Pengertian Deprivasi Relatif dan Aspeknya
A. Pengertian Deprivasi Relatif
Deprivasi relatif adalah gambaran mengenai keadaan psikologis di mana seseorang merasakan kesenjangan antara keadaan diri dan kelompoknya dibanding dengan diri dan kelompok lain. Deprivasi relatif memunculkan persepsi ketidakadilan dan ketidakpuasan akibat tidak tercapainya suatu harapan. Titik klimaks dari perasaan tersebut memunculkan keputusasaan yang mendorong pada tindakan pemberontakan atau kekerasan.Baca Juga: Pengertian Ketidakadilan Sosial, Prinsip, Faktor, Bentuk, dan Contohnya
Teori Deprivasi Relatif merupakan salah satu teori klasik gerakan sosial dan politik. Dianggap klasik sebab teori ini lebih banyak menjelaskan gejala kolektif dari masyarakat agraris tradisional. Teori Deprivasi Relatif banyak dipakai untuk menjelaskan gejala gerakan sosiologi politik masyarakat petani, nelayan, dan masyarakat agrarian lainnya. Dalam perkembangannya kemudian teori ini banyak pula dipakai untuk menjelaskan gejala crowd (kerumunan) di perkotaan, menjelaskan gerakan buruh, mahasiswa, dan masyarakat lainnya yang sedang mengalami kekecewaan terhadap realitas yang ada.
Ted Robert Gurr, Denton E. Morrison dan James Davis menganggap tingkah laku agresif (khususnya tingkah laku agresif massa) timbul sebagai akibat adanya frustrasi dalam masyarakat. Ketika dalam suatu masyarakat terjadi suatu kesenjangan antara nilai yang diharapkan dengan nilai kapabilitas untuk menggapai harapan tadi maka masyarakat yang bersangkutan akan mengalami kekecewaan dan frustrasi. Kondisi tersebut pada gilirannya akan memunculkan tindakan melawan atau memberontak, semakin besar tingkat kesenjangan yang terjadi, maka semakin besar pula kemungkinan munculnya tindakan melawan dan memberontak tersebut. Dan kesenjangan itu pula yang mengilhami timbulnya aksi-aksi massa.
Deprivasi Relatif dimaksud tidak hanya terbatas mengenai tujuan yang diberikan kepada seseorang, tetapi juga merasa bahwa dia mempunyai hak untuk mencapai tujuan tersebut, merasa pantas memperolehnya, paling tidak di bawah kondisi tertentu. Kondisi-kondisi demikianlah yang oleh Denton E. Morrison dinamakan sebagai investment. Investment mendorong bagi timbulnya suatu legitimate expectation yang dapat dicapai atau diberikan melalui status atau peranan tertentu. Karenanya Denton berkeyakinan bahwa muncul dan tumbuhnya suatu gerakan sosial diakibatkan karena adanya pengelompokan dari orang-orang yang sedang mengalami Deprivasi Relatif.
Baca Juga: Pengertian Gerakan Sosial, Karakteristik, Penyebab, Komponen, Tahapan, Jenis, dan Contohnya
Deprivasi Relatif Menurut Para Ahli
1. Brown (dalam Achmanto, 2012) mendefinisikan deprivasi relatif adalah keadaan psikologis dimana seseorang merasakan ketidakpuasan atau kesenjangan atau kekurangan yang subyektif pada saat keadaan diri dan kelompoknya dibandingkan dengan kelompok lain. Deprivasi bisa menimbulkan persepsi ketidakadilan yang muncul karena deprivasi akan mendorong adanya ketidakpuasan.
2. Gurr (dalam Dayaksini, 2009), deprivasi relatif merupakan kesenjangan yang terjadi dan dipersepsikan antara nilai harapan (value expectation) dan nilai kemampuan (value ability). Nilai (value) adalah peristiwa atau kejadian, obyek, dan kondisi yang diperjuangkan orang. Gurr membedakan tiga macam nilai, yaitu kesejahteraan, kekuasaan dan nilai-nilai intrapersonal. Menurut Gurr faktor penyebab yang paling dasar terjadinya tindakan kekerasan masa, politik, revolusi adalah timbulnya ketidakpuasan sebagai akibat adanya penghayatan atau persepsi mengenai sesuatu yang hilang yang disebut deprivasi relatif.
3. Walker & Smith (dalam Sukmana, 2016), deprivasi relatif adalah suatu pengalaman dari seseorang yang merasakan kekurangan sesuatu padahal dia meyakini bahwa sesuatu tersebut berhak untuk didapatkannya (dimilikinya).
4. Schaefer (dalam Sukmana, 2016), deprivasi relatif sebagai suatu pengalaman sadar tentang perbedaan negatif antara harapan dengan kenyataan yang ada.
B. Aspek Deprivasi Relatif
Deprivasi relatif adalah sinonim frustrasi, Gur dalam Dayaksini, 2009) terdapat tiga jenis deprivasi di antaranya,
1. Decremental Deprivation
Decremental Deprivation adalah kehilangan tentang apa yang dipikirkan orang bahwa itu seharusnya mereka miliki. Mereka mengalami deprivasi ini dengan menunjuk pada kondisi masa lalu yang dialaminya. Beragam situasi yang mungkin dapat menyebabkan deprivasi ini, misalnya depresi atau resesi ekonomi, pemberlakuan aturan, kemunduran pada sejumlah kesempatan yang ada (seperti tenaga kerja yang tidak tampil cakap dalam suatu masyarakat yang meningkat teknologinya).
Sehingga banyak orang yang menderita reduksi status, kesulitan ekonomi dan perasaan tidak aman. Dengan demikian dapat dikatakan decremental deprivation adalah ketika “value expectations” dan “value capabilities” menurun sehingga terdapat jarak antara kedua value itu yang makin lama makin besar. Bentuk-bentuk dari decramental deprivation yaitu seseorang mengalami berbagai macam keadaan contohnya,
a. Depresi. Akibat harapan yang tidak pernah terpenuhi sehingga merasa kecewa dan berujung mengalami depresi
b. Resesi Ekonomi. Keadaan seseorang mengalami kesulitan ekonomi sehingga mengalami kemiskinan
c. Pemberlakuan aturan. Adanya pemberlakuan aturan mengakibatkan seseorang terbatas untuk berekspresi dan dibatasi untuk melakukan aktivitas yang berlebihan.
d. Perasaan tidak aman. Perasaan yang timbul dari dalam diri seseorang akibat dari lingkungan yang menunjukkan rasa tidak aman. Misalnya, terjadi persaingan dalam dunia kerja, permusuhan dalam satu lingkungan, lingkungan yang sering dijadikan ajang perang.
2. Aspirational Deprivation
Aspirational Deprivation yaitu jika jarak antara kedua value terjadi, kedua values yang tadinya berjalan sejajar pada suatu saat tertentu tidak lagi sejajar dengan meningkatnya “values expextation” sedangkan “values capabilities” tetap. Dalam situasi ini orang merasa kehilangan. Tetapi mereka merasa marah karena tidak memiliki alat/sarana untuk memperoleh harapan yang baru atau intensif. Harapan-harapan itu dapat berbentuk di antaranya,
a. Meningkatnya harapan tentang beberapa komoditas dalam persediaan yang terbatas (komoditas itu bisa dalam bentuk barang, kebebasan pribadi, atau rasa ketidakadilan)
b. Harapan mengenai beberapa nilai baru yang sebelumnya tidak pernah mereka miliki, misalnya partisipasi dalam dunia kerja atau kesamaan kelas sosial atau komitmen untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pikirkan.
3. Progressive Deprivation
Progressive deprivation yaitu deprivasi yang dimulai dengan kenaikan kedua values secara bersama-sama, tetapi pada suatu saat “values expectation” terus meningkat sedangkan “values capabilities” justru menurun sehingga terjadi jarak antara dua values yang makin lama makin besar.
Dari berbagai sumber
Lihat Juga:
Materi Sosiologi Kelas XI (Fase F) CP 2:
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 3: Konflik Sosial (Kurikulum Merdeka)
Materi Sosiologi SMA Kelas XI Bab 4: Membangun Harmoni Sosial (Kurikulum Merdeka)
Post a Comment