Pengertian Defisit, Mekanisme, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Table of Contents
Pengertian Defisit
Defisit

A. Pengertian Defisit

Defisit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kekurangan (dalam anggaran belanja). Defisit anggaran merupakan selisih antara anggaran pendapatan dengan anggaran belanja yang nilainya negatif. Belanja lebih besar dari pendapatan yang diperoleh. Dengan kata lain, pengeluaran pemerintah lebih banyak daripada pendapatan mereka.

Untuk menutupi kekurangan ini, pemerintah harus memaksimalkan pendanaan dari sumber keuangan negara, baik itu dari dalam negeri atau luar negeri. Kebalikan dari defisit anggaran adalah surplus. Itu terjadi ketika pengeluaran lebih rendah dari pendapatan. Anggaran yang seimbang adalah ketika pendapatan sama dengan pengeluaran, dan sebagian besar negara di dunia harus menyeimbangkan anggaran mereka.

B. Mekanisme Defisit

Defisit anggaran dibiayai dengan sumber-sumber yang dilakukan oleh pemerintah. Pembiayaan defisit anggaran seharusnya untuk mendanai pengeluaran pemerintah yang dapat meningkatkan produktivitas perekonomian, yaitu pengeluaran kapital pemerintah untuk investasi. Sumber pembiayaan defisit anggaran secara konvensional terdiri dari money financed dan bond financed defisit, yaitu pembiayaan dengan pencetakan uang dan pembiayaan dengan menerbitkan bonds atau obligasi negara.

Secara garis besar ada dua cara pembiayaan defisit yaitu dengan pencetakan uang (money creation) dan utang (Debt). Sumber pembiayaan defisit berasal dari: Utang luar negeri, Utang dalam negeri, Pencetakan uang, Privatisasi, dan Running down cadangan devisa pemerintah. Masing-masing mekanisme pembiayaan defisit memberikan pengaruh yang berbeda terhadap perekonomian baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

C. Faktor Penyebab Defisit Anggaran

Ada beberapa penyebab defisit anggaran pada suatu negara di antaranya,
1. Pembangunan Negara
Penyebab utama defisit anggaran adalah pembangunan negara yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Bagi negara-negara berkembang, melakukan pembangunan di berbagai bidang bisa menyebabkan hutang yang besar. Namun, keberhasilan di bidang pembangunan yang pada awalnya menyebabkan defisit akan memberikan titik balik untuk menunjang kegiatan ekonomi.

Keberhasilan dalam menempuh kebijakan fiskal dan moneter akan memberikan manfaat untuk meningkatkan pertahanan negara, memperbaiki sistem pendidikan, pembangunan daerah, hingga program untuk menanggulangi kemiskinan. Jika dilihat dari dampaknya, defisit anggaran untuk pembangunan negara cenderung akan diatasi secara bertahap meskipun untuk jangka waktu yang relatif panjang.

2. Melemahnya Nilai Tukar Mata Uang
Negara berkembang yang belum mandiri dan masih banyak terlilit hutang dengan pihak luar tentu akan berdampak pada melemahnya nilai tukar mata uang. Masalah ini juga masih dihadapi oleh negara Indonesia. Apalagi, nilai tukar mata uang Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan mata uang asing. Jika terjadi penurunan terhadap nilai tukar mata uang, maka dampak yang dirasakan oleh suatu negara akan sangat besar yang secara berkelanjutan akan menyebabkan defisit anggaran.

3. Daya Beli Masyarakat yang Rendah
Daya beli masyarakat yang rendah akan mendorong defisit anggaran di suatu negara. Setiap warga di dunia saat ini sangat membutuhkan barang dan jasa sehari-hari seperti BBM, sembako, listrik, transportasi, sarana kesehatan, dan pendidikan. Jika banyak dari warga negara yang tidak mampu mencukupi kebutuhannya, maka negara harus melakukan subsidi dengan mengambil dari anggaran negara. Semakin banyak warta yang memiliki daya beli rendah maka besarnya dana yang harus dikeluarkan pemerintah untuk keperluan subsidi semakin banyak dan terjadi defisit anggaran.

4. Inflasi
Salah satu kondisi yang bisa sangat merugikan keuangan negara dan menyebabkan defisit anggaran adalah inflasi. Meskipun negara sudah memiliki standar harga sendiri, yang ditetapkan setiap tahun melalui APBN, namun kondisi pasar yang sangat dinamis bisa menyebabkan inflasi. Jika terjadi inflasi, maka pengeluaran pemerintah akan semakin membengkak.

D. Dampak Defisit

Defisit tentunya berdampak pada hal-hal yang berkaitan dengan perekonomian dalam suatu negara di antaranya,
1. Tingkat Suku Bunga
Kondisi defisit akan menyebabkan kurangnya pembiayaan pengeluaran karena kurangnya penerimaan dari pajak. Maka dari itu, pemerintah harus penambahan modal untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di mana berarti permintaan terhadap uang meningkat. Dampaknya dari hal tersebut adalah tingkat suku bunga juga akan mengalami peningkatan.

2. Tingkat Inflasi
Kondisi defisit akan menyebabkan pengeluaran dana untuk biaya pembangunan dan program pemerintah semakin besar yang kemudian akan dipicu dengan meningkatnya tingkat inflasi. Dampaknya, daya beli masyarakat meningkat, tapi output yang dihasilkan belum memenuhi permintaan maka mendorong terjadinya inflasi.

3. Konsumsi dan Tabungan
Adanya defisit anggaran secara tidak langsung akan berpengaruh pada pendapatan riil masyarakat. sehingga masyarakat akan mengurangi porsi konsumsi dan tabungannya. Padahal, tabungan ini memiliki peran penting dalam mendorong investasi.

4. Pengangguran
Penurunan investasi secara tidak langsung akan mempengaruhi penurunan tingkat kesempatan kerja. Apabila proyek dan program tidak terlaksana maka akan terjadi pengangguran dan kehilangan kesempatan kerja.

E. Mengatasi Defisit Anggaran

Ketika pemerintah dalam kondisi defisit, ada beberapa cara untuk mengatasinya di antaranya,
1. Sisi Penerimaan
Untuk mengatasi defisit, pemerintah bisa melakukan beberapa hal seperti meminjam dana dari dalam negeri, menerbitkan obligasi, meminjam dana dari luar negeri hingga  meningkatkan penerimaan pajak sebagai sumber utama penghasilan negara.

2. Sisi Pengeluaran
Sedangkan dari sisi pengeluaran, defisit bisa diatasi dengan cara mengurangi pengeluaran subsidi, penghematan setiap pengeluaran rutin, mengevaluasi pengeluaran berdasarkan prioritas dan mengurangi biaya untuk program yang tidak efektif.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment