Pengertian Pendidikan Informal, Ciri, Tujuan, Penyelenggara, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

Table of Contents
Pengertian Pendidikan Informal
Pendidikan Informal

A. Pengertian Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Jalur pendidikan ini diberikan kepada setiap individu sejak lahir dan sepanjang hayatnya, baik melalui keluarga maupun lingkungannya. Jalur pendidikan ini akan menjadi dasar yang akan membentuk kebiasaan, watak, dan perilaku seseorang di masa depan.

Pendidikan informal merupakan sistem pembelajaran non-sekolah yang tidak menggunakan metode pembelajaran tertentu. Jenis pendidikan ini lebih cenderung ke upaya tidak sadar dan biasanya tidak direncanakan sebelumnya. Contoh pendidikan informal adalah pendidikan budi pekerti, nilai agama, moral, etika, sopan santun, dan sebagainya dari lingkungan keluarga.

Berbeda dengan pendidikan formal, pendidikan informal tidak diberikan oleh institusi seperti sekolah atau perguruan tinggi dan tidak diberikan sesuai dengan jadwal dan kurikulum yang ditetapkan, tapi lebih mengarah pada pengalaman dan kehidupan sehari-hari dalam arti keluarga atau makna hidup bermasyarakat.

Pendidikan Informal Menurut Para Ahli
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan informal adalah sebagai jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
2. Axin dalam Suprijanto (2009), Arti pendidikan informal ialah sebagai pendidikan di mana warga belajar tidak sengaja belajar dan pembelajaran tidak sengaja membantu warga belajar.
3. Coombs, Pengertian pendidikan informal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis di luar persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.

B. Ciri Pendidikan Informal

Adapun ciri-ciri pendidikan informal di antaranya,
1. Tidak terdapat persyaratan khusus yang harus dilengkapi.
2. Peserta didik tidak perlu mengikuti ujian tertentu.
3. Proses pendidikan dilakukan oleh keluarga dan lingkungan.
4. Tidak terdapat kurikulum tertentu yang harus dijalankan.
5. Tidak terdapat jenjang dalam proses pendidikannya.
6. Proses pendidikan dilakukan secara terus menerus tanpa mengenal ruang dan waktu
7. Orang tua merupakan guru bagi anak didik.
8. Tidak terdapat manajemen yang jelas dalam proses pembelajaran.

C. Tujuan Pendidikan Informal

Fungsi dan peran utama pendidikan informal adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang.
1. Membantu meningkatkan hasil belajar anak, baik pendidikan formal maupun non formal.
2. Mengontrol dan memotivasi anak agar lebih giat belajar.
3. Membantu pertumbuhan fisik dan mental anak, baik dari dalam keluarga maupun lingkungan.
4. Membentuk kepribadian anak dengan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan perkembangan anak.
5. Memotivasi anak agar mampu mengembangkan potensi atau bakat yang dimilikinya.
6. Membantu anak didik agar lebih mandiri dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.

D. Penyelenggaraan Pendidikan Informal

1. Keluarga merupakan tahapan pertama yang dilalui seorang anak dalam mengarungi pendidikan contohnya seperti pengenalan tentang tuhan, pengenalan yang baik dan mana yang tidak baik.
2. Lingkungan

E. Contoh Pendidikan Informal

Beberapa contoh jalur pendidikan ini di antaranya,
a. Pendidikan budi pekerti
b. Pendidikan agama
c. Pendidikan etika
d. Pendidikan sopan santun
e. Pendidikan moral
f. Sosialisasi dengan lingkungan

F. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Informal

1. Kelebihan
a. Proses belajar lebih natural karena seseorang bisa belajar di mana pun dan kapan pun dari pengalaman sehari-hari.
b. Bebas dari berbagai aturan regulasi dan batasan.
c. Melibatkan kegiatan seperti penelitian individu dan pribadi tentang topik yang menarik bagi diri mereka sendiri dengan memanfaatkan buku, perpustakaan, media sosial, internet atau mendapatkan bantuan dari pelatih informal.
d. Pendidikan informal memanfaatkan berbagai teknik.
e. Tidak ada rentang waktu tertentu.
f. Proses pembelajaran yang lebih murah dan hemat waktu.
g. Tidak perlu mempekerjakan ahli karena sebagian besar profesional mungkin bersedia berbagi pengetahuan berharga mereka dengan peserta didik atau publik misalnya melalui media sosial dan internet.
h. Peserta didik dapat mengambil informasi yang diperlukan dari buku, TV, radio atau percakapan dengan teman/anggota keluarga mereka.

2. Kekurangan
a. Informasi yang diperoleh dari internet, media sosial, TV, radio, atau percakapan dengan teman / anggota keluarga dapat menyebabkan disinformasi atau kesalahpahaman.
b. Teknik yang digunakan bisa jadi tidak sesuai.
c. Tidak ada jadwal/rentang waktu yang tepat.
d. Hasil tak terduga yang hanya membuang-buang waktu.
e. Rasa percaya diri dalam diri peserta didik kurang.
f. Tidak adanya disiplin, sikap dan kebiasaan baik.
g. Sumber terpercaya untuk mendapatkan pengetahuan tidak ada. Seseorang mungkin bisa termakan oleh jenis informasi yang menyesatkan.
h. Tidak adanya pelatih profesional dapat menyebabkan praktik pembelajaran yang tidak efisien.
i. Hal-hal tertentu yang dipelajari di sekolah seperti kedisiplinan, interaksi sosial dan ketrampilan komunikasi tidak tersedia dalam suasana pengajaran informal.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment