Pengertian Sintaksis, Sejarah, Fungsi, Struktur, Alat, Objek Kajian dan Ruang Lingkupnya

Table of Contents
Pengertian Sintaksis
Sintaksis

A. Pengertian Sintaksis

Sintaksis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah,
1. pengaturan dan hubungan kata dengan kata atau dengan satuan lain yang lebih besar;
2. cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagiannya;
3. ilmu tata kalimat;
4. sub-sistem bahasa yang mencakup hal tersebut.

Kata sintaksis ini berasal dari Yunani, yakni  “sun” serta “tatein”, yang memiliki arti “menempatkan”. Jadi kata sintaksis ini secara etimologis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata itu menjadi kelompok kata atau kalimat. Dengan kata lain sintaksis ini ialah tata bahasa yang membahas hubungan antar kata itu di dalam tuturan. Tuturan di dalam hal ini menyangkut apa pun yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.

Menurut Ramlan (1981) Sintaksis ini merupakan suatu bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk dari wacana, kalimat, klausa, frasa. Secara umum sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), serta keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, adjektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan untuk pelaku, penderita, serta penerima berkenaan dengan peran sintaksis.

B. Sejarah Sintaksis

Karya mengenai tata bahasa telah ditulis jauh sebelum sintaksis modern datang; Aṣṭādhyāyī dari Pāṇini sering disebut sebagai contoh karya pra-modern yang menyebutkan teori sintaksis modern. Di Barat, penggunaan pikiran yang kemudian dikenal sebagai "tata bahasa tradisional" berawal dari karya Dionysius Thrax.

Selama berabad-abad, karya mengenai sintaksis didominasi oleh suatu kerangka kerja yang dikenal sebagai grammaire générale, pertama dijelaskan tahun 160 oleh Antoine Arnauld dalam buku dengan nama yang sama. Sistem ini mengambil dasar pikirnya berupa anggapan bahwa bahasa adalah refleksi langsung dari proses pemikiran dan karena itu ada sebuah cara yang alami untuk mengekspresikan pikiran. Cara itu, secara kebetulan, adalah cara yang sama yang diekspresikan dalam bahasa Prancis.

Tetapi, dalam abad ke-18, dengan pengembangan ilmu bahasa perbandingan sejarah, para pakar bahasa mulai menyadari keragaman bahasa manusia, dan mempertanyakan anggapan dasar mengenai hubungan antara bahasa dan logika. Mulai jelas bahwa tidak ada cara yang paling alami untuk mengekspresikan pikiran, dan logika tak bisa lagi dijadikan sebagai dasar untuk mempelajari struktur bahasa.

Tata bahasa Port-Royal membuat pembelajaran sintaksis terhadap logika (memang, sebagian besar Port-Royal Logic disalin atau diadaptasi dari Grammaire générale). Kategori sintaksis diidentifikasikan dengan kategori logika, dan semua kalimat diteliti dalam struktur "Subyek - Penghubung - Predikat". Awalnya, pandangan ini diadopsi oleh pakar bahasa perbandingan awal seperti Franz Bopp.

Peran penting sintaksis dalam ilmu bahasa teoretis menjadi lebih jelas pada abad ke-20, sehingga dijuluki "abad teori sintaksis" karena ilmu bahasa juga dilibatkan. Untuk survei yang lebih mendetail dan jelas mengenai sejarah sintaksis dalam dua abad terakhir terdapat dalam karya monumental oleh Graffi (2001).

C. Fungsi Sintaksis

Fungsi sintaksis adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dilihat dari sudut pandang penyajiannya itu di dalam ujaran atau klausa. Jenis fungsi sintaksis yang umum ini diakui ialah subjek, predikat, objek, pelengkap, serta keterangan. Fungsi sintaksis ini yakni memegang peran paling dominan di dalam teori tata bahasa dependensi yang menguraikan tiap-tiap dari unsur kalimat itu menjadi fungsi sintaksis spesifik.

D. Struktur Sintaksis

Secara umum struktur dari sintaksis ini terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), serta keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, adjektifa, dan juga numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan untuk pelaku, penderita, serta penerima itu berkenaan dengan peran sintaksis.

Eksistensi struktur sintaksis terkecil itu ditopang oleh beberapa urutan kata, bentuk kata, serta intonasi dan dapat juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut dengan sebutan konjungsi. Peran ketiga alat sintaksis tersebut tidak sama antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.

E. Alat Sintaksis

Alat sintaksis sendiri berfungsi untuk menunjang eksistensi struktur sintaksis terkecil.
1. Bentuk Kata
Derajat bentuk kata di dalam Bahasa Indonesia serta Bahasa Latin tidaklah sama. Dalam Bahasa Latin bentuk kata berperan mutlak. Sedangkan di dalam Bahasa Indonesia itu tidak. Dalam bahasa latin urutan kata itu hampir tidak memiliki peran. Sedangkan untuk di dalam Bahasa Indonesia itu memiliki peranan penting. Contohnya,
a. Adik menyapu lantai
b. Adik disapu lantai
c. Adik tersapu (oleh) lantai

2. Konektor
Biasanya, konektor tersebut berupa morfem atau juga gabungan morfem yang dengan secara kuantitas itu merupakan kelas yang tertutup. Konektor berfungsi untuk menghubungkan satu konstituen itu dengan konstituen lain baik yang berada dalam atau juga di luar kalimat. Terdapat 2 jenis konektor di antaranya,
a. Konektor Koordinatif, yaitu konektor yang menghubungkan dua konstituen yang sama kedudukannya(sederajat). Contohnya seperti: dan, atau, tetapi.
b. Konektor Subordinatif, adalah konektor yang menghubungkan dua (2) buah konstituen yang kedudukannya itu tidak sederajat. Contohnya seperti: kalau, meskipun dan karena.

3. Intonasi
Perbedaan modus kalimat Bahasa Indonesia itu ditentukan oleh intonasi daripada komponen segmentalnya. Batas antara subjek serta predikat dalam Bahasa Indonesia itu ditandai dengan intonasi berupa nada naik serta tekanan. Contohnya,
a. “Kucing makan tikus mati.”
b. Kucing/makan tikus mati
c. Kucing makan tikus? Mati
d. Kucing/makan//tikus/mati

Ket:
/: batas subjek predikat
//: batas klausa

4. Urutan Kata
Urutan kata tersebut adalah letak kata atau posisi kata yang satu dengan yang lain di dalam suatu konstruksi sintaksis. Dalam Bahasa Indonesia dalam urutan kata sangat penting. Perbedaan urutan kata dapat menimbulkan perbedaan makna. Contohnya seperti konstruksi tiga jam mempunyai makna yang tidak sama dengan konstruksi urutan tiga jam.

Namun terdapat bagian lain dari kalimat Bahasa Indonesia yang tidak bisa dipindahkan tempatnya itu tanpa mengubah makna gramatikal kalimat tersebut. Contohnya
a. Tadi pagi Kakak menyapu Halaman
b. Kakak menyapu Halaman tadi pagi

5. Kata sebagai satuan sintaksis
Di dalam tataran sintaksis, kata tersebut yaitu satuan terkecil, yang dengan secara hierarki itu menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yakni frasa. Maka di sini, kata itu hanya dibicarakan ialah sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, yakni dalam hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan yang lebih besar, ialah frasa, klausa, serta kalimat.

Di dalam pembicaraan kata yakni sebagai pengisi satuan sintaksis, pertama-tama harus kita bedakan dulu dua macam kata, yakni yang disebut dengan kata penuh (Fullword) serta kata tugas (Funcionword). kata penuh merupakan kata-kata yang termasuk kategori nomina, adjektiva, adverbial, serta numeralia. Sedangkan yang termasuk kata tugas ini ialah kata-kata yang berkategori sebagai preposisi serta konjungsi.

F. Objek dan Ruang lingkup Kajian Sintaksis

Objek kajian sintaksis ini merupakan struktur internal kalimat. Di dalam sintaksis dikaji itu struktur frase, klausa, dan kalimat. Frase sendiri merupakan objek kajian sintaksis yang terkecil serta kalimat sendiri merupakan objek kajian sintaksis yang terbesar. Berhubungan dengan frase dikaji struktur frase, unsur pembentuk frase.

Relasi antara unsur frase, proses pembentukan frase serta jenis frase. Berhubungan dengan klausa mengkaji struktur klausa, unsur pembentuk klausa, relasi antar klausa, proses pembentukan klausa serta jenis klausa. Berhubungan dengan kalimat mengkaji struktur kalimat, unsur pembentuk kalimat, relasi antar unsur kalimat serta jenis kalimat.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment