Pengertian Kurs, Sistem, Faktor, Jenis, dan Pengaruhnya
Kurs (Nilai Tukar) |
A. Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Kurs dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah nilai mata uang suatu negara yang dinyatakan dengan nilai mata uang negara yang lain. Pada dasarnya kurs adalah harga suatu mata uang dari suatu negara terhadap mata uang yang berasal dari negara lainnya. Kurs bisa dinilai atau dinyatakan dengan mata uang dari negara lain. Kurs juga adalah suatu perbandingan nilai. Maksudnya, saat ada pertukaran antar dua mata uang yang saling berbeda. Maka di dalamnya akan menghasilkan perbandingan pada nilai atau harga dari mata uang tersebut.
Kurs juga sering disebut dengan nilai tukar mata uang. Nilai tukar (exchange rate) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Dalam sistem pertukaran dinyatakan besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang").
Kurs Menurut Para Ahli
1. Fabozzi dan Franco, kurs adalah jumlah satu mata uang yang bisa ditukar per unit mata uang lain, atau harga satu mata uang dalam mata uang lain.
2. Ekananda, kurs adalah harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain. Nilai mata uang punya peranan penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama.
3. Paul R. Krugman dan Maurice, kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang negara lainnya.
4. Nopirin, kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/ harga antara kedua mata uang tersebut.
5. Salvator, kurs atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Definisi kurs/ nilai tukar juga dikenal sebagai rasio pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara. Dengan kata lain, kurs dapat diartikan sebagai harga satu unit mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik.
6. Mankiw, valuta asing atau sering disebut kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs sering juga disebut dengan valas, yaitu nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
7. Adiningsih, dkk, kurs atau nilai tukar mata uang adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Dalam hal ini, nilai tukar mata uang Indonesia (Rupiah) merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain, misalnya Dollar Amerika.
8. Todaro, kurs adalah suatu tingkat, tarif, harga di mana Bank Sentral bersedia menukar mata uang dari suatu negara dengan mata uang dari negara-negara lain.
9. Samuelson, kurs mata uang asing atau Valas yakni harga mata uang asing dalam satuan mata uang domestik.
B. Sistem Kurs (Nilai Tukar)
1. Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
a. Mengambang Bebas (Murni) di mana kurs mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.
b. Mengambang Terkendali (Managed or Dirty Floating Exchange Rate) di mana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual Valas untuk mempengaruhi pergerakan kurs.
2. Sistem Kurs Tertambat (Peged Exchange Rate)
Pada sistem ini, suatu Negara mengaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama menambatkan ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
3. Sistem Kurs Tertambat Merangkak (Crawling Pegs)
Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai mata uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs tertambat. Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.
4. Sistem Sekeranjang Mata Uang (Basket of Currencies)
Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam keranjang umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap negara tersebut.
5. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Suatu Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.
C. Faktor yang Mempengaruhi Kurs (Nilai Tukar)
Terdapat lima faktur yang mampu memengaruhi kurs di antaranya,
1. Inflasi
Sederhananya, inflasi adalah suatu kenaikan harga pada barang atau jasa. Inflasi juga adalah penurunan nilai mata uang lokal. Dasar utama yang terdapat di dalam pasar valuta asing adalah perdagangan internasional antara suatu barang ataupun jasa. Hal ini membuat adanya perubahan pada harga mata uang lokal dan harga mata uang asing. Kondisi ini mampu menyebabkan pergerakan pada kurs valuta asing.
Hal tersebut sesuai dengan dasar hukum ekonomi yang mengatakan bahwa harga yang naik akan membuat permintaan yang menurun, dan sebaliknya. Apabila tingkat inflasi pada suatu negara tinggi, maka nilai mata uang lokal akan rendah, pun sebaliknya. Hal tersebut akan mengakibatkan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang lokal.
2. Kegiatan Neraca Pembayaran
Nilai tukar mata uang bisa dipengaruhi secara langsung oleh kegiatan neraca pembayaran. Neraca pembayaran yang aktif adalah peningkatan permintaan dari pihak debitur asing, sehingga akan mampu meningkatkan nilai mata uang lokal. Di sisi lain, pasif nya suatu saldo pembayaran, yang mana debitur dalam negeri menjual seluruh asetnya dengan menggunakan mata uang asing, akan menyebabkan penurunan nilai tukar terhadap mata uang nasional. Tingkat keterbukaan ekonomi juga akan turut menentukan ukuran dan dampak dari neraca pembayaran dalam nilai tukar mata uang.
3. Perbedaan Suku Bunga di Berbagai Negara
Tingkat bunga adalah suatu harga dari uang yang dimanfaatkan untuk jangka waktu tertentu. Perubahan tingkat suku bunga yang tinggi pada suatu negara akan turut memengaruhi arus modal internasional. Pada dasarnya, bila suatu suku bunga meningkat, maka akan menstimulasi modal asing yang masuk. Selain itu, suku bunga juga bias turut memengaruhi operasi pasar valuta asing. Hal tersebut dikarenakan saat akan melakukan kegiatan transaksi, maka pihak bank akan melihat adanya perbedaan suku bunga pada pasar modal nasional ataupun pasar global.
Dalam hal ini, pihak bank akan memilih pinjaman di pasar uang asing dengan bunga asing yang rendah. Di sisi lain, pihak bank akan lebih memilih pinjaman dari pasar uang lokal apabila tingkat bunga asing ternyata lebih tinggi. Selain itu, apabila nominal suku bunga pada suatu negara meningkat, maka permintaan mata uang lokal akan menjadi suatu tanda terima kredit yang mahal untuk suatu perusahaan. Untuk itu, dalam perkara peminjaman, pada umumnya setiap pebisnis akan lebih meningkatkan biaya produknya dengan tingginya harga barang lokal. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan pengurangan pada nilai mata uang lokal.
4. Kontrol Pemerintah
Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah juga akan turut memengaruhi keseimbangan nilai tukar mata uang. Berbagai contoh dari kebijakan tersebut adalah upaya pemerintah dalam menghindari masalah nilai tukar valuta asing dan juga perdagangan internasional, serta mengintervensi pasar uang.
5. Ekspektasi
Faktor lainnya yang turut memengaruhi nilai tukar pada valuta asing adalah ekspektasi nilai tukar yang bisa terjadi di masa depan. Pasar valuta asing akan memberikan reaksi yang cukup agresif pada setiap berita ataupun isu yang bisa berefek di kemudian hari. Sebagai contoh, berita tentang meningkatnya inflasi Amerika Serikat yang bisa menyebabkan pedagang valuta asing menjual mata uang dolarnya, karena nilai mata uang dolar bisa menjadi menurun di masa depan. Sehingga, hal tersebut akan menekan nilai tukar mata uang dolar di dalam pasar valuta asing secara otomatis.
D. Jenis Kurs (Nilai Tukar)
1. Selling Rate (Kurs Jual), yakni kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan Valuta asing tertentu pada saat tertentu.
2. Middle Rate (Kurs Tengah), ialah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli Valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh bank sentral pada suatu saat tertentu.
3. Buying Rate (Kurs Beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian Valuta asing tertentu pada saat tertentu.
4. Flat Rate (Kurs Flat), merupakan kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
E. Pengaruh Kurs (Nilai Tukar)
Pengertian kurs di atas bahwa tujuannya adalah untuk mengukur nilai mata uang satu terhadap mata uang yang lain. Sehingga perubahan nilai pada kurs tentu akan berpengaruh terhadap bisnis yang berkaitan dengan perdagangan internasional (ekspor-impor) yang melibatkan mata uang asing.
1. Pengaruh Kurs Terhadap Importir
Jika Anda memiliki bisnis dalam penjualan produk yang membutuhkan impor bahan baku dari luar negeri, tentu saja nilai tukar akan menentukan keuntungan yang akan Anda dapatkan. Namun, dalam kondisi rupiah yang melemah terhadap mata uang asing yang umumnya berupa dolar, itu akan membuat perusahaan Anda mengeluarkan uang lebih banyak dari biasanya. Jika ada kondisi seperti ini, maka perusahaan Anda akan mengalami kerugian jika tidak menaikkan harga jual produk.
2. Pengaruh Kurs Terhadap Eksportir
Perubahan nilai tukar lebih sering menguntungkan bagi pebisnis yang melakukan kegiatan ekspor. Nilai tukar dolar yang sering menguat menyebabkan harga jual produknya diekspor ke luar negeri semakin banyak dijual dengan harga tinggi karena konsumen membayar dengan dolar. Tentu ini sangat menguntungkan.
3. Pengaruh Kurs Terhadap Hutang Piutang
Apabila nilai tukar rupiah terus melemah terhadap mata uang asing, ini akan merugikan pengusaha yang memiliki utang luar negeri. Karena nilai utang juga akan lebih tinggi. Jadi, lebih baik bagi pebisnis muda untuk menghindari utang-utang dengan negara asing.
4. Pengaruh Kurs Terhadap Pemilik Dolar
Saat ini ada banyak orang kami yang mengumpulkan dolar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai tukar yang lebih tinggi daripada ketika dia membeli dolar. Taktik ini sebenarnya sah dan dapat diterapkan sebagai setoran perusahaan.
Dari berbagai sumber
Post a Comment