Pengertian Propaganda, Komponen, Tujuan, Metode, Jenis, Teknik, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Propaganda
Propaganda

A. Pengertian Propaganda

Propaganda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu. Propaganda dari bahasa Latin modern propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.

Propaganda merupakan sebuah upaya yang disengaja dan tersistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respons sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.

Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, tetapi sering kali menyesatkan di mana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.

Propaganda Menurut Para Ahli
1. lrawanto (2004), propaganda adalah seni permainan kata-kata dalam berkomunikasi yang rumusan pesannya dirangkai tanpa pertimbangan benar atau salah, yang disebarkan secara sistematis dengan metode dan teknik tertentu serta rencana yang matang melalui berbagai alat komunikasi untuk memengaruhi pendapat, sikap, dan perilaku masyarakat atau massa.
2. Heryanto dan Farida (2010), propaganda adalah komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu- individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi.
3. Jacques Ellul (Nimmo, 1989), propaganda adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik, dan kepentingan untuk mencapai tujuan politik (strategis dan taktis) dengan pesan-pesan yang lebih khas yang lebih berjangka pendek. Propaganda digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan dalam suatu organisasi.
4. Harold D. Lasswell (Nurudin, 2004), propaganda adalah semata-mata kontrol opini yang dilakukan melalui simbol-simbol yang mempunyai arti, atau menyampaikan pendapat yang konkret dan akurat (teliti), melalui sebuah cerita, rumor laporan gambar-gambar dan bentuk-bentuk lain yang bisa digunakan dalam komunikasi sosial.
5. Ralp D. Casey (Nurudin, 2004), propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk memantapkan suatu sikap atau merupakan suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin atau program dan di pihak lain, merupakan usaha yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi untuk menyebarkan fakta dalam semangat objektivitas dan kejujuran.
6. Barnays, propaganda yang modern merupakan usaha yang memiliki sifat yang konsisten dan juga secara terus menerus untuk dapat menciptakan dan membentuk berbagai peristiwa dengan tujuan mempengaruhi sebuah hubungan publik terhadap sebuah penguasa serta kelompok.
7. R.A Santoso Sastropoetro, propaganda adalah bentuk penyebaran dari pesan yang telah lebih dulu direncanakan dengan cara teliti untuk dapat mengubah sikap, padangan, pendapat serta tingkah laku dan penerima dari komunikasi sesuai dengan sebuah pola yang ditetapkan oleh para komunikator.
8. Leonard W. Dobb, propaganda merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu yang berkepentingan untuk mengontrol sikap kelompok termasuk dengan cara menggunakan sugesti, sehingga berakibat menjadi kontrol terhadap kegiatan kelompok tersebut.[butuh rujukan]
9. Jozef Goebbels, Menteri Propaganda Nazi pada zaman Hitler, mengatakan: "Sebarkan kebohongan berulang-ulang kepada publik. Kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik menjadi percaya." Tentang kebohongan ini, Goebbels juga mengajarkan bahwa kebohongan yang paling besar ialah kebenaran yang diubah sedikit saja.

B. Komponen Propaganda

1. Pihak yang menyebarkan pesan, berupa komunikator, atau orang yang dilembagakan/lembaga yang menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
2. Komunikan atau target penerima pesan yang diharapkan menerima pesan dan kemudian melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh komunikator.
3. Pesan tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai tujuannya dengan efektif.
4. Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari komunikan.
5. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai.
6. Dilakukan secara terus-menerus.
7. Terdapat proses penyampaian gagasan, ide/kepercayaan, atau doktrin.
8. Mempunyai tujuan untuk mengubah opini, sikap, dan perilaku individu/kelompok, dengan teknik-teknik memengaruhi.
9. Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukannya kegiatan propaganda yang bersangkutan.
10. Menggunakan cara sistematis prosedural dan perencanaan.
11. Dirancang sebagai sebuah program dengan tujuan yang kongkret untuk memengaruhi dan mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.

C. Tujuan Propaganda

Tujuan propaganda menurut Liliweri (2011) di antaranya,
1. Mempengaruhi Opini Publik. Propaganda tidak saja sekadar bertujuan untuk mengkomunikasikan fakta-fakta kepada publik, tetapi juga fakta-fakta yang mempengaruhi opini publik terhadap suatu isu tertentu. Perubahan pendapat umum itu bisa positif bisa juga negatif.
2. Memanipulasi Emosi. Propaganda dapat dilakukan melalui beberapa teknik manipulasi emosi, bahkan sering dilakukan dengan cara yang membahayakan. Melalui teknik propaganda para propagandis memanipulasi kata, suara, simbol, pesan non verbal agar dapat membangkitkan emosi audience.

D. Metode Propaganda

1. Metode Koersif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa ketakutan bagi komunikan agar secara tidak sadar bertindak sesuai keinginan komunikator
2. Metode Persuasif, sebuah komunikasi dengan cara menimbulkan rasa kemauan secara sukarela bagi komunikan agar secara tidak sadar dengan seketika dapat bertindak sesuai dengan keinginan komunikator
3. Metode Pervasif, sebuah komunikasi dengan cara menyebarluaskan pesan serta dilakukan secara terus-menerus/berulang-ulang kepada komunikan sehingga melakukan imitasi atau menjadi bagian dari yang diinginkan oleh komunikator

E. Jenis Propaganda

1. Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya menurut Sastropoetro (1991) propaganda dibagi menjadi tiga jenis di antaranya,
a. Black propaganda, yaitu propaganda terbuka di mana menyerang narasumber yang dikenai propaganda secara terang-terangan atau terbuka.
b. White propaganda, yaitu propaganda tertutup atau dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Di mana progandis tidak secara terang-terangan menyerang orang yang dikenai propaganda.
c. Grey propaganda, yaitu propaganda yang tidak diketahui pasti sumbernya maka dapat menimbulkan keraguan.

2. Berdasarkan Isi Pesan
Berdasarkan sumber isi pesannya menurut Shoelhi (2012) propaganda dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
a. Propaganda Tertutup, sumber propaganda ini tertutup sehingga tidak diketahui siapa sumbernya.
b. Propaganda Terbuka, sumber propaganda ini disebutkan dengan jelas dan secara terbuka.
c. Propaganda Tertunda, sumber propaganda ini pada mulanya dirahasiakan, tetapi lambat laun terbuka dan jelas.

3. Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan menurut Ellul (Nurudin, 2004) propaganda dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
a. Propaganda vertikal, yaitu propaganda yang dilakukan oleh satu pihak kepada orang banyak dan biasanya mengandalkan media massa untuk menyebarkan pesan-pesannya.
b. Propaganda horizontal, yaitu propaganda yang dilakukan seorang pemimpin suatu organisasi atau kelompok kepada anggota organisasi atau kelompok itu melalui tatap muka/komunikasi antar personal dan biasanya tidak menggunakan media massa.

4. Berdasarkan Metode
Berdasarkan metodenya menurut Shoelhi (2012) propaganda dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
a. Coersive Propaganda, yaitu propaganda yang dilancarkan dengan metode ancaman atau kekerasan. Target propagandanya akan melakukan sesuatu sebagai akibat rasa takut, rasa terancam, rasa ngeri. Perasaan yang timbul karena ada sanksi-sanksi tertentu melalui pesan yang diterimanya.
b. Persuasive Propaganda, yaitu propaganda yang menggunakan metode penyampaian pesan-pesan yang menimbulkan rasa tertarik sehingga target propaganda senang dan rela melakukan sesuatu.

5. Berdasarkan Sistem
Berdasarkan sistemnya propaganda dibagi menjadi dua jenis di antaranya,
a. Symbolic interaction Propaganda, yaitu propaganda yang menggunakan simbol-simbol. Propaganda jenis ini menggunakan lambang-lambang komunikasi yang penuh arti, yaitu bahasa lisan atau tulisan, serta gambar- gambar dan isyarat-isyarat yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang jiwa target propaganda untuk menerima pesan dan kemudian memberikan respons seperti yang diharapkan propagandis.
b. Propaganda by the deed, yaitu propaganda yang menggunakan perbuatan nyata untuk memaksa target menerima pesan dan melakukan tindakan sebagaimana yang dikehendaki.

6. Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya menurut Heryanto dan Farida (2010) propaganda dibagi menjadi beberapa jenis di antaranya,
a. Propaganda Sosial. Tipe propaganda ini berlangsung secara berangsur-angsur, sifatnya merembes ke dalam lembaga-lembaga ekonomi, sosial, dan politik. Melalui propaganda orang disuntik dengan suatu cara hidup atau ideologi. Hasilnya, suatu konsepsi umum tentang masyarakat yang dengan setia dipatuhi oleh setiap orang kecuali beberapa orang yang dianggap sebagai penyimpang (deviants).
b. Propaganda Politik. Merupakan propaganda yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik dan kelompok kepentingan untuk membentuk dan membina opini publik dalam mencapai tujuan politik (strategis atau taktis) dengan pesan-pesan khas yang lebih berjangka pendek. Propaganda politik berupa kegiatan komunikasi politik yang dilakukan secara terencana dan sistematik dengan menggunakan sugesti (mempermainkan emosi) untuk memengaruhi, membentuk, atau membina opini publik.
c. Propaganda Agitasi. Propaganda agitasi berusaha agar orang-orang bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita dalam tahap-tahap yang merupakan suatu rangkaian. Biasanya propaganda jenis ini diisi dengan sejumlah doktrin bahkan upaya cuci otak guna mendapatkan loyalitas dari target atau sasaran propaganda.
d. Propaganda Integrasi. Merupakan propaganda untuk menggalang kesesuaian di dalam mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. Melalui propaganda ini orang mengabdikan diri kepada tujuan-tujuan yang mungkin tidak akan terwujud dalam waktu bertahun-tahun. Propaganda ini biasanya berorientasi pada loyalitas jangka panjang. Propaganda ini mirip jenis propaganda sosial yang bekerja tidak dalam hitungan hari atau minggu melainkan dalam suatu rentang yang panjang dan bertahap.

F. Teknik Propaganda

Menurut Decker, dalam melakukan propaganda diperlukan teknik-teknik agar tujuan propaganda dapat diterima oleh pihak yang dimaksud. Adapun teknis-teknik propaganda antara lain adalah sebagai berikut (Heryanto dan Farida, 2010) di antaranya,
1. Name Calling. Teknik ini memberi cap buruk pada individu, kelompok, bangsa, ras, kebijakan-kebijakan, para praktisi, kepercayaan, dan cita-cita tertentu. Tujuan dari teknik ini adalah agar pembaca atau pendengar dapat menolak atau mengutuk objek dari propaganda tersebut. Propagandisnya berusaha membangkitkan kebencian dan ketakjuban masyarakat terhadap sesuatu.
2. Glittering Generalities. Teknik propaganda ini menyamakan sesuatu yang dipropagandakan dengan tujuan-tujuan mulia, luhur, dan biasanya selalu menggunakan pernyataan-pernyataan yang mengesankan kebajikan. Pelaku propaganda berusaha membangkitkan perasaan cinta, keikhlasan, dan perasaan terlibat langsung kepada hati masyarakat terhadap program atau kepentingan tertentu.
3. Testimonial. Teknik ini memberi suatu kesaksian mengenai kebaikan atau keburukan sesuatu. Dengan memberikan kesaksian yang dimaksudkan tujuannya untuk memengaruhi massa agar mengikutinya.
4. Transfer. Teknik propaganda yang menggunakan pengaruh dari seseorang tokoh yang paling berwibawa di lingkungan tertentu. Teknik ini memanfaatkan wibawa, kesepakatan, dan kehormatan sebagai sarana untuk memperkuat penerimaan masyarakat dalam propaganda. Biasanya dalam teknik ini berlaku sistem simbol, seperti bendera melambangkan bangsa.
5. Card Stacking. Teknik ini mengarahkan masyarakat kepada keadaan pemikiran yang dikehendaki. Dalam teknik ini digunakan seni mengelabui demi kepentingan kelompok, bangsa, perbuatan, kepercayaan, atau cita-cita.
6. Plain Folkz. Teknik semacam ini adalah dilakukan dengan usaha merakyat dan menyederhana guna merebut kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini para politisi, pemimpin suatu organisasi, usahawan, pejabat-pejabat negara atau bahkan guru tampil di tengah-tengah masyarakat seolah-olah sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.
7. Band Wagon Technique. Teknik yang bertujuan untuk membuat orang agar mengikuti tindakan banyak orang yang sudah sesuai dengan kehendak pembuat propaganda.
8. Reputable Mouthpiece. Teknik yang dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seorang yang menyanjung pemimpin, akan tetapi tidak tulus.
9. Using All Form of Persuations. Teknik yang digunakan untuk membujuk orang lain dengan rayuan, himbauan, dan iming-iming. Teknik propaganda ini sering digunakan dalam pemilu.

G. Contoh Propaganda

1. Pamflet anti-PKI. Pemberian julukan (Name calling) adalah penggunaan julukan untuk menjatuhkan seseorang, istilah, atau ideologi dengan memberinya arti negatif. Cap PKI pada penduduk desa tertentu. (Berakibat penduduk tersebut ditangkap karena menganut ideologi yang dilarang pada masa pemerintahan orde baru).
2. Jutaan orang mendukung aborsi (perhatikan bahwa jumlah orang dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
3. Semua dokter gigi menggunakan Oral B (perhatikan bahwa jumlah dan lokasi tidak dinyatakan secara spesifik).
4. Teknik transfer adalah suatu teknik propaganda di mana orang, produk, atau organisasi diasosiasikan dengan sesuatu yang mempunyai kredibilitas baik/ buruk.  Sampoerna Hijau, enaknya rame-rame (rokok diasosiasikan dengan persahabatan).
5. Penyamarataan yang berkilap (Glittering generalities) adalah teknik di mana sebuah ide, misi, atau produk diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan demokrasi. Marlboro cita rasa Amerika sejati
6. Manusia biasa (Plain folks) adalah salah satu teknik propaganda yang menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya. Cara ini banyak digunakan untuk kampanye untuk memperoleh kekuasaan politik (kursi presiden, bupati, pemerintah daerah). Biasanya acara telah dirancang sedemikian rupa saat individu yang dicalonkan lewat, maka ia akan mencium bayi, bersalaman dengan orang biasa, hingga memeluk orang papa.
7. Kesaksian (testimonial) adalah salah satu teknik propaganda yang paling umum digunakan di mana ditampilkan seseorang yang untuk bersaksi dengan tujuan mempromosikan produk tertentu, kadang-kadang dalam kesaksiannya orang yang sama menjelek-jelekkan produk yang lain.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment