Pengertian Kerabat, Kekerabatan, Hubungan Kekerabatan dan Jenisnya
Kerabat |
A. Pengertian Kerabat, Kekerabatan, Hubungan Kekerabatan
Kerabat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah yang dekat (pertalian keluarga); sedarah sedaging; keluarga; sanak saudara. Sementara kekerabatan dalam KBBI adalah perihal berkerabat. Kekerabatan adalah yang paling universal dan mendasar dari semua hubungan manusia dan didasarkan pada ikatan darah, pernikahan, atau adopsi.
Kemudian hubungan kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis, sosial, maupun budaya. Dalam antropologi, sistem kekerabatan termasuk keturunan dan pernikahan, sementara dalam biologi istilah ini termasuk keturunan dan perkawinan.
Hubungan kekerabatan manusia melalui pernikahan umum disebut sebagai "hubungan dekat" ketimbang "keturunan" (juga disebut "konsanguitas"), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di antara orang-orang yang satu moyang. Hubungan kekeluargaan sebagaimana genealogi budaya dapat ditarik kembali pada Tuhan (mitologi, agama), hewan yang berada dalam daerah atau fenomena alam (seperti pada kisah penciptaan).
Hubungan kekerabatan adalah salah satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan silsilah. Hubungan keluarga dapat dihadirkan secara nyata (ibu, saudara, kakek) atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan. Sebuah hubungan dapat memiliki syarat relatif (misalnya ayah adalah seseorang yang memiliki anak), atau mewakili secara absolut (misalnya perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita tanpa anak).
Tingkatan kekerabatan tidak identik dengan pewarisan maupun suksesi legal. Banyak kode etik yang menganggap bahwa ikatan kekerabatan menciptakan kewajiban di antara orang-orang terkait yang lebih kuat daripada di antara orang asing, seperti bakti anak.
B. Jenis Kekerabatan
1. Kerabat, merupakan kekerabatan ini didasarkan pada darah atau kelahiran. Hubungan antara orang tua dan anak serta saudara kandung. Kekerabatan yang paling dasar dan universal. Dikenal sebagai kekerabatan primer, ini melibatkan orang-orang yang berhubungan langsung.
2. Affinal, merupakan kekeluargaan yang berdasarkan pernikahan. Hubungan suami istri juga dianggap sebagai bentuk dasar kekerabatan.
3. Sosial, Schneider berpendapat bahwa tidak semua kekerabatan berasal dari darah (kekerabatan) atau pernikahan (afinal). Ada juga kekerabatan sosial, di mana individu yang tidak terhubung sejak lahir atau menikah mungkin masih memiliki ikatan kekerabatan, katanya. Dengan definisi ini, dua orang yang tinggal dalam komunitas yang berbeda dapat berbagi ikatan kekerabatan melalui afiliasi keagamaan atau kelompok sosial, seperti Kiwanis atau klub layanan Rotary, atau dalam masyarakat pedesaan atau kesukuan yang ditandai oleh ikatan erat di antara para anggotanya.
Perbedaan utama antara hubungan kekerabatan atau afinal dan sosial adalah bahwa yang terakhir melibatkan "kemampuan untuk memutuskan hubungan secara mutlak" tanpa bantuan hukum, Schneider menyatakan dalam bukunya tahun 1984, " Kritik Studi tentang Kekerabatan ."
C. Jenis Hubungan Kekerabatan
Secara garis besar, hubungan kekerabatan dibagi menjadi tiga di antaranya,
1. Sistem Kekerabatan Parental/Bilateral, sistem ini menarik garis keturunan dari pihak ayah dan ibu. Anak menghubungkan diri dengan kedua orang tuanya dan juga kerabat ayah-ibunya secara bilateral. Contoh suku yang menggunakan sistem ini di antaranya Jawa, Sunda, Madura, dan Bugis.
2. Sistem Kekerabatan Patrilineal, sistem ini menarik garis kekerabatan dari pihak ayah. Sistem ini menghubungkan anak dengan kerabat ayah berdasarkan garis keturunan laki-laki secara uniteral. Dalam masyarakat patrilineal keturunan dari pihak bapak dinilai memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan terhormat. Contoh suku yang menggunakan sistem ini di antaranya Batak, Bali, Ambon, dan Asmat.
3. Sistem Kekerabatan Matrilineal, sistem ini menarik garis kekerabatan dari pihak ibu. Sistem ini menghubungkan anak dengan kerabat ibu berdasarkan garis keturunan perempuan secara uniteral. Dalam masyarakat matrilineal, keturunan garis ibu sangat penting, sehingga menimbulkan hubungan kekeluargaan yang lebih rapat dan meresap di antara warganya yang seketurunan garis ibu. Menimbulkan konsekuensi yang lebih besar daripada garis keturunan bapak, misalnya dalam hal pembagian warisan. Contoh suku yang menggunakan sistem ini adalah suku Minangkabau.
Dari berbagai sumber
Post a Comment