Pengertian Sense of Humor, Aspek, Faktor, Teori, Jenis, Fungsi, dan Manfaatnya
"If you want special illumination, look upon the human face: See deeply, within laughter, the Essence of Ultimate Truth." _ Jalaluddin Rumi
A. Pengertian Sense of Humor (Kepekaan Humor)
Humor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang lucu; keadaan (dalam cerita dan sebagainya) yang menggelikan hati; kejenakaan; kelucuan. Pada umumnya humor adalah segala sesuatu (peristiwa, individu, ataupun stimulus-stimulus lainnya) yang dapat membangkitkan rasa senang dan keinginan untuk tertawa. Humor juga mengisyaratkan adanya penerimaan sosial terhadap diri individu.
Baca Juga: Pengertian Social Support (Dukungan Sosial), Komponen, Sumber, Faktor, Bentuk, Manfaat, dan Penghambatnya
Sementara kepekaan humor (sense of humor) bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam merespons, mempersepsikan dan mengekspresikan suatu kejadian dengan melihat sisi hiburan, kesenangan, tertawa, candaan dan sejenisnya. Kepekaan humor merupakan kondisi multidimensi, di mana di dalamnya termasuk kemampuan untuk membuat humor, mengenali humor, mengapresiasikan humor, menggunakan humor sebagai mekanisme coping seseorang menanggulangi stres dalam menghadapi kehidupan serta untuk mencapai tujuan sosial.
Baca Juga: Pengertian Coping Stres, Aspek, dan Jenisnya
Kepekaan humor yang dimiliki seseorang berfungsi untuk memperoleh perspektif yang lebih baik tentang diri sendiri. Individu yang memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang dirinya secara realistik. Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya, dengan sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan, penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya.
Baca Juga: Pengertian Kepekaan Diri dan Sosial, Cara Menumbuhkan, dan Jenisnya
Sense of Humor (Kepekaan Humor) Menurut Para Ahli
1. Thorson dan Powell (dalam Thyas dkk, 2014), sense of humor merupakan suatu cara melihat bagaimana seseorang menanggulangi stres dalam menghadapi kehidupan.
2. Keltner dan Bonano (Safaria & Saputra, 2009), individu yang memiliki kepekaan terhadap humor mengidentifikasi kemampuan dalam mengatasi kondisi tertekan, mengurangi emosi negatif seperti marah, meningkatkan emosi positif, serta membuat hubungan dengan teman dan saudara menjadi lebih akrab satu sama lain.
3. Eysenck (Safaria & Saputra, 2009), kepekaan terhadap humor adalah kecenderungan individu untuk dapat mengatasi rasa sakit, marah, dan depresi; melalui humor seseorang akan mampu menjauhi diri dari situasi yang mengancam dan memandang masalah dari sudut kelucuannya untuk mengurangi kecemasan dan rasa tidak berdaya.
4. Martin (2007), kepekaan humor merupakan perbedaan kebiasaan individual dalam segala bentuk perilaku, pengalaman, perasaan, sikap dan kemampuan yang dihubungkan dengan hiburan, kesenangan, tertawa, candaan dan sejenisnya.
5. Sukoco (2014), kepekaan humor adalah kemampuan individu dalam merespons suatu kejadian dengan melihat sisi hiburannya sebagai cara dalam menurunkan tingkat stres yang dialami.
6. Hartanti (2002), kepekaan humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan humor sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan menciptakan humor, kemampuan menghargai atau menanggapi humor.
Baca Juga: Pengertian Problem Solving, Teknik, Proses, dan Contohnya
7. Hughes (2008), kepekaan humor merupakan kemampuan setiap orang dalam mempersepsikan, mengekspresikan dan menikmati humor.
8. Parman (2013), kepekaan humor adalah kemampuan individu untuk memahami, mengungkapkan, atau membuat humor, dan digunakan sebagai bentuk katarsis atau menyelesaikan berbagai masalah yang dialami, sehingga dapat memandang dirinya lebih realistik.
9. O’Connell, sense of humor merupakan kemampuan untuk mengubah perseptual-kognitif secara tepat pada kerangka berpikir. Sense of humor dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bentuk katarsis yang cukup praktis, efektif, dan efisien sebab hampir setiap individu memiliki sense of humor ini, meskipun dengan kadar atau tingkatan yang berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.
B. Aspek Sense of Humor (Kepekaan Humor)
Humor mencakup tiga aspek menurut Eysenck (Hartanti, 2008) di antaranya,
1. The conformist sense, yaitu tingkat kesamaan antara individu satu dengan lainnya dalam mengapresiasi materi-materi humor. Hal ini menunjukkan kemampuan individu dalam menanggapi atau pun memberikan penghargaan terhadap humor.
2. The quantitative sense, yaitu seberapa sering individu tersenyum dan tertawa, serta seberapa mudah individu merasa gembira. Hal ini menunjukkan kemampuan individu dalam menggunakan humor sebagai cara dalam menyelesaikan masalah, karena efek senyum dan tertawa akan dapat mengurai ketegangan atau kekakuan.
3. The productive sense, yaitu seberapa banyak individu menceritakan cerita-cerita lucu dan membuat individu lain gembira. Dalam hal ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan individu dalam menciptakan suatu humor.
Sementara sense of humor terdiri dari beberapa aspek menurut Thorson & Powell (dalam Thyas dkk, 2014) di antaranya,
1. Humor production. Kemampuan untuk menemukan humor pada setiap peristiwa berhubungan dengan perasaan diterima oleh lingkungan.
Baca Juga: Pengertian Personal Adjusment, Konsep, Aspek, Faktor, Jenis, Proses, dan Bentuknya
2. Coping with humor. Bagaimana individu menggunakan humor untuk mengatasi emosional dan situasi yang mengandung stresful pada individu. Penggunaan humor sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang menimpa diri individu.
3. Humor appreciation. Kemampuan untuk mengapresiakan humor yang dihubungkan dengan internal locus of control seseorang, sebuah indikasi dari seberapa banyak individu mempersepsikan setiap peristiwa lucu sebagai bagian dari perilaku orang lain.
4. Attitude toward humor. Suatu tingkah laku atau perasaan, baik itu positif atau negatif terhadap suatu lelucon atau humor. Kecenderungan untuk tersenyum dan tertawa pada setiap situasi yang lucu.
C. Faktor Sense of Humor (Kepekaan Humor)
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sense of humor menurut Danandja (dalam Fahri, 2013) di antaranya,
1. Penyaji humor yang kurang pandai dalam menyampaikan humor sehingga tidak ada respons karena tidak ada stimulus.
2. Masalah bahasa yang dipakai penyaji, bagaimana bisa mengerti jika diceritakan dengan bahasa Jawa dengan orang batak maka jadi kekaburan artis sehingga sulit dipahami makna sebenarnya.
3. Pendengar tidak mengetahui konteks tersebut atau pemahaman terhadap sesuatu yang lucu akibatnya tidak sama sekali dan tidak diperlukan penjelasan selanjutnya.
4. Penanggulangan penyajian pada pendengar yang sama, sehingga unsur kejutan hilang dan humor tidak berfungsi karena terjadi kebosanan dalam merespons.
D. Teori Humor
Banyak teori yang telah mengembangkan tentang apa alasan orang tertawa dan yang mengontrol sense of humor. McGhee mengatakan bahwa beberapa teori mencoba menunjukkan bahwa humor disebabkan oleh perasaan individu, fungsi humor adalah untuk melepaskan emosi internal atau untuk melepaskan emosi yang menyenangkan. Terdapat tiga teori humor terkemuka yang paling sering digunakan (Whisonant, 1998) di antaranya,
1. Teori Ketidaksesuaian (incongruity theory). Teori ini mengatakan bahwa sesuatu disebut lucu karena kejadian (misalnya: lelucon, gerakan tubuh, pernyataan) bertentangan dengan dugaan kita dan karena pertentangan kognitif yang menciptakan ketidaksesuaian. Adanya dua pandangan lebih atau yang tidak sesuai dari suatu kejadian, di mana ketidaksesuaian itu muncul dalam satu objek yang kompleks atau kumpulan orang atau sebuah kejadian yang ganjil, di mana ia menaruh perhatian terhadap objek tersebut.
2. Teori Superioritas (superiority theory). Teori ini menyatakan bahwa sesuatu disebut lucu karena individu dibuat merasa superior terhadap orang lain. Humor adalah sarana mendorong ego seseorang atau rasa harga diri orang lain.
3. Teori Pembebasan atau Pelepasan (relief theory). Teori pembebasan atau pelepasan disebut pula dengan teori psikoanalitis yang dipopulerkan oleh Freud. Berdasarkan teori ini, humor adalah sarana yang diterima secara sosial melepaskan emosi dan rasa gelisah. Setiap individu pasti memiliki rasa ketidaknyamanan, ketakutan, dan/atau rasa malu, dan humor menjadi sarana untuk mengurangi hal-hal tersebut.
Baca Juga: Psikoanalisis: Pengertian, Penerapan, dan Teorinya
E. Jenis Humor
Jenis-jenis humor menurut Setiawan dapat dibedakan menurut kriterium “bentuk ekspresi”. Sebagai bentuk ekspresi dari kehidupan kita, humor dibagi menjadi tiga jenis di antaranya,
1. Humor personal, kecenderungan tertawa pada diri sendiri, misalnya bila kita melihat sebatang pohon yang bentuknya mirip orang yang sedang buang air besar.
2. Humor dalam pergaulan, misalnya senda gurau antar teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau ceramah di depan umum.
3. Humor dalam kesenian atau seni humor. Humor jenis ini dibagi menjadi tiga di antaranya,
a. Humor lakuan, misalnya lawak, tari humor, dan pantomim lucu;
b. Humor grafis, misalnya kartun, karikatur, foto jenaka, dan patung lucu;
c. Humor literatur, misalnya cerpen lucu dan sajak jenaka.
F. Fungsi Sense of Humor (Kepekaan Humor)
Kepekaan humor memiliki beberapa fungsi menurut Suyasa (2010) di antaranya,
1. Sebagai pelengkap dalam memimpin. Memimpin atau menjadi orang yang diikuti oleh anggotanya, dengan humor menjadi salah satu cara untuk menarik perhatian bawahannya, menyampaikan dan membangkitkan emosi positif baik dirinya sendiri maupun anggotanya.
Baca Juga: Pengertian Leadership, Unsur, Tujuan, Fungsi, Sifat, Syarat, dan Gayanya
2. Sebagai sarana berkomunikasi. Humor diasumsikan sebagai salah satu bentuk untuk memunculkan kohesi sosial antarpribadi. Selain itu, adanya indikasi penerimaan sosial, dan merasa dirinya tidak sendiri.
3. Sebagai penghambat agresivitas. Humor individu dapat dialihkan perhatiannya misalnya ketika sedang marah dan mampu menurunkan tingkat agresivitas yang dialami pada saat itu juga.
4. Sarana dalam proses terapi. Kecenderungan digunakan pada proses penyembuhan klien agar klien dapat menerima dirinya sendiri yang dilihat dari sisi humor.
5. Mengurangi stres individu. Individu yang memiliki sense of humor yang baik cenderung tidak mudah stres ataupun menampilkan perilaku respons negatif, karena individu tersebut mampu mengurangi kecemasan pada situasi susah yang dialami.
G. Manfaat Sense of Humor (Kepekaan Humor)
Sedangkan manfaat kepekaan humor di antaranya,
1. Fisiologi. Humor dapat mengalihkan susunan kimia internal seseorang dan mempunyai akibat yang sangat besar terhadap sistem tubuh, termasuk sistem saraf, peredaran darah, endoktrin dan sistem kekebalan.
2. Psikologi. humor dapat menolong individu saat menghadapi kesukaran. Humor dapat digunakan untuk mengatasi krisis dalam hidup, yaitu sebagai perlindungan terhadap perubahan dan ketidaktentuan. Humor berfungsi sebagai pemeliharaan sense of self, yaitu cara sehat untuk merasakan jarak antara diri dengan masalah, menghindarkan diri dari masalah dan memandang masalah dari sudut yang berbeda.
3. Pendidikan. Dalam dunia pendidikan humor dapat menumbuhkan proses pembelajaran yang mengasyikkan bagi siswa. Humor adalah komponen utama untuk mendorong siswa agar lebih kritis dalam berpikir. Humor merupakan alat belajar yang penting, karena secara efektif dapat membawa seseorang agar mendengarkan pembicaraan dan merupakan alat persuasi yang baik.
4. Sosial. Secara sosial humor dapat mengikat seseorang atau kelompok yang disukai, tetapi juga dapat menjauhkan seseorang dari orang atau kelompok yang tidak disukai. Humor dapat menciptakan suasana lebih rileks, sehingga akan lebih memacu komunikasi pada persoalan-persoalan sensitif, sumber wawasan suatu konflik, mengatasi pola sosial yang kaku dan formal, mempermudah penggunaan perasaan atau impuls dengan cara aman dan tidak mengancam.
Dari berbagai Sumber
Post a Comment