Pengertian Emosi, Karakteristik, Faktor, Macam, Ekspresi, dan Teori

Table of Contents
Pengertian Emosi
Emosi

A. Pengertian Emosi

Emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Prancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'.

Secara umum, emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati.

Emosi merupakan suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi diartikan sebagai impuls yang muncul akibat dari suatu rangsangan dari dalam maupun dari luar. Emosi bermacam macam, seperti emosi sedih, emosi marah, emosi bahagia, dan bentuk emosi lainnya.

Emosi Menurut Para Ahli
1. Prez (1999), emosi adalah suatu reaksi tubuh dalam menghadapi sesuatu. Sifat dan intensitas emosi terkait erat dengan aktivitas kognitif sebagai hasil dari persepsi terhadap situasi.
2. Hathersall (1985), emosi adalah kondisi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat diungkapkan atau dilihat dari reaksi wajah atau tubuh.
3. Keleinginan dan Keleinginna (1981), emosi adalah kondisi yang berhubungan dengan tujuan tingkah laku. Emosi diartikan sebagai perasaan, misalnya pengalaman afektif, kenikmatan, marah, bahagia, takut, sedih.
4. William James, emosi yaitu kondisi budi rohani yang menampakkan diri dengan suatu perubahan yang jelas.
5. Daniel Goleman, emosi ialah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dari serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
6. Chaplin, emosi menurutnya ialah suatu keadaan yang terangsang dari organisme yang mencakup perubahan-perubahan yang disadari yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku tersebut.
7. Soergada Poerbakawatja, emosi ialah respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap perasaan-perasaan eksternal maupun internal.
8. George Miller, emosi adalah pengalaman seseorang tentang perasaan yang kuat, dan biasanya diiringi dengan perubahan-perubahan fisik dalam peredaran darah dan pernapasan, biasanya juga dibarengi dengan tindakan-tindakan pemaksaan.
9. Dr. Muhammad Najaati, emosi adalah kekacauan hebat yang meliputi segala aspek individu, dan berpengaruh terhadap perilakunya, perasaannya, dan fungsi vitalnya. Emosi berasal dari faktor psikologis seseorang.
10. Angels, emosi adalah kondisi perasaan yang kompleks, yang diiringi dengan beberapa gerakan atau aktivitas kelenjar. Atau, perilaku yang kompleks yang didominasi oleh aktivitas lambung atau organ-organ intrinsik.

B. Karakteristik Emosi

1. Emosi berasal dari proses bio-evolusi,
2. Emosi biasanya tanggap terhadap rangsangan ekologis yang berlaku, tetapi emosi mungkin dipengaruhi oleh temperamen / kepribadian, evolusi budaya, dan proses epigenetik lainnya;
3. Emosi biasanya diaktifkan oleh sebuah proses persepsi yang sederhana (misalnya, melihat ular di jalan anda) yang tidak memerlukan penilaian yang kompleks atau kognisi orde tinggi, dan mereka sering beroperasi dengan pesat dan lebih atau kurang secara otomatis;
4. Perasaan yang unik / komponen motivasi adalah fase dari proses neurobiologis evolusi berasal (ch. Langer, 1967/1982);
5. Setiap emosi urutan pertama memiliki fungsi regulasi yang unik yang memodulasi kognisi dan tindakan;
6. Berbeda dengan afektif siklus atau proses seperti lapar, haus, dan gairah seksual, emosi menyediakan sumber terus-menerus motivasi dan informasi yang memandu kognisi dan tindakan. (izard, 2011:373).

Menurut Syamsu Yusuf ada tiga ciri-ciri emosi pada manusia di antaranya,
1. Subjektif, emosi lebih cenderung bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi lainnya, misalnya berpikir.
2. Fluktuatif, emosi bisa berubah-ubah dalam waktu tertentu.
3. Berhubungan dengan panca indera, emosi dapat timbul ketika manusia melihat sesuatu terjadi di depan matanya.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, ada empat ciri-ciri emosi di antaranya,
1. Perubahan fisik manusia, emosi membuat fisik seseorang mengalami perubahan. Misalnya, ketika seseorang merasa ketakutan makan ia akan terlihat pucat.
2. Emosi diungkapkan dengan perilaku, sebagai contoh ketika seseorang sedang marah maka perilakunya cenderung meledak-ledak.
3. Emosi terjadi karena pengalaman yang sifatnya pribadi, misalnya seseorang yang merasa takut terhadap suatu benda karena pernah mengalami pengalaman buruk dengan benda tersebut.
4. Emosi sebagai motif, seseorang bisa melakukan sesuatu karena dipicu oleh emosinya. Misalnya, seseorang melakukan tindakan kekerasan karena marah atau benci.

C. Faktor Penyebab Emosi

Emosi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun secara umum penyebab emosi adalah faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal, faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari diri sendiri, yaitu perasaan seseorang. Perasaan seseorang merupakan faktor pemicu utama timbulnya emosi. Beberapa gangguan emosi dari faktor internal di antaranya,
a. Perasaan tidak mampu atau merasa bodoh.
b. Perasaan kecewa terhadap diri sendiri dan sekitarnya.
c. Perasaan cemas dan tidak percaya diri karena kekurangan dalam diri seseorang.
d. Perasaan sedih karena kurang kasih sayang.
e. Perasaan iri kepada saudara karena diperlakukan kurang adil.
f. Dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari luar di antaranya,
a. Lingkungan keluarga dan sekolah yang terlalu sering menyalahkan seseorang.
b. Perlakuan dari orang sekitar yang memperlakukan seseorang yang sudah dewasa seperti anak kecil.
c. Orang tua dan keluarga yang menentang hubungan percintaan seseorang.
d. Tuntutan yang terlalu banyak kepada seseorang dengan risiko mendapat hukuman jika gagal melaksanakannya.
e. Dan lain sebagainya.

D. Macam Emosi

Emosi dasar digolongkan menjadi empat golongan di antaranya,
1. Emosi senang, adalah gambaran rasa senang yang dialami seseorang. Emosi senang ini terdiri dari bermacam-macam bentuk, misalnya bahagia, riang, gembira, dan cinta.
2. Emosi sedih, adalah gambaran rasa tidak senang yang dialami seseorang. Emosi ini juga banyak macamnya seperti duka, kecewa, hampa, dan malu.
3. Emosi takut, artinya gambaran rasa tidak senang yang dialami oleh seseorang, baik terhadap objek dari luar diri maupun dalam diri orang tersebut.
4. Emosi marah, merupakan gambaran perasaan terhadap suatu objek seperti peristiwa, perilaku orang, hubungan sosial, dan keadaan lingkungan.

Watson (Sobur, 2003:428) menyatakan manusia pada dasarnya mempunyai tiga emosi dasar di antaranya,
1. Fear, yang nantinya berkembang menjadi anxiety (cemas)
2. Rage, yang akan berkembang antara lain menjadi anger (marah)
3. Love, yang akan berkembang menjadi simpati

Syamsudin (2004:114) menggolongkan bentuk-bentuk emosi di antaranya,
1. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
2. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
3. Rasa rakut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.
4. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indriawi, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.
5. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
6. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
7. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8. Malu: rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

E. Ekspresi Emosi

Ekspresi pada emosi bisa dilihat oleh orang lain meskipun diekspresikan secara verbal maupun non verbal. Ekspresi verbal misalnya berupa kata-kata dengan berbicara tentang emosi yang sedang dirasakan. Ekspresi non verbal merupakan ekspresi wajah, gerakan fisik, pengucapan, isyarat tubuh, dan tindakan-tindakan emosional.
1. Ekspresi wajah
Ketika hati dalam keadaan sedih atau bahagia, maka wajah pun akan tercerminkan sesuai perasaan tersebut. Ekspresi wajah menyesuaikan suasana hati. Sehingga hanya dengan melihat wajah seseorang, orang lain bisa menilai bagaimana perasaannya saat ini apakah bahagia, sedih, atau marah, takut, terkejut. Pada setiap jenis emosi, maka berbeda juga ekspresi yang ditunjukkan. Ekspresi wajah berkaitan erat dengan, ekspresi bibir apakah tersenyum atau tidak, ekspresi mata apakah menyatakan kesedihan, kemarahan, bahagia, dan lainnya.

2. Ekspresi vokal
Nada suara akan berubah mengikuti suasana hati. Apabila bahagia, maka suara akan berubah girang dan lebih ceria. Ketika seseorang sedang sedih, maka suara akan berubah lebih pelan, lebih rendah dan dalam dan juga tidak banyak bicara. Pada situasi marah, nada suara akan meninggi. Tidak jarang nada suara tertentu terkadang diartikan sebagai sebuah ekspresi hati/ emosi. Tidak jarang juga penggunaan nada yang tidak tepat dalam situasi tertentu membuat orang salah sangka tentang emosi atau perasaan saat itu.

3. Ekspresi fisiologis
Ketika emosi berubah maka kondisi fisiologis juga akan berubah meskipun tidak dirasakan secara langsung. Pada saat ketakutan, maka detak jantung akan meningkat, badan gemetar, bulu kuduk merinding, otot-otot menegang. Ketika marah, jantung juga berdebar, wajah memerah, dan sebagainya. ketika emosi sedih, secara fisiologis akan mempengaruhi kelenjar air mata untuk memproduksi air mata lebih banyak.

4. Gerak dan isyarat tubuh
Emosi akan diekspresikan melalui gerak tubuh. Misalnya ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka akan gugup dan bertindak lebih ceroboh, berkeringat dingin, tersenyum sendiri tanpa disadari, dan lain sebagainya. emosi kebingungan, maka tangan akan diletakkan di kepala, disertai dengan perubahan ekspresi wajah.

5. Tindakan-tindakan emosional
Pada saat seseorang sedang emosi sedih, maka akan cenderung lebih diam. Apabila dalam keadaan emosional marah, seseorang bisa jadi melemparkan benda, mendobrak meja, memaki maki, atau lainnya. Bentuk perilaku tersebut merupakan pelampiasan dalam mengeluarkan emosi. Biasanya setelah emosi tersalurkan melalui suatu tindakan emosional, emosi akan sedikit lebih berkurang.

F. Teori Emosi

1. Teori James Lange
Emosi adalah persepsi tentang perubahan tubuh. James menyatakan bahwa emosi adalah ketika kita merasa sedih, ketika menangis, marah, ketakutan. James dan Carl mengusulkan gagasan mengenai rangkaian kejadian pada emosi. Individu menerima situasi dan menghasilkan emosi. Individu bereaksi pada situasi dan memperhatikannya. Persepsi terhadap reaksi menjadi dasar untuk emosi yang dirasakan. Pengalaman emosi dirasa terjadi setelah perubahan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf otonom.

2. Teori Cannon Bard
Emosi yang dirasakan dan respons dari tubuh merupakan keadaan yang berdiri sendiri. Cannon mengajukan pendekatan untuk melihat adanya hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan melalui riset. Cannon kemudian menyatakan bahwa emosi merupakan apa yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi saling bergantung.

Menurut teori ini, emosi dihasilkan dari stimulus luar kemudian mengaktifkan hipotalamus. Hipotalamus mengirim output ke dua arah, yaitu (1) organ dalam tubuh dan otot-otot eksternal untuk tubuh berekspresi. (2) ke korteks serebral di mana pola diterima sebagai emosi yang dirasakan. Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini menyatakan bahwa perasaan dan reaksi tubuh berdiri sendiri-sendiri.

3. Teori Kognitif tentang Emosi
Teori ini memandang emosi sebagai hasil interpretasi kognitif dari rangsangan luar atau dalam tubuh. Proses interpretasi kognitif dalam teori ini dibagi menjadi dua, yaitu (1) Interpretasi stimuli dari lingkungan. Informasi dari stimulus pertama kali menuju ke korteks untuk diinterpretasikan berdasarkan pengalaman masa lampau dan masa kini. Kemudian pesan tersebut disampaikan pada sistem limbik dan sistem saraf otonom yang menghasilkan respons fisiologis.

Contohnya apabila seseorang yang kamu anggap buruk datang padamu, maka perasaan cemas atau takut sudah dirasakan. Namun apabila sahabat baik Anda datang maka perasaan bahagia muncul. (2) Teori ini menekankan pada strimuli internal dalam tubuh. Namun hal ini berlanjut pada interpretasi kognitif dari stimuli, di mana lebih penting daripada stimuli internal itu sendiri.

4. Teori Emosi dan Motivasi
Emosi dan motivasi berjalan beriringan atau bersamaan. Emosi ditempatkan sebagai suatu rangkaian dari emosi. Emosi merupakan bagian dari motif-motif atau dorongan. Tomkins mengungkapkan bahwa emosi merupakan energi bagi dorongan-dorongan yang selalu muncul bersama. Menurut Leeper garis pemisahnya sangat tipis yaitu seperti ketakutan. Ketakutan merupakan emosi tetapi juga motif pendorong perilaku. Orang merasa takut dan terdorong melakukan perilaku yang memiliki tujuan tertentu.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment