Pengertian Totaliterisme, Totalitarianisme, karakteristik, Konsep, dan Bentuknya

Table of Contents
Pengertian Totaliterisme atau Totalitarianisme
Totalitarianisme

A. Pengertian Totaliterisme, Totalitarianisme

Totaliterisme atau totalitarianisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah paham yang dianut oleh pemerintahan totaliter dan praktik-praktik yang dilaksanakan. Totalitarianisme pertama kali dikembangkan pada era 1920an oleh ahli hukum Republik Weimar dan kemudian cendekia Partai Nazi Carl Schmitt dan secara bersamaan oleh kelompok fasis di Italia.

Seorang fasis Italia, Benito Mussolini menyatakan: "Segalanya di dalam negara, tiada yang keluar dari negara, tiada yang melawan negara." Schmitt menggunakan istilah Totalstaat dalam karyanya The Concept of the Political di tahun 1927, yang membahas dasar hukum dari suatu negara adikuasa. Istilah ini menjadi sering digunakan dalam diskursus politik antikomunis Barat sepanjang era Perang Dingin sebagai alat untuk mengubah arah gerakan antifasisme yang muncul sebelum Perang Dunia II menjadi gerakan antikomunisme pascaperang.

Sebagai lawan dari sistem demokrasi, sistem totalitarian adalah bentuk pemerintahan dari suatu negara yang bukan hanya selalu berusaha menguasai segala aspek ekonomi dan politik masyarakat, tetapi juga selalu berusaha menentukan nilai-nilai 'baik' dan 'buruk' dari perilaku, kepercayaan dan paham dari masyarakat. Sebagai akibatnya, tak ada lagi batas pemisah antara hak dan kewajiban oleh negara dan oleh masyarakat.

Di dalam sistem totalitarian, bukan negara yang melayani masyarakat, tetapi sebaliknya sebanyak mungkin anggota masyarakat, khususnya mereka yang bekerja di lembaga-lembaga pemerintah, diwajibkan melaksanakan berbagai tugas untuk membantu penguasa membangun negara ke arah bentuk ideal. Misalnya diwajibkan menjadi anggota satu-satunya partai politik atau satu-satunya serikat buruh bentukan pemerintah. Apabila nilai-nilai komunis (atau nilai-nilai suatu agama) dianggap oleh penguasa sebagai bentuk ideal, maka nilai tersebut akan didoktrinkan ke dalam pola pikir masyarakat.

Totalitarianism atau totalitarianisme adalah sistem politik di mana satu orang atau partai menjalankan kontrol politik absolut atas penduduk. Ini adalah suatu bentuk pemerintahan di mana aturan hukum dan hak-hak individu berada di bawah badan negara. Negara mengontrol atau memiliki wewenang yang melebihi semua aspek kehidupan ekonomi dan sipil. Fasisme adalah bentuk lain dari totaliterisme.

Totaliterisme sering dianggap sebagai bentuk otoritarianisme yang paling ekstrem dan paling paripurna. Di negara yang totaliter, kekuasaan secara politik sering kali dipegang oleh seorang autokrat yang menjalankan kampanye di semua lini, di mana propaganda disiarkan oleh media massa yang dikendalikan negara.

Rezim yang totaliter sering kali ditandai dengan represi politik yang kuat, tiadanya demokrasi, pengagungan terhadap suatu individu secara meluas dan mengakar, kendali absolut atas ekonomi negara, penyensoran yang masif, pengintaian massal terhadap kehidupan pribadi dan publik warganya, terbatasnya kebebasan bergerak (termasuk hak untuk meninggalkan negara), dan penggunaan metode terorisme sebagai alat negara untuk mengendalikan warganya.

Aspek lainnya meliputi penggunaan kamp konsentrasi, polisi rahasia yang represif, persekusi atau larangan terhadap kebebasan beragama atau berlakunya ateisme negara, pemberlakuan hukuman mati, proses pemilu yang curang atau disandiwara (jika pemilu di negara tersebut ada), potensi kepemilikan senjata pemusnah massal, dan potensi adanya pembunuhan massal atau genosida yang dilakukan negara.

Rezim totalitarianisme berbeda dengan bentuk rezim otoriter lainnya. Rezim otoriter ditandai dengan pemegang kuasa tunggal, biasanya seorang diktator, suatu komite, junta militer, atau sekelompok elite politik, yang memonopoli kuasa politik. Dalam hal ini, "negara yang otoriter hanya peduli dengan kekuasaan politik dan selama kuasa itu tidak dipertanyakan, rezim otoriter akan memberikan masyarakatnya kebebasan di tingkat tertentu."

Radu Cinpoes menulis otoritarianisme "tidak mencoba mengubah dunia dan sifat manusia". Sebaliknya, Beberapa pemerintahan totaliter mungkin akan merincikan suatu ideologi baru, di mana "ideologi resmi" tersebut masuk "hingga ke akar-akar struktur sosial dan pemerintahan totaliter juga mendambakan untuk mengendalikan penuh pikiran dan tindakan warganya." Rezim juga akan menggerakkan seluruh populasi demi mencapai tujuannya.

Totalitarianisme Menurut Para Ahli
1. Robert Conquest, negara totaliter sebagai suatu negara yang mengakui kekuasaan yang tidak terbatas dalam setiap lingkup publik maupun pribadi dan memperlebar kuasa tersebut selebar mungkin selama dapat dilakukan.
2. Richard Pipes, rezim totaliter mencoba untuk mengendalikan hampir semua aspek kehidupan sosial, termasuk ekonomi, pendidikan, seni, sains, kehidupan pribadi dan moral dari warganya.
3. Carl Joachim Friedrich, ideologi totalis, suatu partai yang diperkuat dengan polisi rahasia, dan kontrol monopoli terhadap masyarakat industrial adalah tiga ciri-ciri rezim totaliter yang membedakannya dengan bentuk otokrasi lainnya.

B. Karakteristik Totalitarianisme

Berbagai bentuk sistem totalitarian dalam suatu pemerintahan berpijak pada ideologi-ideologi yang berbeda. Walaupun demikian, semuanya memiliki ciri-ciri bersama. Dua ciri utama totalitarian yang terpenting adalah adanya ideologi yang disebarkan dan dimasukkan ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat dan keberadaan partai politik tunggal agar seluruh komponen masyarakat bisa dimobilisir melalui partai tunggal tersebut.

C. Konsep Totalitarianisme

Dengan kemajuan teknologi (misalnya teknologi internet), perwujudan suatu pemerintah totalitarian modern mungkin berbeda dan lebih tersamar. Misalnya totalitarian pada masa sekarang tidak lagi tergantung pada keberadaan secara fisik aparat rahasia atau aparat militer yang langsung melakukan operasi pengontrolan dan pemaksaan nilai-nilai, tetapi lebih tergantung pada teknologi.

D. Bentuk Totalitarianisme

1. Totaliterisme komunis, di mana pendukung mencapai sosialisme melalui kediktatoran totaliter.
2. Totaliterisme teokratis, di mana kekuatan politik dimonopoli oleh partai, kelompok, atau individu yang memerintah sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
3. Totaliterisme suku, di mana partai politik yang mewakili kepentingan suku tertentu memonopoli kekuasaan.
4. Totaliterisme sayap kanan, di mana kebebasan ekonomi individu diperbolehkan tetapi kebebasan politik individu dibatasi dengan keyakinan bahwa itu dapat mengarah pada komunisme.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment