dijelaskan dalam dua teori berikut di antaranya,
1. The Buffering Hypothesis
Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu dengan melawan efek-efek negatif dari tingkat stres yang tinggi, yaitu dengan dua cara di antaranya,
a. Ketika individu menghadapi stressor yang kuat, seperti krisis keuangan, maka individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi yang penuh stres, bila dibandingkan dengan individu dengan tingkat dukungan sosial yang rendah. Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi berharap bahwa seseorang yang dikenal individu akan menolong individu tersebut.
b. Dukungan sosial dapat mengubah respons seseorang terhadap stressor yang telah diterima sebelumnya. Contohnya, individu dengan dukungan sosial yang tinggi mungkin memiliki seseorang yang dapat memberikan solusi terhadap masalah individu, atau melihat masalah tersebut sebagai suatu yang tidak terlalu penting, atau membuat individu dapat menemukan titik terang dari masalah tersebut.

2. The Direct Effect Hypothesis
Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dicintai dan dihargai. Individu dengan dukungan sosial tinggi merasa bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu kepada gaya hidup yang sehat.

G. Faktor Penghambat Social Support (Dukungan Sosial)

Terdapat tiga faktor yang menjadi penghambat pemberian dukungan sosial kepada seseorang (Apollo dan Cahyadi, 2012:262) di antaranya,
1. Penarikan diri dari orang lain, disebabkan karena harga diri yang rendah, ketakutan untuk dikritik, pengharapan bahwa orang lain tidak akan menolong, seperti menghindar, mengutuk diri, diam, menjauh, tidak mau meminta bantuan.
2. Melawan orang lain, seperti sikap curiga, tidak sensitif, tidak timbal balik, dan agresif.
3. Tindakan sosial yang tidak pantas, seperti membicarakan dirinya secara terus menerus, mengganggu orang lain, berpakaian tidak pantas, dan tidak pernah merasa puas.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment