Pengertian Benchmarking, Jenis, Proses, Hambatan, Manfaat, dan Contohnya
Benchmarking |
A. Pengertian Benchmarking
Benchmark istilah dalam bahasa Inggris yang artinya patokan atau tolak ukur. Dari asal katanya tersebut, benchmark adalah suatu standar atau tolak ukur untuk membandingkan atau menilai berbagai hal. Demikian, Benchmark adalah tolak ukur atau standar yang digunakan untuk membandingkan antara suatu hal dengan hal lainnya yang serupa. Di mana dengan tolak ukur tersebut maka segala sesuatu dapat diukur dengan standar yang umum.
Sementara benchmarking adalah suatu metode sistematis atau proses pengukuran kinerja, baik itu layanan, produk, atau proses suatu perusahaan dengan cara membandingkannya dengan layanan, produk atau proses dari perusahaan lain yang dianggap terbaik di industri yang sama.
Dalam ilmu manajemen, benchmarking adalah proses pengukuran kualitas kebijakan organisasi, produk, program, strategi, dan lainnya, dengan cara membandingkannya dengan pesaing atau perusahaan lain pada industri yang sama, untuk memahami bagaimana dan bagian mana organisasi perlu berubah untuk meningkatkan kinerja.
Jadi, tujuan utama benchmarking adalah untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dengan memperbaiki kinerja usaha, meningkatkan produktivitas, memperbaiki mutu produk dan pelayanan dan sebagainya, dengan menggunakan kinerja pesaing utama atau perusahaan terkenal lainnya sebagai pembanding.
B. Jenis Benchmarking
Benchmarking bisa dibagi menjadi dua jenis utama di antaranya,
1. Berdasarkan Subjeknya
a. Internal Benchmarking, adalah suatu kegiatan membandingkan kegiatan atau proses yang sama dalam suatu koperasi. Biasanya, kegiatan ini dilakukan pada perusahaan yang sudah memiliki anak perusahaan atau cabang agar setiap perusahaan di dalamnya memiliki standarisasi yang sama dengan induk perusahaan.
b. Exsternal Benchmarking, adalah suatu kegiatan benchmarking yang dikerjakan dengan membandingkan perusahaan miliknya dengan perusahaan lain yang bergerak pada bidang industri yang sejenis. Dalam jenis benchmarking eksternal pun terbagi lagi menjadi dua di antaranya,
a) Competitive Benchmarking, adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut dengan kompetitor atau perusahaan lain yang dianggap sebagai kompetitor utama.
b) Non-competitive Benchmarking, adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain, namun dalam bidang industri yang berbeda. Jenis non-competitive benchmarking ini pun dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
• Functional Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan fungsi yang sama dari perusahaan yang berbeda pada berbagai bidang industri
• Generic Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan proses fundamental bisnis yang dinilai sama pada setiap perusahaan.
2. Berdasarkan Objeknya
a. Strategic Benchmarking, adalah suatu upaya pengamatan tentang bagaimana perusahaan lain mampu lebih unggul dari kompetitor lainnya pada bidang yang sama.
b. Process Benchmarking, adalah suatu upaya dalam mengamati dan juga membandingkan berbagai kegiatan operasional atau sistem operasional dalam suatu perusahaan, seperti sistem pembayaran, pelayanan pelanggan, dan perekrutan tenaga kerja.
c. Functional Benchmarking, adalah suatu proses dalam mengamati dan membandingkan fungsionalitas kerja pada kompetitor pada bidang industri yang sama agar mampu meningkatkan fungsionalitas kerja pada perusahaannya.
d. Performance Benchmarking, adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan performa produk barang atau jasa dari kompetitor lain, seperti harga, fitur produk, kualitas teknis, dll.
e. Product Benchmarking, adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan produk dari perusahaannya dengan produk dari kompetitor lain untuk bisa mendapatkan informasi terkait kekuatan dan kelemahan dari produk kompetitor.
f. Financial Benchmarking, adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan kondisi keuangan dari perusahaan lain untuk mendapatkan informasi tentang daya saing kompetitor.
C. Proses Benchmarking
Proses Benchmarking merupakan proses yang melihat keluar (produk lain, organisasi lain, sistem lain) untuk mengetahui bagaimana orang lain mencapai tingkat kinerja mereka dan memahami proses kerja yang mereka gunakan. Dengan demikian, Benchmarking dapat menjelaskan apa yang terjadi dibalik kinerja baik proses ataupun produk yang dibandingkan.
Jika diterapkan dengan tepat, Benchmarking dapat membantu suatu organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasinya ataupun proses produksinya. Terdapat empat tahapan penting dalam menerapkan Benchmarking di antaranya,
1. Memahami secara detail proses produksi atau produk saat ini.
2. Menganalisis proses produksi atau produk lainnya yang berkinerja baik.
3. Membandingkan proses produksi atau produk sendiri dengan proses produksi atau produk yang berkinerja baik.
4. Menerapkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk mendekati proses produksi ataupun produk yang berkinerja baik tersebut.
Dalam penjabarannya, Robert Camp dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1989 mengemukakan Metodologi Benchmarking yang terdiri dari 12 Tahapan di antaranya,
1. Memilih Subyek
2. Menentukan Proses
3. Mengidentifikasikan Mitra yang berpotensi untuk dibandingkan
4. Mengidentifikasikan sumber data
5. Mengumpulkan data-data dan memilih mitra untuk dibandingkan
6. Menentukan kesenjangannya
7. Menetapkan perbedaan proses
8. Target kinerja yang diharapkan
9. Melakukan Komunikasi
10. Penyesuaian Tujuan
11. Menerapkan
12. Meninjau ulang dan penyesuaian ulang
D. Hambatan Benchmarking
Berbagai hambatan dalam melakukan Benchmarking di antaranya,
1. Fokus Internal. Perusahaan yang terlalu fokus pada internal perusahaannya saja cenderung akan mengabaikan fakta bahwa proses yang terbaik adalah proses yang mampu menghasilkan nilai efisiensi yang jauh lebih tinggi, sehingga visi perusahaan akan bisa lebih dipersempit.
2. Tujuan Benchmarking Terlalu Luas. Kegiatan benchmarking memerlukan tujuan yang lebih rinci dan spesifik, serta lebih berorientasi pada proses, bukan hasilnya.
3. Jadwal Yang Tidak Realistis. Kegiatan benchmarking memerlukan kesabaran yang tinggi, karena proses keterlibatan memerlukan waktu yang lebih banyak. Namun, jadwal yang dilakukan terlalu lama juga tidak baik, karena menunjukkan ada yang salah dalam hal pelaksanaannya.
4. Komposisi Tim yang Kurang Tepat. Diperlukan adanya keterlibatan pada setiap orang yang berhubungan dan menjalankan berbagai proses operasional perusahaan dalam melakukan benchmarking.
E. Manfaat Benchmarking
Setidaknya ada enam manfaat yang bisa didapatkan oleh organisasi bila melakukan benchmarking di antaranya,
1. Analisis Kompetitif. Suatu organisasi dapat mengidentifikasi bagian yang perlu ditingkatkan dengan cara membandingkan kinerja saat ini dengan kinerja pesaing. Dengan cara ini, maka organisasi akan mendapatkan keuntungan strategis atas pesaing dan dapat meningkatkan pertumbuhan rata-ratanya.
2. Memantau Kinerja. Dengan melakukan benchmarking, kita bisa melihat tren saat ini dalam bentuk data sehingga memungkinkan perusahaan untuk memproyeksikan tren masa depan dan hasil yang ingin dicapai. Benchmarking perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau apakah perusahaan telah berhasil mencapai tujuan atau tidak.
3. Perbaikan Secara Berkala. Selain memantau kinerja, peningkatan yang berkelanjutan merupakan manfaat penting yang didapatkan dari benchmarking. Peningkataan dan perbaikan tersebut seharusnya menjadi sesuatu yang berkelanjutan dari waktu ke waktu.
4. Perencanaan dan Penetapan Sasaran. Setelah benchmarking dilakukan, organisasi dapat menentukan tujuan dan metrik kinerja untuk meningkatkan kinerja. Sasaran ini adalah target baru yang lebih kompetitif untuk perusahaan, tetapi harus realistis dan dapat dicapai.
5. Meningkatkan Rasa Kepemilikan. Proses benchmarking perlu melibatkan para pegawai untuk mendapatkan semua jawaban yang dibutuhkan. Dengan mendengarkan pendapat karyawan maka perusahaan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peran setiap orang sehingga mendorong rasa memiliki dalam diri mereka. Dengan begitu, karyawan akan bangga dengan pekerjaan mereka dan berpengaruh pada kinerja yang lebih baik dan hasil akhir yang lebih berkualitas.
6. Memahami Kelebihan Perusahaan. Benchmarking dapat membantu mengidentifikasi posisi sebuah perusahaan dalam suatu industri saat ini. Jika perusahaan tersebut ingin meningkatkan bidang apa pun dalam bisnisnya, maka benchmarking adalah cara untuk melihat bagaimana mereka dapat unggul dan menjadi lebih sukses dengan menguraikan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya.
F. Contoh Benchmarking
1. Benchmarking Samsung terhadap produk Apple (Iphone 4)
Tahun 2013 Samsung mengeluarkan produk baru yaitu Samsung Galaxy ace. Namun, terdapat isu pelanggaran hak paten kepada Samsung karena produknya tersebut dianggap menjiplak produk Apple yaitu Iphone 4 karena terdapat kemiripan disisi keunggulan dan fitur namun disertai harga yang lebih terjangkau.
2. Benchmarking Samsung Iphone
Iphone 4 lebih dulu di luncurkan sebelum Samsung galaxy ace, dari pelanggaran paten, pihak pengadilan memang tidak memutuskan bahwa seluruhnya dilanggar oleh Samsung. Beberapa yang tidak dianggap melanggar antara lain adalah bagian desainnya yang jauh berbeda. Banyak pihak juga yang mengatakan bahwa Samsung telah melakukan penjiplakan terhadap produk Apple.
Karena memang sudah terbukti Samsung telah melanggar hak paten dan meniru iphone. Disini sudah jelas bahwa Samsung yang melakukan benchmarking (product bechmarking) terhadap iphone. Sehingga keuntungannya, Samsung bisa lebih menguasai pasar karna memiliki harga yang sangat terjangkau oleh kalangan luas.
Hal mengejutkan juga datang dari pemberitaan di Amerika Serikat ditahun 2014, terungkap bahwa Galaxy S4 mampu mengalahkan penjualan iPhone 5. Tentu ini rekor pertama kali Samsung mampu mengalahkan Apple di pasar kandang sendiri. Dikutip dari GSMarena, Samsung menempati posisi teratas pada penjualan Mei 2013 lalu di AS, Bila di AS saja Samsung mampu mengalahkan Apple, bagaimana dengan pasar di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Itu sangat menguntungkan sekali bagi Samsung.
Kerugiannya untuk iphone mengalami penurunan, dan dapat dikalahkan oleh Samsung. Dari segi harga maupun kecanggihannya. Sebenarnya mereka pernah bekerja sama dalam hal LCD, flash memory, dan prosesor dari Samsung, dan Apple merupakan pelanggan terbesar Samsung. Beberapa perangkat penting iPad dan iPhone, diproduksi oleh Samsung.
3. Benchmarking yang dilakukan Honda (Beat) terhadap Yamaha (Mio)
Yamaha mio adalah pelopor motor jenis matik di Indonesia yang mulanya diperuntukan untuk wanita. Karena produknya yang sangat populer disertai permintaan yang sangat tinggi, tidak lama kemudian Honda melakukan benchmarking lalu meluncurkan Honda Beat dengan jenis yang sama namun memiliki keunggulan yang berbeda. Hingga saat ini Honda Beat mampu menyaingi penjualan Yamaha mio.
Dari berbagai sumber
Post a Comment