Pengertian Keunggulan Kompetitif, Sejarah, Fungsi, Cara, Analisa, dan Alat Ukurnya
Keunggulan Kompetitif |
A. Pengertian Keunggulan Kompetitif
Kompetitif berhubungan dengan kompetisi (persaingan); bersifat kompetisi (persaingan). Secara umum, Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan perusahaan untuk memiliki kinerja yang jauh lebih tinggi dan unggul dibandingkan kompetitor dalam industri sejenis melalui karakteristik dan sumber daya yang dikelola secara maksimal.
Keunggulan kompetitif berhubungan dengan manajemen strategis sebuah perusahaan yang sedang dijalankan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan jika mempunyai karakteristik, seperti kompetensi khusus, misalnya memiliki mutu yang baik, mempunyai saluran distribusi yang lebih lancar, penyerahan produk yang lebih cepat dan memiliki merek produk yang terkenal.
Dalam menentukan keunggulan dari produk atau layanan pasti akan melibatkan perusahaan sebagai produsen yang merancang serta menciptakan sebuah produk dan layanan begitu bernilai. Dan produk itu sendiri yang memiliki nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing.
Sebuah perusahaan harus menyusun dan mengembangkan strategi yang baik untuk menjadikan perusahaan tersebut unggul dalam berbagai aspek. Perusahaan-perusahaan harus memperhatikan kinerjanya, sumber daya manusianya, keuangan agar menjadi lebih baik dan lebih unggul dari perusahaan lainnya. Dalam hal ini, maka dibutuhkan adanya keunggulan kompetitif dalam sebuah perusahaan.
B. Sejarah Konsep Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif diperkenalkan pertama kali sebagai konsep pada tahun 1985 oleh Michael E. Porter dalam tulisannya berjudul "Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance." Menariknya, Porter telah lebih dulu menggunakan istilah strategi kompetitif pada tahun 1980 melalui tulisannya berjudul "Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors".
Porter (1980) dalam tulisan sebelumnya mengusulkan strategi-strategi generik untuk keunggulan kompetitif. Kemudian pada tahun 1985, barulah Porter memberikan gambarannya tentang keunggulan kompetitif sebagai berikut: "Keunggulan kompetitif adalah jantung dari kinerja perusahaan dalam pasar yang kompetitif ... Keunggulan kompetitif adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menempatkan strategi-strategi generik ke dalam praktik." (Porter, 1985, p.xv)
Lebih lanjut menurut Porter (1985, p. 3), keunggulan kompetitif bertumbuh secara fundamental dari nilai yang memungkinkan perusahaan untuk menciptakan nilai itu bagi para pembelinya melebihi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Fred David mendefinisikan keunggulan kompetitif sebagai “apa pun yang perusahaan lakukan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan”. Ketika perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan perusahaan saingan atau memiliki sesuatu yang diinginkan perusahaan saingan, maka itu dapat merepresentasikan keunggulan kompetitif (David, 2011, p. 9).
Berdasarkan Johnson et al, 2007 disebutkan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi mewujudkan nilai pada penggunanya yang terlihat lebih baik serta lebih besar. Dalam penciptaan produk yang superior dari kompetitor produk. Sementara itu Porter 1985, p. 3 menyatakan bahwa sebuah nilai merupakan apa yang diminati oleh pembeli untuk membayar dan nilai superior sumbernya berasal dari penawaran harga lebih rendah dari produk pesaing. Dengan pemanfaatan yang sama atau menghasilkan manfaat yang lebih baik. Bahkan lebih dari yang diharapkan untuk harga produk pesaing yang lebih tinggi.
Menurut David (2011), ketika perusahaan dapat melakukan sesuatu atau memiliki sesuatu yang diinginkan oleh kompetitor, maka perusahaan tersebut merepresentasikan keunggulan kompetitif. Menurut teori keunggulan kompetitif tersebut diketahui bahwa suatu perusahaan untuk menjadi lebih unggul dari perusahaan lainnya harus memiliki strategi-strategi tertentu dan memperhatikan kinerja perusahaan tersebut agar menjadi lebih meningkat setiap hari, setiap bulan, dan setiap tahunnya, apabila hal tersebut tercapai maka perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif. Karena penjelasan tersebut, maka teori ini penting untuk dipelajari dan diterapkan oleh semua perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
Selain teori keunggulan kompetitif yang dijelaskan oleh Porter (1985) dan David (2011), juga terdapat teori yang dijelaskan oleh Barney (2002) yang mendefinisikan strategi sebagai teori perusahaan tentang bagaimana bersaing dengan sukses. Secara umum, implementasi teori perusahaan tentang bagaimana cara bersaing akan memiliki tiga implikasi terhadap posisi kompetitif perusahaan, yaitu:
1. Competitive advantage, yaitu jika tindakan perusahaan memberi nilai tambah dan jika hanya ada sedikit perusahaan yang mampu melakukan tindakan sejenis;
2. Competitive parity, yaitu jika tindakan perusahaan untuk memberi nilai tambah, tetapi cukup banyak perusahaan yang mampu melakukan tindakan yang sama;
3. Competitive disadvantage, yaitu jika tindakan perusahaan dalam suatu industri yang gagal untuk memberi nilai tambah ekonomis.
C. Fungsi Keunggulan Kompetitif
Pada keunggulan kompetitif tentu memiliki fungsi penting yang ada yaitu tentang perusahaan, konsumen serta bagi investor. Ketiga hal ini memang memiliki pengaruh dan merasakan langsung dampak dari adanya keunggulan yang kompetitif.
1. Bagi Perusahaan
Sebuah perusahaan harus mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya saat memiliki produk. Sehingga sebuah perusahaan mampu bertahan dan melakukan persaingan bisnis dengan mewujudkan keunggulan yang kompetitif. Dengan membuat keunggulan pada produk atau layanan dalam bisnis, itu berarti usaha yang Anda kembangkan memiliki posisi yang baik di pasar dan pada akhirnya akan meningkatkan bargaining power secara menyeluruh pada bisnis Anda.
2. Untuk Konsumen
Bagi konsumen, dengan adanya keunggulan dari suatu produk atau layanan, maka konsumen mendapatkan apa yang diharapkan selama ini (atau mungkin lebih). Bahwa suatu produk dan jasa begitu bernilai dan sangat penting serta nilai guna produk tersebut tidak sebanding dengan harga yang memang sudah ditawarkan. Sehingga pada akhirnya konsumen merasa puas atas produk yang ditawarkan dan mereka siap untuk menggunakan produk atau layanan Anda secara terus menerus
3. Bagi Investor
Untuk investor, keunggulan kompetitif pada suatu bisnis dijadikan sebagai alat ukur serta tolak ukur dalam melakukan penilaian terhadap suatu bisnis. Penilaian ini pada dasarnya untuk menilai apakah perusahaan layak dan kinerjanya bagus dan perusahaan mampu memberikan keuntungan dari investasi yang telah dilakukan.
D. Cara Keunggulan Kompetitif
Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan apabila mempunyai sumber daya manusia dan sosial yang kuat, serta pengetahuan yang luas, sehingga dapat bersaing tidak hanya di pasar nasional, tetapi juga di pasar internasional. Dikatakan bahwa perusahaan yang beroperasi di pasar internasional akan lebih inovatif, sehingga perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif serta memberikan dampak positif terhadap ekonomi dan citra dari sebuah perusahaan.
Menurut Porter (1980), cara untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di antaranya,
1. Overall low cost leadership
Perusahaan berusaha menjadikan dirinya produsen dengan tingkat efisiensi yang paling tinggi dengan karakteristik strategi low cost ini antara lain: pembangunan fasilitas berskala efisien secara agresif. berusaha melakukan pengurangan biaya berdasarkan pengalaman sebelumnya, biaya ketat dan pengendalian terhadap biaya overhead, menghindari pembebanan atas pelanggan manajerial, dan minimalisasi biaya dalam semua aktivitas yang ada dalam rantai nilai perusahaan
2. Differentiation
Perusahaan berusaha untuk melakukan differentiation atau diferensiasi dengan tampil sebagai produsen dengan biaya yang paling rendah, melainkan menghasilkan suatu produk yang memiliki keunikan sehingga mudah dibedakan dari produk sejenis di pasar. Karakteristik pembedanya adalah: prestige dan brand image, teknologi, inovasi, fitur, layanan pelanggan, dan jaringan dealer
3. Focus
Perusahaan yang memiliki strategi fokus akan memilih suatu segmen atau kelompok segmen serta menyesuaikan strategi untuk melayani segmen tersebut. Inti dari fokus adalah eksploitasi terhadap pasar tertentu yang berbeda dari industri lainnya.
E. Analisa Keunggulan Kompetitif
Dalam menjalankan bisnis perusahaan diperlukan analisis keunggulan kompetitif. Hal ini penting dilakukan untuk menjadi alat ukur perkembangan bisnis dari waktu ke waktu. Pentingnya analisis untuk kompetitif di antaranya,
1. Melakukan pengambilan keputusan untuk melakukan strategi pemasaran yang tepat.
2. Melakukan identifikasi adanya tren dalam market yang lebih berkesinambungan dan jelas.
3. Untuk membuat alat ukur dan tolak ukur bagi pebisnis yang menjalankan perusahaan.
4. Menentukan strategi marketing dengan menetapkan harga.
5. Temukan cara yang baru dalam melakukan komunikasi terhadap pelanggan.
6. Adanya celah pasar yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatan penjualan produk.
Analisa yang baik akan membawa bisnis Anda pada keunggulan dan mendapatkan sasaran pasar yang tepat. Selanjutnya Anda akan mengenal alat ukur yang bisa membantu Anda dalam mengembangkan pemasaran produk dari perusahaan secara kompetitif.
F. Alat Keunggulan Kompetitif
Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam mewujudkan keunggulan yang kompetitif. Alat ukur tersebut yaitu balance scorecard dan triple bottom line sebagai sesuatu yang digunakan mewujudkan keunggulan yang kompetitif.
1. Balance Scorecard
Pada balance scorecard, dilihat dari tiga perspektif yaitu keuangan, perusahaan harus mampu mengelola. Kemudian dari konsumen, loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Perspektif internal yaitu pengukuran kualitas kegiatan bisnis secara internal dan menyeluruh yang dilakukan perusahaan. Dan perspektif SDM perusahaan atau learning and growth yaitu berhubungan dengan karyawan yang melakukan kontribusi serta kompetensi karyawan.
2. Triple Bottom Line
Triple Bottom Line adalah salah satu sistem utama yang digunakan oleh bisnis untuk menilai keuntungan yang mereka peroleh melalui solusi keberlanjutan perusahaan mereka. Metode Triple Bottom Line meminta Anda untuk menilai dan melampaui garis bawah tradisional bisnis hingga keuntungan yang dihasilkan bisnis Anda secara sosial, lingkungan, dan ekonomi. Mengukur bisnis Anda menggunakan Triple Bottom Line adalah salah satu cara terbaik tentang seberapa berkelanjutan bisnis Anda, dan seberapa menguntungkan sebenarnya bisnis tersebut.
Dengan adanya alat ukur yang digunakan maka perusahaan bisa mewujudkan terjadinya keunggulan yang kompetitif. Hal ini tentu sangat membantu dalam mewujudkan sebuah produk yang begitu memiliki nilai istimewa.
Dari berbagai sumber
Post a Comment