Pengertian Manajemen Mutu, Komponen, Prinsip, Tujuan, Manfaat, dan Prosesnya
Manajemen Mutu |
A. Pengertian Manajemen Mutu
Manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sementara mutu adalah (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya); kualitas. Manajemen mutu adalah sebuah sistem manajemen yang bertugas melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan dan tugas dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan, serta sarana yang digunakan untuk mencapainya bersifat konsisten.
Demikian, manajemen mutu berfokus tidak hanya pada mutu produk, tetapi juga cara untuk mencapainya. Manajemen mutu menggunakan jaminan mutu dan pengendalian terhadap proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten. Dengannya manajemen mutu yang dikenal juga sebagai total management quality atau TQM yang dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang membantu sebuah organisasi, perusahaan, atau badan usaha untuk mengawasi setiap kegiatan serta tugas dan tanggung jawab yang diperlukan dalam mempertahankan kualitas atau mutu dari perusahaan tersebut.
Total management quality sendiri merupakan sebuah sistem yang menentukan kebijakan, merencanakan, mengontrol, dan mengembangkan kualitas mutu yang diberikan perusahaan. Sistem ini juga dikenal sebagai sebuah filosofi dasar yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan akan menentukan keberhasilan jangka panjang dari sebuah badan usaha. Di dalamnya, semua stakeholders atau pemangku kepentingan bekerja sama dalam peningkatan kualitas produk dan layanan serta budaya kerja di lingkungan perusahaan.
B. Komponen Utama Manajemen Mutu
Penerapan manajemen mutu sangat erat kaitannya dengan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan karena kepuasan pelanggan menjadi salah satu hal penting agar tujuan perusahaan atau bisnis dapat terwujud. Manajemen mutu memiliki empat komponen utama untuk menjaga kualitas di antaranya,
1. Perencanaan Mutu, dalam tahap perencanaan, tim bertugas mengidentifikasi standar kualitas yang tepat dan memutuskan cara untuk memenuhi kualitas tersebut.
2. Peningkatan Mutu, dalam proses meningkatkan kualitas, perlu dilakukan perubahan yang disengaja untuk meningkatkan kepercayaan dan keunggulan produk atau jasa.
3. Kontrol Mutu, adalah sebuah upaya terus menerus untuk membangun integritas dan keunggulan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan di awal proses.
4. Jaminan Mutu (quality assurance (QA)) adalah proses mengaudit persyaratan kualitas untuk memastikan bahwa standar kualitas sudah diterapkan pada produk atau jasa yang ditawarkan.
C. Prinsip Manajemen Mutu
Terdapat beberapa prinsip manajemen mutu yang diadopsi oleh Standar Internasional untuk manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini digunakan oleh manajemen puncak sebagai kerangka kerja (frame work) yang akan membimbing organisasi pada peningkatan kinerja. Dalam ISO 9001:2015, Komite ISO menetapkan prinsip manajemen mutu yang dinilai penting dalam membangun sistem manajemen yang efektif. Tujuh prinsip manajemen mutu di antaranya,
1. Customer Focus (Fokus Pelanggan), organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada pelanggan. Perusahaan harus bisa memahami kebutuhan pelanggan saat ini dan waktu yang akan datang, berusaha memenuhi dan melebihi ekspektasi pelanggan serta memperbaiki kekurangan yang berasal dari keluhan pelanggan.
2. Leadership (Kepemimpinan), pemimpin dalam struktur organisasi memiliki wewenang membuat tujuan dan arah perusahaan. Pemimpin harus bisa menciptakan dan memelihara lingkungan yang berisi individu-individu yang terlibat dalam mencapai tujuan mutu perusahaan. Selain itu, pemimpin juga perlu mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya perusahaan serta komitmen “continual improvement”.
3. Engagement of People (Melibatkan Karyawan), individu di semua tingkatan struktur organisasi perusahaan dipastikan terlibat dan memiliki kompetensi sesuai dengan tanggung jawab tugasnya. Karyawan atau SDM yang berkualitas dan kompeten diharapkan bisa memberikan banyak keuntungan dan kemudahan bagi perusahaan dalam memberikan value dan mencapai tujuannya.
4. Process Approach (Pendekatan Proses), hasil yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh dengan lebih efektif dan efisien ketika kegiatan sumber daya dikelola sebagai suatu proses yang saling terkait.
5. Improvement (Improvisasi), organisasi harus meningkatkan kualitas internal dan eksternal ke arah yang lebih baik secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja dan lebih unggul dalam persaingan dengan kompetitor.
6. Evidence Based Decision Making (Pengambilan Keputusan Berdasarkan Data), keputusan yang diambil oleh organisasi harus berdasarkan data dan fakta yang kemudian dilakukan analisis dan evaluasi agar menghasilkan keputusan yang tepat sasaran.
7. Relationship Management (Manajemen Hubungan), memiliki dan menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan bisa membantu organisasi dalam mengoptimalkan kinerja dan value organisasi.
D. Tujuan Manajemen Mutu
Manajemen mutu sendiri memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai di dalam prosesnya di antaranya,
1. Menetapkan Visi dan Standar kerja bagi para anggota suatu organisasi atau badan usaha
2. Membangun motivasi dan budaya kerja di dalam organisasi maupun badan usaha
3. Membantu meningkatkan kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan baik dari anggota maupun pelanggan atau klien.
4. Memberikan inovasi atau pengembangan lebih lanjut dari perusahaan atau organisasi itu sendiri.
E. Manfaat Manajemen Mutu
1. Membantu organisasi mencapai konsistensi yang lebih besar dalam tugas dan kegiatan yang terlibat dalam produksi produk dan layanan.
2. Meningkatkan efisiensi dalam proses, mengurangi pemborosan dan meningkatkan penggunaan waktu dan sumber daya lainnya.
3. Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Memungkinkan bisnis untuk memasarkan bisnis mereka secara efektif dan mengeksploitasi pasar baru.
5. Memudahkan bisnis untuk mengintegrasikan karyawan baru dan dengan demikian membantu bisnis mengelola pertumbuhan dengan lebih mulus.
6. Memungkinkan bisnis untuk terus meningkatkan produk, proses, dan sistem mereka.
F. Proses Manajemen Mutu
Terdapat beberapa tahapan maupun proses yang perlu dilakukan dalam manajemen mutu di antaranya,
1. Perencanaan dan Strategi Mutu
Untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan proses perencanaan dan strategi yang matang agar keputusan-keputusan yang diambil dapat lebih terarah dan sesuai. Hal ini juga berlaku di dalam dunia bisnis. Untuk melaksanakan, harus diawali dengan perencanaan yang baik. rencana dan strategi yang dibuat pun juga harus memiliki struktur tahapan atau proses yang tepat. Hal ini dilakukan agar kualitas mutu yang diinginkan dapat tercapai dan memenuhi standar yang berlaku. Selain itu, di dalam tahap perencanaan strategi ini juga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kebutuhan dari konsumen atau pelanggan agar membantu meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk maupun jasa yang dihasilkan.
2. Implementasi Perencanaan Mutu
Setelah melakukan perencanaan strategi yang matang, implementasi mutu diperlukan untuk mengaplikasikan hasil rancangan yang sudah dibuat. Di dalam proses implementasi mutu, ada hal yang perlu diperhatikan, seperti standar pengerjaan atau pembuatan produk, dan pengecekan kualitas mutu. Jika sudah sesuai dengan standar mutu yang digunakan oleh perusahaan, barulah produk maupun hasil akan diberikan dan disebarluaskan kepada para konsumen di luar.
3. Evaluasi Mutu
Setelah mengimplementasikan produk dan menyebarluaskan produk kepada para konsumen, maka tahap berikutnya yang perlu dilakukan adalah proses evaluasi mutu. Proses evaluasi mutu berguna untuk meninjau kembali hasil dari produk yang dikeluarkan. Di dalam proses evaluasi ini, perusahaan perlu untuk memeriksa kembali tingkat kepuasan serta respons yang didapatkan dari produk yang sudah dihasilkan. Nantinya, hasil review atau evaluasi ini akan berguna dalam perbaikan atau pengembangan produk lebih lanjut.
4. Perbaikan atau Pengembangan
Setelah mengevaluasi hasil dan kualitas dari produk yang sudah dikeluarkan sebelumnya, sebuah perusahaan perlu melakukan langkah terakhir dan yang paling krusial, yaitu pengembangan atau perbaikan. Proses ini merupakan proses lanjutan yang memanfaatkan hasil pemantauan dan pengendalian mutu hingga sebuah perusahaan dapat berinovasi lebih lanjut terhadap produk atau jasa yang sudah dikeluarkan sebelumnya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment