Pengertian Kasta Waisya dan Teori Waisya
Kasta Waisya dan Teori Waisya |
A. Pengertian Kasta Waisya
Kasta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah golongan (tingkat atau derajat) manusia dalam masyarakat beragama Hindu. Kasta dibagi menjadi beberapa tingkatan di antaranya brahmana, ksatria, waisya, sudra, dan paria. Sementara waisya dalam KBBI adalah kasta ketiga dalam agama Hindu, yaitu golongan pedagang, petani, serta tukang.
Waisya, bersama-sama dengan brahmana dan kesatria, mereka disebut tri wangsa, tiga kelompok golongan karya atau profesi yang menjadi pilar penciptaan kemakmuran masyarakat. Bakat dasar golongan waisya adalah penuh perhitungan, tekun, terampil, hemat, cermat, kemampuan pengelolaan aset (kepemilikan) sehingga kaum waisya hampir identik dengan kaum pedagang atau pebisnis.
Kaum waisya adalah kelompok yang mendapat tanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan ekonomi dan bisnis agar terjadi proses distribusi dan redistribusi pendapatan dan penghasilan, sehingga kemakmuran masyarakat, negara dan kemanusiaan tercapai.
B. Teori Waisya
Teori Waisya adalah salah satu teori yang menyatakan atau berpendapat tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya negaranya.
Menurut N.J. Krom, kaum pedagang merupakan golongan yang terbesar yang datang ke Indonesia. Mereka pada umumnya menetap di Indonesia dan kemudian memegang peranan penting dalam proses penyebaran kebudayaan India melalui penguasa-penguasa Indonesia.
N.J. Krom mengungkapkan adanya perkawinan antara para pedagang tersebut dengan wanita Indonesia. Perkawinan tersebut dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam teori ini. G. Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan.
C. Kelebihan dan Kelemahan Teori Waisya
1. Kelebihan Teori Waisya
Salah satu kelebihan teori waisya sudah disebutkan di atas, adanya interaksi antara pedagang dari India maupun Arab dengan penduduk/masyarakat dalam transaksi jual beli yang dilakukan. Interaksi tersebut merupakan fakta yang tidak dapat dibantah. Karena keberadaan pedagang-pedagang tersebut sudah dibuktikan, contohnya pada masa kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera yang memiliki letak strategis sebagai jalur perdagangan para pedagang asing.
2. Kelemahan Teori Waisya
Teori waisya juga memiliki kelemahan, yaitu golongan pedagang (waisya) tidak bisa menguasai huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh kaum brahmana (golongan kelas pertama agama Hindu). Sementara banyak peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan Hindu berupa prasasti yang memuat huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Kebenaran teori waisya ini diragukan, alasannya jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, pusat-pusat kebudayaan seharusnya hanya ada di wilayah perdagangan, seperti pelabuhan atau pusat kota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruh kebudayaan Hindu ini banyak terdapat di wilayah pedalaman, seperti dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di pedalaman Pulau Jawa.
Dari berbagai sumber
Download
Post a Comment