Pengertian Nilai Tambah, Manfaat, Cara, Perbedaan, dan Contohnya
Nilai Tambah (Value Added) |
A. Pengertian Nilai Tambah (Value Added)
Pengertian laba unit adalah perbedaan antara harga jual dan biaya produksi dari suatu produk. Nilai tambah unit adalah jumlah dari laba unit, biaya depresiasi unit, dan biaya tenaga kerja unit. Sementara nilai tambah total adalah jumlah nilai tambah dari semua unit yang berhasil terjual. Nilai tambah dapat juga merujuk pada fitur dari sebuah produk, layanan, orang, dan lain sebagainya, yang melebihi ekspektasi dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penyedianya.
Merujuk pada pengertian terakhir, sederhananya, nilai tambah dapat diartikan sebagai “nilai” yang ditambahkan ke dalam suatu barang atau jasa. Kegiatan penambahan nilai ini merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan sebuah perusahaan guna menghasilkan produk yang bernilai tinggi dan keuntungan yang besar. Dengan kata lain apabila suatu perusahaan menghasilkan produk inovatif dengan nilai tambah tinggi, maka secara otomatis akan menjadikan pelanggan bersedia membayar dengan harga jual yang lebih tinggi.
B. Manfaat Nilai Tambah (Value Added)
Kegiatan menciptakan nilai tambah untuk sebuah produk dan jasa akan memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan di antaranya,
1. Perusahaan Dapat Mematok Harga Jual Tinggi, suatu produk atau jasa yang bernilai lebih tinggi tentu secara otomatis akan menjadikan produk tersebut memiliki harga jual yang lebih tinggi pula. Harga yang tinggi akan menghasilkan lebih banyak keuntungan bila perusahaan tersebut mampu menjual produk dengan jumlah yang banyak.
2. Produk Akan Lebih Menonjol Diantara Pesaing, bertambahnya nilai suatu produk baik dari segi kualitas, fungsionalitas maupun layanan akan menghasilkan sebuah produk yang lebih unggul dan menonjol dibanding produk-produk kompetitor. Sehingga produk akan lebih dilirik oleh pelanggan karena keunggulan dan keunikannya.
3. Efisiensi Biaya untuk Jangka Panjang, produk yang bernilai tambah tinggi akan lebih banyak peluang untuk menguasai pangsa pasar dengan keunggulan dan keunikannya. Bila penambahan nilai ini berhasil, maka akan menciptakan pelanggan yang loyal kepada produk. Sehingga hal ini mampu menghemat biaya iklan dan kegiatan promosi lainnya saat meluncurkan produk baru di masa depan.
C. Cara Menciptakan Nilai Tambah (Value Added)
Suatu produk atau jasa yang bernilai tinggi atau memiliki nilai tambah dapat dilihat dari proses produksinya dan langkah inovatifnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Beberapa pilihan agar dapat menciptakan nilai tambah di antaranya,
1. Menyediakan fitur tambahan. Baik melalui kualitas, fungsionalitas lain, atau desain produk. Elemen-elemen tersebut harus mengikuti harapan konsumen sehingga mereka bersedia membayar ekstra.
2. Menawarkan layanan kenyamanan atau kustomisasi. Misalnya, perusahaan dapat menghemat waktu pelanggan dengan menyediakan layanan pengiriman rumah gratis.
3. Branding. Membangun merek yang kuat sangat penting untuk mendorong loyalitas merek. Semakin banyak pelanggan yang loyal, semakin tinggi peluang untuk menjual produk.
4. Mengiklankan produk. Periklanan, salah satu tujuannya, adalah untuk mempromosikan kesadaran produk kepada konsumen potensial. Ketika sukses, itu akan membawa lebih banyak pelanggan baru ke perusahaan.
5. Menawarkan promosi penjualan. Misalnya, pengecer dapat memberikan kupon pembelian untuk menarik lebih banyak orang mengunjungi toko.
Menurut Zimmerer (1996), nilai tambah dapat diciptakan melalui beberapa cara di antaranya,
1. Pengembangan teknologi terbarukan (Developing new technologi)
2. Penemuan pengetahuan baru (Discovering new knowledge)
3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (Improving existing products or services)
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (Finding different ways of providing more goos and service wiitf fewer resources)
D. Perbedaan Nilai Tambah dan Laba
Nilai tambah adalah selisih antara nilai penjualan produk dengan nilai bahan baku beserta material komponennya. Sementara laba adalah selisih antara nilai penjualan produk dengan bahan baku serta mencakup komponen faktor produksi seperti tenaga kerja, material pendukung dan balas jasa pengusaha. Sebuah perusahaan akan memperoleh laba bila mampu menghasilkan nilai tambah dan menjual produk tersebut. Laba yang diperoleh akan tinggi bila :
1. Nilai tambah lebih tinggi, dengan kondisi perusahaan dapat menjual produk tersebut.
2. Jumlah produk yang terjual lebih banyak, dengan kondisi nilai tambah positif
3. Gabungan nilai tambah yang lebih tinggi dengan jumlah penjualan produk yang lebih banyak
Sehingga laba ditentukan dari jumlah penjualan, sementara nilai tambah tidak. Untuk menghitungkan laba atau profit, maka perlu mengalikan nilai tambah dengan jumlah yang terjual.
E. Contoh Nilai Tambah (Value Added)
Misalnya adalah bahan baku satu kilo singkong seharga dua ribu rupiah, kemudian singkong diolah menjadi keripik, maka harga jualnya bisa menjadi sepuluh ribu rupiah. Artinya adalah terdapat penambahan nilai sebesar delapan ribu rupiah pada satu kilogram singkong.
Dari berbagai sumber
Post a Comment