Pengertian Rasional, Rasionalitas, Aksioma, Jenis, dan Contohnya
Rasional dan Rasionalitas |
A. Pengertian Rasional
Rasional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal. Secara etimologis rasional berasal dari bahasa Yunani kuno rasio yang berarti kemampuan kognitif untuk membedakan mana yang benar dan yang salah dari yang ada dan yang sebenarnya. Secara umum rasional adalah bentuk pola pikir di mana seseorang berperilaku dan bertindak sesuai dengan logika dan nalar manusia.
Demikian keputusan rasional bisa memiliki arti tidak hanya beralasan, tetapi juga optimal dalam mencapai tujuan atau memecahkan masalah. Menentukan optimal untuk perilaku rasional membutuhkan formulasi diukur dari masalah, dan membuat beberapa asumsi utama. Ketika tujuan atau masalah melibatkan membuat keputusan, faktor rasionalitas dalam berapa banyak informasi yang tersedia (misalnya lengkap atau pengetahuan yang tidak lengkap).
B. Pengertian Rasionalitas
Rasionalitas merupakan konsep normatif yang mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau tindakan seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak. Rasionalitas melibatkan anggapan yang memungkinkan untuk membuat pilihan-pilihan berdasarkan standar-standar logis yang merupakan penyederhanaan dari kompleksitas dan nilai-nilai.
Rasionalitas Menurut Para Ahli
1. John Dewey, rasional adalah ide-ide yang dijelaskan dalam solusi rasional melalui pembentukan implikasi dari pengumpulan bukti (data), penguatan bukti atas ide, dan kesimpulan melalui testimoni atau percobaan.
2. Max Weber, mencakup teori rasionalitas Max Weber dalam menganalisis gejala modernitas yang terjadi dalam masyarakat Barat. Weber mengatakan ada dua jenis rasionalitas di antaranya,
a. Rasionalitas Tujuan (Zwekrationalitaet), rasionalitas yang mengakibatkan individu atau sekumpulan orang dalam satu tindakan dengan orientasi pada tujuan tindakan, cara mewujudkannya, serta akibat-akibatnya. Keunikan rasionalitas ini yaitu sifatnya yang formal, karena mengutamakan tujuan serta tidak memerdulikan pertimbangan nilai.
b. Rasionalitas Nilai (Wetrationalitaet), rasionalitas yang memperhitungkan nilai-nilai atau berbagai etika yang memperbolehkan atau menyalahkan pemakaian langkah tertentu untuk mewujudkan tujuan. Rasionalitas nilai mengutamakan kesadaran atas nilai-nilai estetika, etis, serta religius
C. Aksioma Pilihan Rasional
1. Kelengkapan (Completness), jika seseorang di hadapkan pada dua situasi, A dan B, maka ia dapat selalu menentukan secara pasti salah satu dari tiga kemungkinan berikut di antaranya,
a. A lebih disukai daripada B
b. B lebih disukai daripada A
c. A dan B keduanya sama-sama disukai.
Diasumsikan seseorang dapat mengambil keputusan secara konsekuen dan mengerti/memahami akibat dari keputusan tersebut, asumsi juga mengarah pada kemungkinan bahwa seseorang lebih menyukai salah satu dari A dan B.
2. Transitivitas (Transitivity), jika bagi seseorang “A lebih disukai daripada B’’ dan “B lebih disukai daripada C’’, maka baginya “A harus lebih disukai daripada C’’. Asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara internal.
3. Kontinuitas (Continuity), jika bagi seseorang “A lebih disukai daripada B’’, maka situasi-situasi yang secara cocok “ mendekati A’’, harus juga lebih disukai daripada B.
Dari aksioma-aksioma dan asumsi tersebut dapat dianalisa bagaimana individu dapat membuat tingkatan dari berbagai situasi pilihan atau secara singkat hal tersebut dinyatakan sebagai utilty (nilai guna).
D. Jenis Rasionalitas
1. Self Interest Rationality (Rasionalitas Kepentingan Pribadi)
Prinsip pertama dalam ilmu ekonomi menurut Edgeworth, bahwa setiap pihak digerakkan hanya oleh (self interest) seorang individu. Hal ini mungkin saja benar pada masa-masa Edgeworth, tapi salah satu pencapaian dari teori utilitas modern adalah pembebasan ilmu ekonomi dari prinsip pertama yang meragukan tersebut. Pengertian kepentingan pribadi di sini tidak harus selalu diartikan dengan penumpukan kekayaan dan harta oleh seseorang. Di mana kepentingan pribadi yang diasumsikan di sini ialah setiap individu akan selalu berupaya mengejar berbagai tujuan dalam hidup ini, dan tidak hanya memperbanyak kekayaan secara moneter.
2. Present Aim Rationality (Rasionalitas Berdasarkan Tujuan yang Ingin Dicapai Saat Ini)
Teori kepuasan modern yang aksiomatis tidak berasumsi bahwa manusia selalu bersikap mementingkan dirinya sendiri. Teori ini berasumsi bahwa manusia selalu menyesuaikan preferensinya sepanjang waktu dengan sejumlah prinsip. Jelasnya dikatakan bahwa preferensi yang diambil haruslah konsisten. Penyesuaian terhadap prinsip ini tanpa harus menjadi hanya mementingkan diri sendiri (Self Interest) sehingga setiap waktu mungkin preferensi individu tersebut dapat berubah sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicapainya.
Pendapat lain mengemukakan jenis rasionalitas di antaranya,
1. Rasionalitas Teoretis (Theoretical rationality), rasionalitas ini muncul pada awal sejarah oleh para penyihir dan pendeta dan kemudian oleh filsuf, hakim dan ilmuwan. Berbeda dengan rasionalitas praktis, rasionalitas teoretis menuntun orang lain untuk melihat realitas sehari-hari dalam upaya memahami dunia sebagai kosmos yang memiliki makna. Rasionalitas teoretis bersifat transversal dan historis.
2. Rasionalitas Praktis (Practical rationality), adalah suatu cara hidup yang melihat dan mengevaluasi berbagai aktivitas duniawi dalam kaitannya dengan kebutuhan individu yang murni pragmatis dan egois. Jenis rasionalitas ini muncul seiring dengan longgarnya ikatan sihir primitif, yang hadir di semua peradaban dan sepanjang sejarah. Oleh karena itu, tidak terbatas pada peradaban Barat modern.
3. Rasionalitas Substantif (Substantive rationality), mirip dengan rasionalitas praktis. Rasionalitas substantif melibatkan penentuan fasilitas untuk mencapai tujuan substantif yang tidak lebih rasional daripada sistem lain. Rasionalitas substansial berada di antara peradaban dan sejarah, selama ada nilai yang berkelanjutan.
E. Contoh Tindakan Rasional
1. Seseorang akan lebih berhati hati pada malam hari
2. Seseorang diberi hadiah karena sudah menolong orang lain
3. Seorang penjahat diadili karena kejahatannya
4. Seseorang tidak mempercayai hal – hal yang belum dilihatnya
5. Seseorang harus menabung agar menjadi orang kaya
6. Orang harus bekerja keras jika ingin menghasilkan uang dan menjadi kaya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment