Pengertian Difusi Kebudayaan, Elemen, Ciri, Proses, Jenis, Bentuk, Dampak, dan Contohnya

Table of Contents

Pengertian Difusi Kebudayaan
Difusi Kebudayaan

A. Pengertian Difusi Kebudayaan

Pengertian difusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah percampuran gas atau zat cair di luar daya mekanik; penyebaran atau perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide) dari satu pihak ke pihak lainnya; penghamburan; pemencaran; pengaruh migrasi dan pengalihan pranata budaya melewati batas-batas bahasa, khususnya inovasi dan peminjaman. Difusi kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses menyebarnya unsur-unsur budaya dari satu kelompok ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya.
 
Difusi kebudayaan adalah simultan dan merupakan proses yang tidak dapat dihentikan, karena bukan merupakan tindakan yang dilakukan orang secara sadar. Difusi kebudayaan menunjukkan proses menuju pembangunan, dan manusia diciptakan dengan niat untuk berkembang. Melalui difusi kebudayaan, cakrawala diperluas dan orang menjadi lebih kaya secara budaya. Terjadinya pencampuran budaya dunia melalui berbagai etnis, agama, dan kebangsaan semakin meningkat dengan komunikasi, transportasi, dan teknologi yang semakin canggih.

Difusi Kebudayaan Menurut Para Ahli
1. W.A. Haviland, difusi kebudayaan adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses difusi berlangsung menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah daripada menciptakan sendiri, terutama tentang hal-hal yang baru.  
2. Koentjaraningrat, difusi kebudayaan adalah proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi yang disertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak zaman purba.

B. Elemen Difusi Kebudayaan

Difusi kebudayaan budayaan sebagaimana yang dikonseptualisasikan oleh Leo Frobenius dalam Der Westafrikanische Kulturkreis (1897/98) ialah penyebaran objek budaya-seperti ide, gaya, agama, teknologi, bahasa-antara individu, apakah dalam suatu budaya tunggal atau dari satu budaya ke budaya lain. Difusi budaya memiliki 4 elemen utama di antaranya,
1. Inovasi, inovasi mendefinisikan objek, ide, atau praktik apa pun yang dianggap baru oleh anggota sistem sosial.
2. Saluran komunikasi, berarti melalui apa informasi dikirimkan ke atau di dalam sistem sosial.
3. Waktu difusi budaya, berarti tingkat di mana inovasi disebarkan atau kecepatan relatif yang diadopsi oleh anggota sistem sosial.
4. Sistem sosial, berarti faktor yang melibatkan organisasi individu, atau lembaga yang berbagi “budaya” yang sama dan berpotensi menjadi serta pengadopsi beragam contoh inovasi.

Adapun bentuk penyebaran kebudayaan juga dapat terjadi dengan berbagai cara di antara lain,
1. Adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaannya ke tempat yang jauh. Misalnya para pelaut dan pendeta. Mereka pergi hingga jauh ke suatu tempat dan mereka mendifusikan budaya-budaya mereka, dari mana mereka berasal yang mana hal ini biasanya dilakukan para pendeta.
2. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan oleh individu-individu dalam suatu kelompok dengan adanya pertemuan antara individu-individu kelompok yang lain. Di sinilah terjadi proses difusi budaya di mana mereka saling mempelajari dan saling memahami antara budaya mereka masing-masing.
3. Cara lain adalah adanya bentuk hubungan perdagangan, di mana para pedagang masuk ke suatu wilayah dan unsur-unsur budaya pedagang tersebut masuk ke dalam kebudayaan penerima tanpa disengaja.

C. Ciri Difusi Kebudayaan

Proses difusi disebabkan oleh penyebaran ciri-ciri budaya. Ciri-ciri budaya material dan non-material mengalami transmisi dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Ciri-ciri material menyebar dengan cepat sementara non-material membutuhkan waktu lebih lama dan menyebar secara bertahap. Berikut karakteristik difusi kebudayaan di antaranya,
1. Proses Selektif, melibatkan seleksi lakukan sifat-sifat dari satu budaya yang tampaknya sesuai dan harus diadopsi oleh yang lain pada seleksi.
2. Difusi Kebudayaan Material Berlangsung Cepat, dalam difusi kebudayaan aspek material berubah dengan cepat sedangkan aspek non-material seperti arti nilai norma, kebiasaan kaku atau sulit untuk berubah.
3. Proses Dua Arah, ada jembatan antara dua budaya. Jika satu budaya memberi sifat kepada yang lain, akan mudah untuk mengambil sifat lain dari budaya yang berlawanan.
4. Budaya yang Mengakar Kuat Kurang dapat Disebar, budaya lemah memiliki lebih banyak perubahan untuk menyebar sementara budaya yang telah mengakar kuat dan berkembang menyebar perlahan. Masyarakat dengan populasi besar dan berakar pada budaya tertentu, sehingga mengubah budaya sosial seperti itu sulit.
5. Proses Terus Menerus dan Meningkat, difusi budaya adalah proses yang berkelanjutan dan terus meningkat di setiap masyarakat.

D. Proses Difusi Kebudayaan

Terdapat tiga kategori proses atau mekanisme difusi di antaranya,
1. Difusi Langsung, terjadi ketika dua budaya sangat dekat satu sama lain, menghasilkan perkawinan, perdagangan, dan bahkan peperangan antar dua budaya tersebut. Difusi langsung adalah umum pada zaman kuno, ketika sekelompok kecil manusia tinggal di pemukiman yang berdampingan. Contoh difusi langsung antara Amerika Serikat dan Kanada, di mana orang-orang yang tinggal di perbatasan kedua negara terlibat dalam hoki, yang dimulai di Kanada, dan bisbol, yang populer dalam budaya Amerika.
2. Difusi tidak Langsung, terjadi ketika sifat-sifat diturunkan dari satu budaya melalui perantara ke budaya lain, tanpa adanya kontak langsung dari kedua budaya tersebut. Contohnya adalah keberadaan makanan Meksiko di Kanada, karena wilayah yang luas (Amerika Serikat) berada di antaranya. Difusi tidak langsung adalah umum di dunia saat ini karena media massa dan penemuan Internet. Yang juga menarik adalah karya sejarawan dan kritikus Amerika Daniel J. Boorstin dalam bukunya The Discoverers, di mana ia memberikan perspektif historis tentang peran penjelajah dalam difusi inovasi antar peradaban.

E. Jenis Difusi Kebudayaan

Terdapat dua jenis difusi yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
1. Difusi Intramasyarakat, yaitu difusi yang terjadi pada masyarakat itu sendiri. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut di antaranya,
a. Suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai kegunaan.
b. Ada tidaknya unsur-unsur yang memengaruhi diterima dan ditolaknya unsur-unsur baru.
c. Suatu unsur baru yang berlawanan dengan fungsi unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
d. Pemerintah dapat membatasi difusi yang akan diterima.

2. Difusi Antarmasyarakat, yaitu difusi yang terjadi antarmasyarakat yang satu dan masyarakat lain. Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut di antaranya,
a. Adanya kontak dalam masyarakat tersebut.
b. Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat baru tersebut.
c. Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
d. Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru di dunia ini.
e. Paksaan dapat juga digunakan untuk menerima suatu penemuan baru.

F. Bentuk Difusi Kebudayaan

Berdasarkan prosesnya, difusi dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk di antaranya,
1. Hubungan Symbiotic, adalah hubungan yang terjadi hampir tidak mengubah unsur kebudayaan yang dimiliki. Contoh hubungan barter yang terjadi selama berabad-abad antara suku Afrika dengan kelompok Negrito. Suku bangsa Afrika memberikan hasil pertanian, dan kelompok Negrito memberikan hasil berburu dan hasil hutan. Selama hubungan itu kebudayaan masing-masing suku tidak mengalami perubahan.
2. Hubungan Penetration Pacifique, adalah terjadinya pemasukan unsur-unsur kebudayaan tanpa adanya paksaan. Contoh yang pernah terjadi adalah unsur kebudayaan yang dibawa masuk oleh para pedagang dari India ke Indonesia. Cerita Ramayana dan Mahabarata salah satunya diperoleh melalui aktivitas perdagangan masyarakat India ke Indonesia. Masuknya unsur-unsur kebudayaan tersebut terjadi tanpa sengaja ke dalam kebudayaan penduduk setempat.
3. Stimulus Diffusion, adalah bentuk difusi yang terjadi karena penyebaran kebudayaan secara beruntun. Contoh suku bangsa A bertemu B terjadi difusi, B bertemu C terjadi difusi, C bertemu D terjadi difusi, demikian seterusnya. Misalnya, kewajiban melakukan seikirei pada masa penjajahan Jepang di Asia.

G. Dampak Difusi Kebudayaan

Difusi kebudayaan dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat
1. Dampak Positif
Difusi kebudayaan dapat memberikan dampak positif. Banyak budaya telah mendapat manfaat dari adanya pertukaran budaya. Dampak positif difusi kebudayaan adalah ketika teknologi baru tersebar di seluruh dunia. Penemuan seperti teleskop, mesin cetak, mesin uap, mobil, dan komputer semuanya memiliki dampak besar pada bagaimana orang hidup di setiap wilayah di dunia. Penemuan ini juga meningkatkan laju di mana difusi budaya dapat terjadi

2. Dampak Negatif
Difusi kebudayaan juga dapat memberikan dampak negatif dalam kehidupan masyarakat, misalnya nilai sakral suatu dogma telah bergeser, demikian juga halnya dengan mitos dan kepercayaan. Kejujuran telah berubah menjadi manipulasi dan keserakahan. Kapitalisme sudah mulai merambah hingga pelosok negeri. Nilai humanisasi juga mengalami pergeseran ke arah dehumanisasi.

Difusi budaya yang berdampak tidak baik juga terjadi ketika seks bebas telah dianggap sebagai hal yang lumrah. Selain itu, terjadinya kasus narkoba, perselingkuhan, dan pergaulan bebas dapat menjadi pemicu tersebarnya penyakit HIV/AIDS.

Dampak negatif lain dari terjadinya difusi budaya yaitu prostitusi yang berkembang pesat, karena budaya permisif masyarakat menjadikan prostitusi mendapat tempat sebagai hal yang wajar. Oleh karena itu, filter terhadap fenomena yang ada saat ini harus kuat agar kita bisa bertahan dari nilai negatif yang bisa menggoyahkan nilai yang menjadi pendorong disintegrasi bangsa.

H. Contoh Difusi Kebudayaan

1. Unsur-unsur budaya timur dan barat yang masuk ke Indonesia dilakukan melalui teknik imitasi atau meniru. Misalnya yaitu penyebaran agama Islam yang dilakukan melalui media perdagangan, yang disertai dengan cara berdagang yang jujur, dan model pakaian yang digunakan, lambat laun ditiru oleh masyarakat.
2. Gaya berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh para penguasa pribumi.
3. Cara makan orang Eropa dengan menggunakan sendok ditiru oleh orang Indonesia.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment