Pengertian Cache, Fungsi, Cara Kerja, Jenis, dan Cara Menghapusnya
Cache |
A. Pengertian Cache
Cache atau tembolok (memori sementara/singgahan) adalah komponen perangkat keras atau perangkat lunak yang menyimpan data sehingga permintaan di masa mendatang untuk data tersebut dapat dilayani lebih cepat, di mana data yang disimpan merupakan hasil dari penghitungan sebelumnya atau salinan data yang disimpan di tempat lain. Penggunaan cache ditujukan untuk meminimalisir terjadinya bottleneck dalam aliran data antara processor dan RAM.
Dalam terminologi hardware, istilah ini biasanya merujuk pada memory berkecepatan tinggi yang menjembatani aliran data antara processor dengan memory utama (RAM) yang biasanya memiliki kecepatan jauh lebih rendah. Sedangkan dalam terminologi software, istilah ini merujuk pada tempat penyimpanan sementara untuk beberapa file yang sering diakses (biasanya diterapkan dalam network).
Dari segi istilah, cache adalah proses menyimpan data sementara, di mana browser, situs, atau aplikasi tidak perlu untuk mengunduh data secara berulang atau terus-menerus. Kita dapat menganalogikan dengan user yang mengunjungi sebuah situs web pertama kali, maka browser secara otomatis akan menyimpan informasi yang membantu perangkat (device) dalam mengakses situs website dengan lebih efisien pada kunjungan yang berikutnya.
B. Fungsi Cache
Fungsi cache yang paling utama adalah untuk membantu mempercepat akses data pada perangkat komputer/smartphone sehingga meringankan kerja prosesor. Beberapa fungsi lain di antaranya,
1. Cache dapat mempercepat akses pada komputer.
2. Cache dapat menjadi jembatan perbedaan kecepatan antara memori utama dengan dengan CPU.
3. Kinerja memory menjadi lebih cepat.
4. Cache dapat meningkatkan kinerja prosesor.
C. Cara Kerja Cache
Ketika pengunjung pertama kali memasuki homepage (beranda) situs Anda, mereka akan masuk dengan menggunakan cara yang biasa. Mulai dari permintaan yang diterima, kemudian dilakukan pemrosesan data pada database server, dan halaman web diubah menjadi format file HTML yang selanjutnya akan dikirim menuju browser dari web pengunjung.
Dikarenakan cache proses caching diaktifkan, maka server akan menyimpan file HTML dalam RAM (Random Access Memory) yang dapat membaca data dengan cepat. Dan ketika pengunjung website Anda membuka kembali menu beranda, server tidak perlu untuk melakukan pemrosesan dan konversi data menuju HTML. Namun sebaliknya, mereka hanya akan mengirimkan format file HTML yang telah dipersiapkan sebelumnya ke dalam sebuah browser.
D. Jenis Caching
Terdapat dua jenis proses caching yang terletak di browser dan server. Browser caching berada di client-side, sedangkan server caching berada di server-side.
1. Client-Side Caching
Untuk client-side caching dapat digunakan untuk menyimpan file data yang dapat dimanfaatkan oleh user pada personal komputer masing-masing. Salah satu jenis caching yang paling sering dibahas dan familiar adalah browser cache.
Browser cache sangat membantu dalam membuat loading website Anda menjadi lebih cepat. Dengan melakukan proses caching, maka Anda tidak perlu lagi untuk membuat permintaan dan transmisi data untuk menampilkan halaman website pada browser. Semua jenis browser seperti Google Chrome, Mozilla, Safari, dan yang lainnya sudah melakukan browser caching. Selain itu, Anda juga dapat mengubah setting dan mengkonfigurasi ulang untuk mengatur penggunaan dari cache memory sesuai dengan kebutuhan Anda.
2. Server-Side Caching
Selain client-side caching, terdapat teknologi cache yang digunakan dalam server-side caching. Di mana, nantinya data terkait file dan gambar yang Anda lihat dari internet juga akan masuk ke dalam sebuah server.
a. Object Cache
Object cache dapat menyimpan data suatu objek secara lokal tidak perlu untuk diambil secara konstan. Object cache sendiri sangat membantu dalam meningkatkan kecepatan dan kinerja dari aplikasi web. Objek merupakan kumpulan data berisi dokumen yang mencakup teks, gambar, dan video. Apabila objek dilakukan proses cache, maka dapat segera ditransfer langsung pada cache lokal, daripada meminta langsung melalui server.
b. Database Cache
Jika Anda pernah membuat sebuah aplikasi berbasis web, tentu Anda tidak asing lagi dengan database cache untuk menghasilkan data dari situs website dengan basis data. Hal ini dilakukan untuk mencapai kinerja yang optimal dengan skalabilitas yang lebih tinggi. Caching database sendiri memberikan banyak keuntungan bagi para pengembang website. Mulai dari dapat mengurangi akses disk, mengurangi penggunaan dari CPU, serta mempercepat dalam pemrosesan data.
c. Page Cache
Untuk page cache sendiri hampir sama dengan cache yang lain, di mana page cache dapat menyimpan halaman web secara lengkap untuk ditampilkan di lain waktu kepada user. Data tersebut akan disimpan dalam RAM yang tidak terpakai. Salah satu manfaat dari pemakaian page cache yaitu dapat meningkatkan waktu kecepatan sebuah loading halaman web dan memberikan UX (User Experience) kepada pengguna dengan lebih baik dan menarik.
d. Opcode Cache
Jika anda seorang backend developer, tentu tidak asing lagi dengan bahasa pemrograman PHP. Untuk meningkatkan kinerja dari bahasa PHP ini adalah dengan menggunakan opcode cache. Selanjutnya, opcode cache akan menyimpan salinan dari opcode PHP pada memori server untuk waktu yang diperlukan.
Opcode cache merupakan salah satu metode untuk meningkatkan performa PHP dan sangat direkomendasikan untuk semua environment produksi. Salah satu program opcode cache yang pertama kali dikembangkan oleh PHP adalah Zend.
e. Content Delivery Network (CDN) Cache
CDN cache adalah sebuah bentuk penyimpanan data secara luas. Dengan menggunakan cache jenis ini, maka setiap konten dalam situs web statis dapat ditambahkan ke server proxy yang telah didistribusikan secara luas (global).
Kelebihan dari CDN caching yaitu dapat membantu dalam mengurangi biaya, menghilangkan tekanan (pressure) dari server, hingga berfokus untuk menempatkan server lokal yang lebih kecil. Nantinya, pengunjung tersebut dapat mengakses data tersebut secara lokal (konvensional).
Sementara tipe cache dalam terminologi hardware di antaranya,
1. Memory Cache
Memory cache sering pula disebut dengan RAM cache. Ini adalah sebuah porsi memori yang dibuat dengan kecepatan tinggi static RAM (SRAM). Tipe cache ini lebih efektif karena hampir semua program dapat mengakses data atau perintah yang sama berulang kali. Itu artinya, semakin banyak informasi yang disimpan di SRAM, maka komputer akan semakin sering menggunakan cache ini ketimbang menggunakan DRAM yang relatif lebih lambat.
Cache memori mempunyai tiga level. Anda tentu pernah melihat label L1 Cache, L2 Cache atau L3 Cache di kotak perangkat komputer Anda atau di paket informasi spesifikasinya. L1 adalah sebutan untuk internal cache, ia menghuni bagian di antara CPU dan DRAM. Cache ini memiliki kecepatan akses paling tinggi. Ukuran memori berkembang mulai dari 8Kb, 64Kb dan 128Kb.
Sedangkan L2 adalah eksternal cache yang mempunyai kapasitas lebih besar yaitu berkisar antara 256Kb sampai dengan 2Mb. Namun soal kecepatan, L2 justru lebih lamban ketimbang L1. Terakhir, L3 Cache yang biasanya terdapat dalam komputer model baru yang mempunyai lebih dari satu unit prosesor, misalnya dual core atau quad core. L3 berfungsi sebagai pengatur data yang diakses dari L2 cache dan masing-masing inti prosesor.
2. Disk Cache
Tidak jauh berbeda dengan Memory Cache, Disk Cache juga berpatokan pada prinsip yang sama. Tetapi alih-alih menggunakan data berkecepatan tinggi SRAM, disk cache justru menggunaan memori konvensional atau disebut dengan dynamic RAM (DRAM) yang relatif lebih lambat. Cara kerjanya, ketika Anda menjalankan sebuah aplikasi yang membutuhkan data dari disk, pertama-tama aplikasi akan memeriksa ketersediaan datanya di memory buffer. Disk Cache mampu memberikan dampak kecepatan yang signifikan terhadap performa aplikasi, sebab mekanisme ini jauh lebih cepat daripada mengambil data dari komponen harddisk.
E. Menghapus Cache Memory
Selain kelebihan yang dimiliki oleh sebuah cache, tentunya juga terdapat kelemahannya apabila Anda menggunakan proses caching dalam jangka waktu yang lama. Semakin lama Anda menggunakan memori cache, maka alokasi penyimpanan pada perangkat internal Anda akan semakin besar dan membuat device Anda semakin lambat dan memproses berbagai aplikasi.
Pada umumnya setiap browser memiliki cara yang hampir sama dalam menghapus dan membersihkan paket cache. Yang pertama harus dilakukan adalah membuka browser Google Chrome Anda. Selanjutnya masuk pada menu “setting” dan pilih menu yang bertuliskan “privacy and security”. Kemudian, pilih pada menu “clear browsing data” dan Anda dapat memilih pilihan untuk menghapus history, cache, cookies, dan lain sebagainya. Setelah cache berhasil terhapus, maka secara otomatis browser Anda akan me-reset dan menghapus informasi dan data terkait situs yang pernah Anda kunjungi.
Dari berbagai sumber
Lihat Juga
Cara Membersihkan Cache di Windows 10. Youtube Link. https://youtu.be/9QX-60CGCL0
Cara menghapus Cache di Chrome dan Mozilla Firefox. Youtube Link. https://youtu.be/aOw7UrawN0U
Post a Comment