Pengertian Komunikasi Efektif, Ciri, Fungsi, dan Hambatannya

Table of Contents
Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif

A. Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada pihak penerima pesan. Perubahan sikap ini biasanya terlihat pada proses maupun masa pasca komunikasi. Dengannya, Pengukuran efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan; menyampaikan informasi, memengaruhi, mengajak, membujuk, atau menghibur.

Komunikasi yang efektif biasanya memiliki tujuan untuk memudahkan orang lain dalam memahami pesan yang disampaikan oleh seorang pemberi pesan (komunikator). Selain itu, komunikasi yang efektif juga bertujuan supaya informasi yang disampaikan dapat menimbulkan feedback dari si penerima pesan (komunikan). Dengan demikian, maka proses komunikasi yang efektif haruslah dilakukan dengan menggunakan bahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang lain.

Komunikasi Efektif Menurut Para Ahli
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp, komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi. Komunikasi yang efektif hanya dapat terjadi jika komunikator dan komunikan memiliki persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila di antaranya,
1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

B. Ciri Komunikasi Efektif

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (2005:23-28) komunikasi yang efektif mencakup lima hal berikut di antaranya,
1. Pemahaman, artinya penerimaan secara cermat atas rangsangan yang diberikan oleh komunikator. Komunikasi dikatakan efektif ketika komunikan mampu memahami seluruh isi pesan yang disampaikan oleh komunikator.
2. Kesenangan, komunikasi tidak hanya ditujukan untuk menyampaikan informasi dan memberikan pemahaman, akan tetapi juga untuk menimbulkan kesenangan. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan dengan perasaan komunikan
3. Memengaruhi Sikap, manusia melakukan komunikasi memiliki berbagai macam tujuan, salah satunya untuk mempengaruhi orang lain, yaitu dengan menggunakan komunikasi persuasi. Media massa kini mampu mengendalikan emosi atau perasaan khalayak, serta mempengaruhi sikap. Komunikasi media --seperti berita dan iklan-- merupakan komunikasi efektif.
4. Hubungan Sosial yang Baik, komunikasi ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Adanya hubungan saling percaya antara komunikator dan komunikan, akan mempengaruhi keefektifan komunikasi.
5. Tindakan, efektivitas komunikasi diukur dari tindakan nyata yang dilakukan oleh komunikan pasca menerima pesan. Hal tersebut merupakan indikator efektivitas yang paling penting, karena untuk menimbulkan tindakan, komunikator terlebih dahulu harus berhasil menanamkan pengertian, memberikan pemahaman, mempengaruhi emosi atau perasaan dan menumbuhkan sikap yang baik.

Ciri Komunikasi Efektif juga tergambar dalam formula penulisan naskah iklan AIDCA di antaranya,
1. Attention (Perhatian)
2. Interest (Ketertarikan)
3. Desire (Hasrat)
4. Conviction (Keyakinan)
5. Action (Tindakan)

Komunikasi efektif --termasuk iklan efektif-- adalah komunikasi yang mampu menarik perhatian, membangkitkan hasrat atau minat, keyakinan atau rasa percaya, dan berakhir dengan tindakan (membeli produk atau menggunakan jasa).

American Management Association (AMA) menetapkan komunikasi efektif berdasarkan 10 poin berikut di antaranya,
1. Ide yang jelas tentang topik dan penerima komunikasi.
2. Penentuan tujuan.
3. Memahami lingkungan komunikasi.
4. Merencanakan komunikasi dengan berkonsultasi dengan orang lain.
5. Pertimbangkan isi pesan.
6. Agar penerima mengetahui tentang nilai komunikasi.
7. Harus ada umpan balik dari penerima.
8. Untuk menentukan dengan tepat apakah pesan komunikasi itu penting untuk jangka pendek atau jangka panjang.
9. Semua tindakan harus sesuai dengan komunikasi.
10. Mendengarkan dengan baik.

C. Fungsi Komunikasi Efektif

1. Fungsi Informasi, untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi Ekspresi, sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa yang dipahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi Kontrol, menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi Sosial, untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi Ekonomi, untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
 

D. Hambatan Komunikasi Efektif

Di dalam komunikasi  selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif di antaranya,
1. Status effect, adanya perbedaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apa pun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic problems, faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).
3. Perceptual distorsion, perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural differences, hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku.
5. Physical distractions, hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels, adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telepon yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No feed back, hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respons dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Misalnya seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respons dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment