Pengertian Supernatural (Adikodrati)

Table of Contents

Pengertian Supernatural atau Adikodrati
Supernatural atau Adikodrati

Supernatural dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ajaib (tidak dapat diterangkan dengan akal sehat); gaib; adikodrati. Supernatural atau adikodrati dari bahasa Latin Abad Pertengahan supernātūrālis yaitu supra (di atas) dan naturalis (alam) adalah sesuatu yang bukan merupakan subjek hukum alam atau sesuatu yang ada di luar alam. Dalam budaya populer dan fiksi, sesuatu yang supernatural dikaitkan dengan hal-hal yang paranormal dan gaib.

Adapun kata paranormal berasal dari bahasa Yunani. ‘Para’ artinya ‘di luar’ atau ‘melampaui’, dan normal. Jadi dari asal katanya, paranormal berarti sesuatu di luar normal atau melampaui hal-hal normal. Secara definitif, paranormal adalah istilah yang digunakan untuk segala jenis fenomena psikis, pengalaman atau kejadian yang terlihat memiliki hubungan dengan jiwa (psikis) atau pikiran (mind), dan yang tidak dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip fisika.

Pengertian kata 'supranatural' diacukan pada dunia 'paranormal', ialah suatu kenyataan dunia tercipta biasa tetapi belum terdeteksi oleh manusia dalam disiplin ilmu konvensional. Lingkup pengertiannya mengkerucut pada bidang parapsikologi atau parabiologi sehingga terjadi penyederhanaan pemahaman terhadap kekuatan supranatural,  kategori 'natural', artinya tanpa campur tangan pihak lain secara luar biasa, bakat itu sudah ada dan operasional.

Demikian, supranatural adalah segala sesuatu fenomena atau kejadian yang tidak lazim, tidak umum, atau bahkan di anggap di luar batas kemampuan manusia pada umumnya dan juga tidak sesuai dengan hukum alam. Untuk lebih dapat dipahami secara umum. Maka arti dari supranatural itu sendiri adalah tidak berhubungan dengan hal-hal yang nyata, Ajaib, Tidak dapat di jelaskan secara akal sehat, Tidak dapat dijelaskan dengan logika dan hampir biasanya berhubungan dengan hal-hal ghaib.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment