Pengertian Paranoid, Gejala, dan Faktor Penyebabnya
Paranoid |
A. Pengertian Paranoid
Paranoid dari bahasa Yunani Kuno paranoia adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Pengidap kepribadian paranoid akan memiliki rasa curiga dan tidak percaya yang tak ada hentinya terhadap orang lain. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres.
Penderita kondisi ini umumnya mengalami kesulitan memahami dan berhubungan dengan situasi tertentu dan orang lain. Tanda-tanda lain dari kondisi ini termasuk keengganan untuk bercerita pada orang lain, menyimpan dendam, dan meyakini bahwa semua orang atau peristiwa selalu “mengancam” atau “merendahkan” dirinya.
Karena pola pikir dan perilaku tersebut, penderita gangguan ini sering mudah marah dan tidak bersahabat dengan orang lain. Hal ini menyebabkan penderita sulit menjalani kegiatan sosial, kerja, dan sekolah dengan normal. Gangguan ini dapat berkembang menjadi delusi jika pemikiran dan keyakinan yang tidak rasional tersebut dipertahankan secara terus menerus.
Pada akhirnya, tidak ada yang dapat meyakinkan orang tersebut bahwa apa yang mereka pikirkan atau rasakan tidaklah benar. Gangguan kepribadian ini dapat mengenai pasien pada usia berapa saja. Namun, tanda-tanda dan gejalanya paling umum dimulai pada masa kecil atau remaja. Paranoid adalah kondisi yang dapat diatasi dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada di dalam diri penderita.
B. Gejala Paranoid
Paranoid ditandai proses pikiran yang terganggu yang cirinya berupa kecemasan atau ketakutan yang berlebihan secara tidak rasional dan timbul delusi. Pemikiran paranoid biasanya disertai anggapan akan dianiaya oleh sesuatu yang mengancamnya. Berikut gejala yang umum dari gangguan kepribadian paranoid di antaranya,
1. Kekhawatiran bahwa orang lain memiliki motif tersembunyi
2. Ekspektasi bahwa mereka akan dieksploitasi (digunakan) oleh orang lain
3. Meragukan komitmen, kesetiaan, atau kepercayaan orang lain, yakin bahwa orang lain menggunakan atau menipu mereka
4. Enggan untuk bercerita pada orang lain atau mengungkapkan informasi pribadi dikarenakan oleh rasa takut bahwa informasi tersebut akan digunakan untuk melawan mereka
5. Tidak dapat memaafkan dan menyimpan dendam
6. Hipersensitif dan menerima kritikan dengan dampak negatif
7. Tidak mampu untuk bekerja dengan orang lain
8. Membaca makna tersembunyi dari pernyataan sederhana atau pandangan biasa dari orang lain
9. Menangkap adanya serangan pada karakter mereka yang tidak tampak bagi orang lain. Mereka umumnya bereaksi dengan kemarahan dan cepat untuk membalas
10. Memiliki kecurigaan yang berulang dan tanpa alasan bahwa pasangan atau kekasih mereka tidak setia
11. Terisolasi secara sosial
12. Umumnya, bersikap dingin dan jauh dalam hubungan dengan orang lain dan mungkin menjadi tukang atur dan pencemburu
13. Tidak merasakan kelekatan; dan
14. Tidak bersahabat, keras kepala, dan argumentatif
C. Penyebab Paranoid
Gangguan mental ini disebabkan oleh tanggapan terhadap pertahanan psikologis (mekanisme pertahanan diri) yang berlebihan terhadap berbagai stres atau konflik terhadap egonya dan biasanya sudah terbentuk sejak usia muda. Namun, penyebab utama gangguan kepribadian paranoid muncul belum diketahui secara pasti, tetapi perkiraan faktor genetik mempunyai peran terhadap kemunculan akan gangguan kepribadian tersebut.
Selain itu, pengalaman masa kanak-kanak yang kurang menyenangkan juga bisa menjadi penyebab munculnya gangguan kepribadian paranoid, seperti keluarga yang mendidik anak-anaknya dengan ancaman. Perilaku orang tua dengan kesehariannya yang kasar, berantakan, dan merendahkan diri anak-anaknya, juga berperan dalam memengaruhi pembentukan karakteristik gangguan kepribadian ini pada anak di masa mendatang.
1. Faktor biologis, kondisi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan karena tidak ada gen atau DNA tertentu yang dapat menyebabkan gangguan paranoia. Namun, para ahli meyakini bahwa sejumlah orang terlahir dengan kondisi neurokimia tertentu di dalam tubuhnya, sehingga mereka lebih rentan mengalami gangguan ini.
2. Faktor lingkungan
a. Malnutrisi sejak di dalam kandungan
b. Infeksi yang diturunkan dari ibu saat di dalam kandungan
c. Kehilangan orang terdekat, seperti orang tua
d. Masa kecil hidup dalam kemiskinan
e. Mengalami kekerasan fisik, emosional, atau seksual
f. Pengabaian atau penelantaran emosional
g. Trauma
h. Konsumsi obat-obatan terlarang (ganja, amfetamin, atau halusinogen)
Dari berbagai sumber
Post a Comment