Pengertian Harapan hidup, Angka Harapan Hidup, dan Faktor yang Mempengaruhinya

Table of Contents
Pengertian Harapan hidup
Harapan hidup

A. Pengertian Harapan hidup, Angka Harapan Hidup

Harapan hidup dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemungkinan tetap hidup; kemungkinan dapat hidup lebih lama. Secara umum harapan hidup (expectation of life) adalah jumlah rata-rata usia yang diperkirakan pada seseorang atas dasar angka kematian pada masa tersebut yang cenderung tidak berubah di masa mendatang.

Harapan hidup saat lahir adalah rata-rata usia yang dapat dicapai bayi tersebut dalam kondisi saat itu. Angka harapan hidup merupakan jumlah diharapkan (dalam arti statistik) tahun kehidupan yang tersisa pada usia yang diberikan. Usia harapan hidup bisa diartikan pula dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup sampai umur tertentu. Harapan hidup dari sekelompok individu bergantung pada perawatan.

B. Faktor yang Memengaruhi Angka Harapan Hidup

Banyak hal yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya angka harapan hidup berdasarkan jumlah bayi lahir dan meninggal dalam periode tertentu. Berikut beberapa faktor di antaranya,
1. Harapan subjektif, keinginan yang dimiliki seseorang terhadap panjang usianya sendiri.
2. Demografi, terdiri dari jenis kelamin, usia, dan kondisi kesehatan. Kondisi kesehatan yang dimaksud adalah catatan seseorang apakah ia pernah terkena salah satu dari penyakit berat, seperti hipertensi, osteoartritis, TBC, asma, diabetes, kanker, depresi, sirosis hati, maupun gagal ginjal.
3. Sosio-ekonomi, termasuk kondisi tempat tinggal, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal (mengontrak atau rumah sendiri), dan asuransi.
4. Gaya hidup, misalnya merokok, konsumsi alkohol, atau rutin berolahraga atau tidak.
5. Psikososial, menggambarkan kondisi mental seseorang, apakah ia merasa depresi, seberapa sering ia memiliki quality time, dan lain-lain.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment