Pengertian Komunisme, Sejarah, Dasar Ideologi, Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh, dan Negaranya
Komunisme |
A. Pengertian Komunisme
Komunisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah paham atau ideologi (dalam bidang politik) yang menganut ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels, yang hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh negara. Komunisme dalam bahasa Latin: communis, bahasa Inggris: common, universal) adalah ideologi yang berkenaan dengan filosofi, politik, sosial, dan ekonomi yang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis dengan aturan sosial ekonomi berdasarkan kepemilikan bersama alat produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara.
Ideologi Komunisme lahir sebagai lawan dari kapitalisme. Bila kapitalisme menggunakan sistem ekonomi, di mana perdagangan, industri dan alat- alat produksi diserahkan pada pihak swasta dengan tujuan mencapai keuntungan melalui mekanisme ekonomi pasar. Maka, Komunisme berlaku sebaliknya, paham ini menginginkan semua aset dimiliki oleh negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat secara merata. tidak ada kelas sosial, tidak ada kepemilikan pribadi, tidak ada sektor swasta dan lain-lain. Rakyat harus berdiri sama rata sama rasa.
Masing-masing individu dari negara penganut ideologi komunisme harus taat kepada kehendak partai, negara, dan bangsa. Negara komunis adalah istilah yang ditunjukkan kepada negara yang menganut ideologi komunisme, sedangkan komunis adalah istilah yang ditunjukkan pada orang yang menganut ideologi komunisme.
B. Sejarah Komunisme dan Komunisme di Indonesia
1. Kelahiran Komunisme
Kelahiran dari paham atau ideologi ini adalah dari Jerman dan yang membawanya adalah Karl Marx. Alasan Karl Marx memperkenalkan ideologi ini karena adanya kesenjangan dari segi industri yang terlihat jelas. Marx menganggap bahwa orang berkuasa secara ekonomi dan menghisap jatah yang seharusnya bisa diterima manusia lain tanpa adanya batas peri kemanusiaan. Harapan Karl Marx adalah menciptakan masyarakat tanpa adanya kelas pembeda yang tidak terobsesi hanya pada kerja semata.
Ada beberapa karya Karl Marx yang memunculnya paham komunis yaitu Manifesto Komunis tahun 1848 dan Das Kapital tahun 1867. Dalam perkembangannya apa yang dikenalkan oleh Karl Marx terus berkembang dan puncaknya terjadi di Rusia pada 7 November 1917. Pada masa tersebut juga merupakan awal masa berdirinya Uni Soviet di mana terbentuk Komunisme Internasional atau Komintern.
Komunisme internasional ini merupakan bentuk komunis dalam skala internasional dengan tujuan agar setiap orang di seluruh dunia menjadi komunis dan seluruh dunia menjadi tidak bernegara. Namun setelah pecahnya perang dunia ke 2 popularitas komunisme ini mulai menghilang sampai akhir perang dingin sehingga menyebabkan kejatuhan paham komunisme ini serta pembubaran Uni Soviet di tahun 1991. Meskipun begitu sebenarnya sampai tahun 2005 masih ada beberapa negara yang menggunakan paham komunisme ini seperti Korea Utara, Laos, Kuba, Vietnam dan China.
2. Komunisme Indonesia
Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920-an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut, bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina, Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Tidak seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia, perubuhan komunisme juga terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa. Tidak berakhir di sana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar eks-tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan ikhtiar hidup mereka.
a. Era praperang kemerdekaan
Kelahiran komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya orang-orang buangan politik dari Belanda dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di antaranya adalah Sneevliet, Bregsma, dan Tan Malaka yang masuk setelah Sarekat Islam (SI) Semarang sudah terbentuk.
Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang Eropa dan Indo Eropa saja, tetapi setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi juga banyak yang bergabung. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi ketua SI Semarang.
Komunisme kemudian juga aktif di Semarang, atau sering disebut dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam Sarekat Islam menjadikan komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa.
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI Putih) mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus Salim, yang disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama ISDV berganti nama menjadi PKI. Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda.
Tan Malaka yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, tetapi para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka atas kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang-cabang PKI.
b. Era perang kemerdekaan
Gerakan PKI bangkit kembali pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia, diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Soviet ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan pandangannya yang murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit.
Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun, di sana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhaluan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, Amir Syarifuddin. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini.
c. Era pasca perang kemerdekaan RI
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.
Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI. Terutama setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia semakin condong ke Blok Timur (Blok Komunis Uni Soviet). Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja, Vietnam, RRT, maupun Korea Utara. Beberapa langkah-langkah politik luar negeri yang dianggap ke kiri-kirian di antaranya,
• Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan dengan barat, yaitu OLDEFO (Old Established Forces) dan NEFO (New Emerging Forces)
• Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur
• Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis moneter, selain itu juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan kudeta. Militer mencurigai PKI karena mengusulkan Angkatan Kelima (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian), sementara PKI mencurigai TNI hendak melakukan kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang sakit, tepat saat ulang tahun TNI. Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30 September, tetapi beberapa ilmuwan menduga, bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik intern militer waktu itu.
Pasca Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang komunis oleh pemerintah Orde Baru. Terjadi "pembersihan" besar-besaran atas warga dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara lima ratus ribu sampai dua juta jiwa meninggal di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September, para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi "para tertuduh komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik di Pulau Buru atau di penjara, tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.
d. Era pascareformasi
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok sosialis, Marxis, dan haluan kiri lainnya, secara hukum masih dilarang oleh pemerintahan, dan komunisme sendiri termasuk dalam paham terlarang sebagaimana dijelaskan dalam TAP MPRS.
C. Dasar ideologi
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Komunis Internasional. Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. Sedangkan komunis internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme".
Dalam komunisme, perubahan sosial harus dimulai dari pengambilalihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, tetapi pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambilalihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada paham liberalisme.
D. Ciri Komunisme
Terdapat beberapa ciri-ciri ideologi komunisme yang diterapkan di beberapa negara di antaranya,
1. Sifat dari paham ini adalah atheis sehingga mereka akan berperilaku berdasarkan logika dan tidak mempercayai keberadaan Tuhan dan agama hanya dianggap mempengaruhi sehingga akan ditolak oleh para komunis
2. Semua hal milik rakyat adalah kekuasaan pemerintah. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam ideologi komunisme ini
3. Komunisme tidak akan melihat seorang manusia adalah individu tetapi hanya dipandang sebagai masyarakat dalam jumlah banyak atau majemuk. Sehingga tidak akan juga dianggap berbagai usaha individu untuk membuat kedudukannya lebih unggul di kalangan masyarakat lainnya
4. Hanya ada satu partai dalam sistem politiknya yaitu partai komunis. Sehingga tidak ada pilihan lain selain mengikuti partai tersebut
5. Komunis akan beranggapan bahwa revolusi harus dilakukan terus-menerus hingga mereka dapat menguasai dunia
6. Cara mereka untuk menyebarkan paham komunisme adalah dengan menghilangkan paham kapitalis dengan cara revolusi. Dalam masa revolusi tersebut maka pemerintah dan diktator akan sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut
Selain ciri-ciri tersebut ada juga sistem ekonomi yang dikembangkan oleh para komunisme di antaranya,
1. Semua aspek industri yang dilakukan negara dari penyediaan bahan baku hingga distribusi akan dipegang penuh sehingga tidak ada sistem pasar seperti yang ada di negara lain
2. Ekonomi luar negeri akan ditangani pimpinan komisaris rakyat
3. Sistem transportasi baik darat, laut dan udara adalah milik pemerintah
4. Hak milik atas alat produksi perseorangan akan dihapuskan dan barang yang menjadi milik pribadi hanyalah pakaian, perabotan serta upah
5. Sistem perdagangan ditangani oleh koperasi-koperasi milik tokoh-tokoh berpengaruh dalam negara tersebut
6. Lapangan ekonomi akan diatur oleh pemerintah sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
7. Individu tidak memiliki kebebasan untuk menentukan jenis pekerjaan yang ingin dilakukannya karena semua akan diatur oleh pemerintah
E. Kelebihan dan Kekurangan Komunisme
1. Kelebihan Komunisme
a. Lebih mudah dalam mengendalikan pengangguran, inflasi serta keburukan ekonomi dikarenakan pemerintah memiliki kekuasaan serta memegang penuh berbagai hal yang ada di dalam sebuah negara
b. Semua orang akan dianggap sama sehingga tidak ada yang merasa lebih unggul atau lebih rendah. Kembali lagi pada prinsip bahwa pemerintah yang memegang kekuasaan secara utuh bagi setiap individu di dalam masyarakat tersebut
c. Jarang terjadi krisis karena perekonomian juga diperhitungkan serta diatur dengan baik dari pusat, sehingga masyarakat hanya tinggal mengikuti
2. Kekurangan Komunisme
a. Monopoli yang dilakukan oleh pihak pemerintah tentunya akan sangat merugikan masyarakat
b. Hak Asasi Manusia atau HAM tidak lagi dihargai dan masyarakat banyak yang tertindas karena hal tersebut
c. Tidak adanya kepercayaan terhadap Tuhan yang merupakan salah satu harapan pembawa komunisme pertama kali yaitu Karl Marx
d. Masyarakat sama sekali tidak memiliki kebebasan secara individu karena segala hal yang dilakukan disetir penuh oleh pihak pemerintah
e. Mengurangi adanya motivasi individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena mereka tidak bisa memiliki usaha sendiri. Sekeras apa pun usahanya maka kedudukannya juga akan tetap sama dengan orang lain
F. Contoh Penerapan Komunisme
1. Perekonomian Dikuasai Pemerintah. Segala aktivitas dan kegiatan ekonomi dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah. Yang mana rakyat hanya melakukan kegiatan ekonomi pada skala kecil sementara industri besar dikuasai dan dikendalikan oleh pemerintah, termasuk segala jenis sumber daya dan peralatan produksi. Hal ini terjadi di negara Korea Utara (Korut).
2. Menggunakan Sistem Satu Partai. Sistem satu partai diterapkan oleh negara berideologi komunis seperti Korea Utara. Tak hanya Korut, Tiongkok juga menganut ideologi komunis serta menerapkan sistem ini. Sistem ini dapat kita jumpai di negara Tiongkok, ketika presiden mereka Xi Jinping sudah berkuasa selama lebih dari dua periode.
3. Kurang Mendukung Praktik Keagamaan. Anggapan tentang paham komunisme tidak percaya Tuhan sebenarnya keliru, sebab komunisme berbeda dengan atheisme.
4. Menganggap Semua Manusia Setara. Paham komunisme mengatakan bahwa setiap manusia memiliki kesetaraan/derajat yang sama, sehingga tidak ada yang namanya kaum borjuis dan proletar. Tentu paham ini membuat rakyat kecil senang karena dianggap mampu mensejahterakan mereka. Tetapi perlu diingat, bahwa komunisme membuat individu tidak dapat berkembang.
G. Negara Penganut Paham Komunisme
Tiongkok (China), Transnistia, Kuba, Korea Utara, Laos, Vietnam
Dari berbagai sumber
Post a Comment