Pengertian Ras Melanesoid, Sejarah, Ciri, Budaya, Ras Melanesoid di Indonesia
Ras Melanesoid |
A. Pengertian Ras Melanesoid
Ras dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik; rumpun bangsa. Sementara istilah melanesoid berasal dari bahasa Yunani melano yang artinya hitam dan soid yang artinya penampilan. Ras melanesoid merupakan kelompok atau golongan manusia yang berpenampilan hitam.
Ras melanesoid merupakan sub ras dari ras negroid. Di mana ras negroid ini terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya African Negroid, Melanesian (melanesoid), dan Australoid. Selain ketiga ras tersebut, terdapat pula beberapa sub-ras negroid lainnya seperti Khoikhoi dan Negrito namun persebaran dan jumlahnya tidak sesignifikan ketiga sub-ras negroid tersebut.
B. Sejarah Ras Melanesoid
Orang melanesoid awal mendatangi Papua sekitar 70.000 SM saat zaman es terakhir. Saat suhu saat itu turun sampai di titik terdingin dan air laut membeku. Permukaan air laut tersebut jadi lebih rendah 100 meter, dibandingkan permukaan sekarang yang disebabkan pemanasan global.
Orang melanesoid migrasi dari Asia ke Oseania menuju ke Papua dan kemudian ke Benua Australia. Saat itu, antara Pulau Papua dengan Benua Australia masih menyatu. Penyebaran ras melanesoid meliputi Papua (Indonesia) dan disekitarnya seperti Papua Nugini, Bismarck, Solomon, New Caledonia, Vanuatu ataupun Fiji.
Populasi ras ini di Indonesia merupakan yang paling banyak, tepat sekitar 70 persen tinggal di Papua, sedangkan 30 persennya menetap di sekitar Papua dan Papua Nugini, dan pulau-pulau yang berdekatan dengan benua Australia-Oseania yang melingkupi Australia dan Selandia Baru.
C. Ciri Ras Melanesoid
1. Mempunyai kulit yang berwarna hitam
2. Umumnya memiliki rambut keriting berwarna hitam
3. Memiliki bibir yang relatif tebal
4. Postur tubuh yang tegap
5. Hidung melebar dan pesek
6. Memiliki tinggi badan antara 160 cm hingga 170 cm
Selain ciri tubuh, terdapat pula ciri budaya yang bisa ditemukan dalam ras melanesoid, yakni penggunaan kapak genggam dan kapak perimbas, yang sering digunakan dalam aktivitas harian. Sebagaimana namanya, kapak tersebut digunakan untuk memotong ataupun menumbuk makanan dan berburu.
D. Budaya Ras Melanesoid
Ras melanesoid juga memiliki budaya yang sangat kaya seperti ras-ras lain pada umumnya. Terdapat beberapa budaya yang masih bisa ditemukan sampai sekarang di antaranya,
1. Penduduk Daerah Pantai
Terdapat banyak ras melanesoid yang tinggal di daerah pesisir dan juga di daerah-daerah pantai. Untuk penduduk dari ras ini yang tinggal di daerah pantai, umumnya mereka tinggal di rumah panggung ataupun rumah tiang (stilts) yang berada di atas air laut/sungai. Mata pencaharian mereka juga tidak jauh dari menokok sagu, yang menjadi makanan pokok mereka serta menjadi nelayan tangkap ikan yang melaut ataupun mendapatkan tangkapan dari sungai.
2. Pesta Cari Jodoh
Terdapat pesta khusus yang sering digunakan untuk mencari jodoh antar individu dari ras ini, yang disebut sebagai pesta adat emaida. Dalam pesta adat tersebut, masyarakat desa mengundang pemuda yang ingin menikahi wanita yang telah memiliki suami. Umumnya pesta adat milik ras melanesoid dilakukan antar dua desa atau kampung yang saling berdekatan atau tergolong tetangga. Waktunya bisa kapan saja dan tidak terbatas di satu tempat, sebab pesta cari jodoh ini ditemukan hampir di semua tempat yang ditinggali oleh suku-suku ras melanesoid.
3. Penduduk Daerah Pedalaman
Untuk mereka yang tinggal di daerah pedalaman, mereka biasanya hidup di dekat mata air, seperti lembah gunung, kaki gunung, serta sungai dan daerah rawa maupun danau. Hal ini terjadi karena keberadaan air sangat penting untuk menunjang keberlanjutan hidup manusia dan di daerah pedalaman, terkadang air susah untuk didapatkan. Mata pencaharian yang mereka miliki adalah berburu hewan, serta mengumpulkan hasil hutan berupa umbi dan buah-buahan.
4. Penduduk Daerah Pegunungan
Terdapat ras melanesoid yang juga tinggal di daerah pegunungan Papua, mereka tinggal di gunung yang berhutan lebat dan biasanya hidup dalam suku-suku. Umumnya mata pencaharian yang mereka lakukan adalah beternak dan berkebun dengan cara yang masih sederhana. Mereka belum banyak memanfaatkan teknologi canggih dalam berkebun dan bertani seperti terasering.
5. Pesta Adat Yuwo
Selain pesta cari jodoh, terdapat pesta adat lain yang juga sering dilakukan oleh ras ini, yakni pesta adat Yuwo. Pesta adat ini dilakukan oleh orang yang dianggap kaya secara sosial dan bertujuan untuk memamerkan kekayaan yang dimiliki. Pesta adat yang dilakukan tidak jauh dari makan besar, seperti memotong babi atau ekina. Beberapa suku memiliki cara yang lebih ekstrem dengan membakar atau membuang harta yang dimiliki untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan kaya.
6. Pesta Adat Yibu
Pesta adat selanjutnya yang masih sering dilakukan adalah pesta adat Yibu, di mana ia dilakukan untuk satu lingkup keluarga saja. Pesta adat ini merupakan pesta adat insidental untuk merayakan ulang tahun, anak yang baru lahir, pernikahan, serta kematian seseorang. Umumnya pesta adat ini dilakukan hanya untuk keluarga dekat, atau keluarga besar jika mereka tinggal dalam lingkup yang berdekatan. Pesta adat ini dilakukan di rumah sendiri atau di rumah adat yang dimiliki ras melanesoid secara komunal.
E. Ras Melanesoid di Indonesia
Di Indonesia ras melanesoid ini terbagi dalam beberapa suku yang tinggal dalam daerah atau pulau tertentu di antaranya,
1. Suku Huli, suku ini merupakan suku yang terkenal karena memiliki kebudayaan untuk mengecat wajah. Warna yang sering digunakan adalah warna alam yang dibuat dari bahan alami, yakni merah, putih, dan juga kuning. Suku ini juga menggunakan rambut palsu yang berfungsi untuk merubah penampilan.
2. Suku Muyu, suku Muyu kebanyakan mendiami Kabupaten Boven Digoel, yang mendapatkan namanya karena mereka tinggal di dekat Sungai Muyu. Lokasi sungai tersebut berada di sebelah timur laut Merauke, dan sampai sekarang beberapa anggota suku ini masih bisa ditemukan di sana.
3. Suku Korowai, suku Korowai yang tinggal di daerah dataran rendah. Umumnya mereka hidup berkelompok di sebelah selatan pegunungan Jayawijaya di ketinggian rendah sampai sedang. Kenampakan alam di sana berupa hutan, lahan basah, rawa, dan mangrove.
4. Suku Dani, di Kabupaten Jayawijaya juga terdapat suku yang juga memiliki asal-usul dari ras melanesoid, yakni suku Dani. Mereka tinggal di lembah Baliem, dan terkenal karena ciri khas mereka untuk memakai koteka, yang digunakan untuk menutupi kemaluan para pria dewasa di sana.
5. Suku Asmat, suku yang sekarang banyak mendiami dataran Papua adalah suku Asmat, yang terkenal karena memiliki seni ukur yang artistik. Seni ukir ini menjadi ciri khas suku Asmat, sampai sekarang seni ukir mereka masih bisa ditemukan di beberapa tempat, terutama dalam perkakas rumah tangga.
6. Suku Amungme, suku Amungme adalah salah satu suku Papua yang masih hidup secara nomaden dan berpindah-pindah tempat tinggalnya. Suku ini masih memiliki pola hidup layaknya manusia-manusia purba pada umumnya yaitu berburu dan meramu. Selain itu, mereka juga kerap berpindah-pindah tempat tinggal, mengikuti ketersediaan hewan buruan dan buah-buahan yang dapat dipetik.
Dari berbagai sumber
Post a Comment